Pengikut

Selasa, 15 Maret 2022

Teks Anekdot

 

Pengertian Teks Anekdot

Sederhananya, anekdot itu adalah cerita yang terdiri atas rangkaian kalimat-kalimat lucu. Tapi, nggak semua cerita lucu bisa dikategorikan sebagai anekdot, lho!

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Jadi, pada dasarnya, anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh kejadian nyata.

Biasanya, teks anekdot tidak memberikan detail cerita, sehingga dampak dari cerita yang ditampilkan pun berjangka pendek. Anekdot bersifat lucu, menghibur, dan biasanya terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Selain itu, teks anekdot juga membicarakan topik secara spesifik dan kadang kala dibuat berdasarkan pengalaman pribadi.

 eks anekdot adalah teks yang berisi cerita singkat namun menarik karena memiliki efek lucu dan menyenangkan. Hanya saja, di dalam kelucuan teks ini terdapat unsur kritik yang halus.

Umumnya teks anekdot ditulis dengan mendasarkan pada peristiwa nyata yang memang benar-benar terjadi di kehidupan manusia, kemudian diberi rekaan oleh pembuatnya sehingga memiliki muatan lucu dan menyimpan kritik dibalik ceritanya.

Perbedaan Teks Anekdot dan Humor (Cerita Lucu)

Banyak orang yang gagal paham dan menyamakan kedua teks ini. Padahal, antara teks anekdot dan humor memiliki perbedaan yang jelas dan mudah untuk dipahami.
Untuk membantu pemahaman Anda, berikut ini perbedaan keduanya:
  • Secara ide cerita humor kental dengan rekaan, sedangkan anekdot umumnya berasal dari hal yang nyata (meski tetap ada rekaan)
  • Secara isi yang kedua, humor hanya berupa cerita lucu biasa yang berangkat dari kehidupan sehari-hari, sedangkan anekdot memiliki muatan kritik atau sindiran di dalamnya. Biasanya isinya membahas masalah yang menyangkut urusan banyak orang.
  • Secara fungsi komunikasi, fungsi humor lebih untuk sekedar hiburan, sedangkan anekdot fungsinya bukan sekedar hiburan, namun juga ada fungsi kritik atau sindiran kepada orang, peristiwa, atau fenomena yang perlu dikritisi

Struktur Teks Anekdot

Sebagai salah teks dengan genre cerita, teks anekdot memiliki struktur yang agak mirip-mirip dengan teks dengan genre cerita lainnya seperti teks cerpen atau teks hikayat. Berikut strukturnya:

1. Abstraksi

Bagian ini berisi penggambaran keadaan awal teks. Jelas posisinya paling awal.

2. Orientasi 

Bagian pengenalan dari tokoh-tokoh yang terlibat dalm cerita.

3. Krisis

Bagian yang berisi masalah atau konflik yang terjadi dalam cerita. Baik antara satu tokoh dengan tokoh lain maupun antara batin tokoh dengan sisi lain batinnya (konflik batin)

4. Reaksi

Bagian yang berisi reaksi terhadap krisis atau konflik yang diceritakan.

5. Koda

Bagian yang berisi penutup atau pemungkas cerita.

Unsur Kebahasaan Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki struktur kebahasaan tertentu yang membedakannya dengan teks-teks yang lain. Berikut ini kaidah kebahasaan atau unsur kebahasaan teks anekdot.

1. Kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu

Maksudnya adalah kalimat yang menunjukan bahwa yang diceritakan adalah sesuatu yang sudah terjadi. Misalnya kalimat semacam ini:
  • Sejak kemarin, ia sudah tidak pernah terlihat tertawa lagi.
  • Pada hari yang bersejarah itu, semua warga RT 05 terdiam melihat kepergian Ketua RT yang mereka cintai.

2. Kalimat Retoris

Maksud dari kalimat retoris adalah kalimat yang bermuatan pertanyaan namun pertanyaan tersebut tidak membutuhkan jawaban. Misalnya kalimat ini:
  • Apakah kamu benar-benar tega membiarkan anakmu terlantar?
  • Apa iya kamu tidak mau menikah?

3. Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu

Maksudnya adalah konjungsi atau kata hubung yang menghubungan dua buah kalimat untuk menunjukan waktu tertentu. Misalnya kalimat ini:
  • Aku sudah menunggu lama sejak pagi. Akhirnya, aku menyerah juga ketika malam tiba.
  • Lelah rasanya setelah berlari. Setelah itu, aku memilih mencari warung untuk mencari minum..  

4. Kata Kerja Aksi

Kata kerja aksi yang dimaksud adalah kata kerja yang memiliki makna perbuatan atau aksi tertentu sehingga ketika dibaca atau didengar ada kesan membayangkan suatu perbuatan. Misalnya adalah kata:
  • Mendengar
  • Melihat
  • Berbicara
  • Berlari
  • Menunduk

5. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang memiliki pengaruh untuk mendorong tindakan atau reaksi dari orang yang membaca atau mendengar kalimat tersebut. Biasanya ditandai dengan adanya tanda seru (!). Misalnya adalah kalimat:
  • “Tolong bukakan pintu!”
  • “Mohon jangan berisik!”

Cara Menyusun Teks Anekdot

Untuk menyusun sebuah teks anekdot, perlu diperhatikan beberapa hal:

1. Menentukan Tema

Tema adalah inti pembahasan yang dibahas dalam teks anekdot. Misalnya tentang keluarga, orangtua, politik, pendidikan, korupsi, dan sebagainya.

2. Menentukan Hal yang Ingin Kritik

Kritik disini maksudnya adalah hal yang akan dikritik dalam tema yang dipilih. Misalnya, jika yang dipilih adalah tema keluarga, maka fenomena keluarga mana yang akan Anda kritik? Apakah fenomena anak durhaka? fenomena anak tak tau terimakasih? atau apa?

3. Menentukan Hal Lucu atau Humor yang Ingin Diselipkan

Setelah menetukan apa yang hendak dikritik, maka selanjutnya adalah berfikir tentang hal-hal lucu yang mungkin akan diselipkan dalam teks anekdot yang akan dibuat.

4. Menentukan Tokoh

Jika sudah memikirkan poin ketiga, selanjutnya menentukan tokoh-tokoh yang akan dilibatkan dalam teks anekdot. 

5. Menentukan Kerangka Berdasarkan Struktur

Jika sudah, maka bisa membuat kerangkanya terlebih dahulu. Agar sistematis, kerangka teks anekdot dibuat dengan memperhatikan strukturnya yang terdiri dari lima poin.

6. Menentukan Alur

Alur cerita mesti juga diperhatikan. Bagaimana teks anekdot akan dikisahkan? apakah dengan alur maju? alur mundur? atau bagaimana?

7. Menentukan pola penyajian

Ketika enam poin sebelumnya jelas, selanjutnya adalah memutuskan bagaimana Anda akan menyajikannya? Apakah dengan pola narasi? atau melalui dialog?

8. Mulai Menyusun

Jika semua tahap sudah dilalui, mulailah menyusun teks anekdot dengan kreatifitas yang dimiliki.
Nah, demikianlah pembahasan materi teks anekdot mulai dari pengertian, struktur, unsur kebahasaan, perbedaan dengan humor, serta cara menyusunnya. Semoga bermanfaat.

Ciri-Ciri Teks Anekdot

Teks anekdot memiliki beberapa ciri-ciri yang perlu kamu tahu. Ciri-ciri tersebut telah dirangkum ke dalam infografik berikut.

Ciri-Ciri Teks Anekdot

Jadi, kalau kamu menemukan cerita atau teks lucu, coba dilihat dulu secara teliti ya, karena belum tentu teks atau cerita tersebut merupakan teks anekdot. Coba kamu teliti lagi apakah teks tersebut sesuai dengan ciri-ciri teks anekdot di atas.

 

Tujuan Penulisan Teks Anekdot

Selain itu, penulisan teks anekdot juga memiliki tujuan, lho! Biasanya, teks anekdot ditulis dengan tujuan untuk membangkitkan tawa pembaca, sebagai sarana hiburan, atau sebagai sarana untuk mengkritik.

Tujuan Penulisan Teks Anekdot

Wah, ternyata kritik bisa juga ya, disampaikan dengan cara yang lucu dan menghibur! Nggak perlu pakai kalimat-kalimat yang kasar dan menyakitkan hati. Hayoo, siapa di sini yang masih suka mengkritik dengan cara yang kasar dan menyakitkan hati? Jangan begitu ya, guys! Kritik itu harus bersifat membangun, bukan malah menjatuhkan. Oke?

 

Contoh Teks Anekdot

Sekarang, coba perhatikan contoh anekdot mengenai baju tahanan KPK di bawah ini!

Amar : “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”

Amir : “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Mar!”

Amar : “Saking kayanya mereka, sampai mampu memiliki baju termahal di Indonesia.”

Amir : “Hah, baju termahal di Indonesia? Baju apa itu?”

Amar : “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”

Amir : “Kok malah baju tahanan KPK?” (Bingung)

Amar : “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”

Amir : “Ooohh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku.”

(Contoh diambil dari sahabatnesia.com)

Pada contoh anekdot di atas, secara jelas percakapan itu membicarakan topik yang spesifik, yaitu KPK, sebuah lembaga pemberantas korupsi di Indonesia. Anekdot tersebut juga tidak memberikan detail sehingga akibat dari percakapan tersebut hanya berjangka pendek.

Jangan terkecoh dengan cerita humor yang banyak pula beredar luas di pasaran. Cerita humor yang berbentuk novel atau komik (cerita bergambar), biasanya berisi detail sehingga dampak dari cerita tersebut berjangka panjang. Selain itu, biasanya cerita tersebut dibuat agar para pembaca merasa termotivasi atau pencerita sengaja membagi pengalamannya kepada orang lain. Dalam cerita humor, tidak semua unsurnya berdasarkan pengalaman pribadi atau fakta. Mudahnya, cerita bisa dibuat-buat atau hanya bualan saja.

Untuk sekarang ini, teks anekdot tidak hanya dilakukan melalui lisan tetapi juga tulisan. Contohnya seperti yang sudah dikatakan di awal paragraf, melalui broadcast messages mengenai suatu kejadian lucu. Pesan ini bisa berupa dialog ataupun narasi. Pesan ini pun biasanya membicarakan topik yang terkini sehingga terdapat konteks yang berkaitan antara kejadian yang sedang berlangsung dan anekdot yang diceritakan.

Selain itu, teks anekdot dapat berupa meme atau komik strip pendek yang sekarang banyak diunggah di media sosial, terutama Instagram, kalian pastinya familier dong. Dengan perkembangan informasi dan berita yang sangat cepat, para pengguna ini kemudian membuat anekdot-anekdot dari kejadian yang masih hangat.

Tidak jarang juga teks anekdot digunakan untuk 'senjata' promosi atau bahkan menyindir kejadian-kejadian yang sedang hangat. Seperti definisi yang diberikan di KBBI, teks anekdot biasanya juga mengenai orang penting atau orang terkenal. Oleh sebab itu, tidak jarang pula anekdot dijadikan bahan lelucon yang merujuk ke satu orang yang spesifik.

 

Jadi, begitu teman-teman penjelasan mengenai teks anekdot, mulai dari pengertian, ciri, tujuan, dan contohnya. Mudah kan menulis teks anekdot? Untuk sekarang ini, teks-teks anekdot lebih sering digunakan untuk mengkritik dengan nada menyindir. Tentunya mengkritik kondisi sosial, politik, dan budaya yang belakangan ini hangat terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana