Pengikut

Kamis, 12 Mei 2022

1. PENGEN PEDE MENULIS?

 

A. Menulis

Menulis adalah kegiatan yang sebagian orang menganggap sebagai hal yang kurang bermanfaat, menjemukan bahkan banyak yang merasa malas karena belum paham manfaat apa yang bisa dia peroleh dengan kegiatan menulis.

Seorang penulis akan banyak ide, jika dia banyak membaca, banyak pengalaman, banyak pengetahuan dan banyak mengenyam manis pahit kehidupan. Namun, tidak cukup hanya itu saja modal seseorang bisa menulis. Karena untuk bisa menulis dibutuhkan suatu keberanian, kenekatan, motivasi, ketekunan dan daya imajinasi yang kuat. Tidak bisa salah satu saja karena kalau hanya modal nekat saja tanpa ketekunan,  motivasi, dan daya imajinasi yang kuat, kadang aktivitas menulis menjadi mentok karena kehilangan ide atau mentok gara-gara hilang semangat.

Oleh karena itu sebelum menulis sebaiknya tentukan dulu tujuannya, dan tanamkan semangat dalam hati, apa yang ingin dicapai sehingga saat menulis termotivasi untuk segera bisa menyelesaikan buku hasil tulisannya. Misalnya, dengan menulis berharap bisa menghasilkan buku best seller yang bukunya dipampang di etalase toko buku bergengai atau dengan menulis berharap, karyanya dipublikasikan oleh media cetak atau Koran ternama.

Menulis memang membutuhkan teori, akan tetapi jika kita terlalu banyak membaca teori akhirnya kita merasa terjebak sendiri oleh teori tersebut. Misalnya dalam teorinya harus mengikuti langkah-langkah yang terstruktur. Sementara saat kita menulis, ternyata strukturnya tidak sesuai. Dan akhirnya rencana menulis kita mentok karena takut salah. Jadi ujung-ujungnya takada hasil kita menulis hanya karena takut salah, tidak sesuai teori atau tidak sesuai struktur.Makanya menulis dibutuhkan keberanian, berani untuk menghasilkan karya, berani untuk dikritik dan berani untuk terus belajar menulis memperbaiki diri, agar tulisan kita semakin hari semakin baik.

Bagaimana caranya?

Untuk bisa menulis dengan baik, seorang penulis membutuhkan nutrisi otak yang baik dan istimewa. Nutrisi yang dimaksud adalah berupa bacaan, melek informasi, mau meneliti, mau mengamati dan mau survey secara langsung ke lapangan.

 Mengapa mau menulis, harus membaca dulu? Karena dengan membaca, maka semakin banyak ilmu yang bisa kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Membaca tanpa menulis ibarat orang pincang berjalan. Menulis tanpa membaca ibarat orang buta berjalan. Apalagi tidak membaca dan tidak menulis , maka dapat diibaratkan seperti  orang  pincang dan buta yang berjalan.

Kegiatan membaca dan menulis  masih rendah di negeri ini. Hal ini tidak saja terjadi pada masyarakat, bahkan di kalangan akademisi juga terjadi kondisi yang sama. Penulisan di kalangan akademisi baru sebatas keterpaksaan dan adanya aturan.  Menulis belum menjadi kesadaran bagi sebagian besar para  intelektual

Menulis merupakan kegiatan yang bisa dikerjakan oleh siapa saja, anak-anak, dewasa, tua, maupun muda. Menulispun bisa dikerjakan dimana saja, kapan saja, dan tentang apa saja. Jadi jangan takut salah menulis, jangan malas menulis dan jangan berpikir jika menulis hanya dapat dikerjakan oleh para intelektual saja.

Selasa, 10 Mei 2022

2. PENGEN PEDE MENULIS???

BAB I

PENGERTIAN 


A. Pengertian Menulis

Menulis adalah sebuah proses menciptakan suatu catatan, informasi atau cerita menggunakan aksara. Menulis bisa dilakukan pada media kerja dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.

Tapi awalnya, menulis dilakukan menggunakan gambar, seperti tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno. Pada akhirnya, tulisan aksara pun muncul sekitar 5.000 tahun lalu.

Orang-orang dari Irak menciptakan banyak simbol-simbol pada tanah liat. Simbol-simbol itu mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.

Menulis juga proses menuangkan kreativitas atau gagasan ke dalam bentuk bahasa tulisan, yang biasanya disebut dengan karangan. Karena, penulis mengungkapkan isi pikiran, ide, pendapat atau keinginannya melalui tulisan tersebut.

Namun, pengertian menulis juga memiliki banyak makna yang bermacam-macam. Hal ini tergantung pada seseorang atau ahli dalam mengartikannya.

1. KBBI

Berdasarkan KBBI, menulis adalah mengungkap gagasan, opini dan ide dalam rangkaian kalimat. Selain itu, menulis juga membuat huruf dengan pena atau pensil, menyampaikan pikiran atau pandangan, mengarang cerita dan menggambarkannya.

Karena itu, penulis juga akan dipengaruhi oleh isi hai, suasana hati dan latar belakangnya ketika menulis. Sehingga, penting untuk menentukan genre, gaya bahasa hingga perspektif yang akan disampaikan melalui tulisan.

2. Hargrove dan Pottet

Menurut Hargrove dan Pottet, menulis adalah upaya menggambarkan pikiran, ide dan perasaan dalam bentuk simbol. Maksudnya, simbol sistem Bahasa tulisan yang digadang-gadang sebagai media sarana komunikasi.

Hargrove dan Pottet menyebutnya simbol, karena menulis tak sekadar susunan kata tetapi juga berbentuk relief, prasasti dan banyak macamnya pada zaman dulu. Sampai akhirnya, bentuk komunikasi tulisan berbentuk huruf dan disusun dalam sebuah kalimat.

3. Tarigan

Tarigan (1986:15) menjelaskan bahwa menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulisan sebagai media penyampaiannya.

Ia juga mendefinisikan menulis sebagai upaya membuat lambang-lambang grafis, yang sudah banyak diketahui masyarakat umum berbentuk tulisan.

4. Lasa HS

Lasa HS dalam bukunya Menulis menjelaskan bahwa menulis itu sesederhana ketika seseorang berbicara sehari-hari tanpa harus kesulitan menuangkannya.

Lasa HS juga memberikan tips menuangkan ide yang lancar dan mudah. Tipsnya adalah penulis harus memiliki daya analisis, kualitas dan kuantitas bacaan dan penghayatan. 

Baca Juga: 10 Tempat yang Cocok Untuk Menulis Buku, Bikin Semakin Produktif!

Tujuan Menulis

Menulis tidak hanya sekadar merangkai kata-kata. Penulis perlu paham tentang tujuan menulis sebelum akhirnya tercipta sebuah karya sastra yang indah. Selain itu, tulisan juga merupakan media komunikasi antara penulis dan pembacanya.

Sehingga penulis menentukan dahulu tujuannya menulis untuk memberikan wawasan luas atau hanya memberikan hiburan kepada pembacanya. Berikut ini, 4 tujuan utama yang perlu dipahami:

1. Memberikan informasi

Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dipahami dan memberikan manfaat bagi seseorang atau pembacanya.

Menulis bertujuan memberikan informasi tentang sesuatu, baik berupa fakta, peristiwa, pendapat, pandangan dan data kepada pembaca. Sehingga pembaca bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru dari tulisan tersebut.

Berikut ini contoh menulis yang bertujuan memberikan informasi. Melalui tulisannya, penulis hendak menginformasikan manfaat dari tanaman ciplukan.

Ciplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim penghujan.Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 cm, dengan ciri fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. 


Daging buah ciplukan yang tidak hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing manis dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting, keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan, karena diangggap sebagai tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.

2. Membujuk

Membujuk adalah usaha untuk meyakinkan seseorang bahwa yang dikatakannya benar dengan kata-kata manis, merayu dan memikat hati. Tindakan ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya lewat tulisan.

Menulis bertujuan membujuk para pembaca untuk menentukan sikap, mendukung dan menyetujui gagasan, ide atau pendapat yang dituangkan oleh penulis. Karena itu, penulis harus bisa meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa persuasif.

Berikut ini tulisan yang memiliki tujuan membujuk untuk mempengaruhi perilaku atau tindakan pembacanya. Karena, penulis narasi yang seolah mengajak semua orang membuang sampah pada tempatnya.

Penanggulangan banjir dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, rutin membersihkan irigasi air dan melakukan perluasan tempat penampungan air. 

Dari berbagai cara ini hal yang paling mudah dilakukan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, karena dengan menumpuk sampah dapat menghambat dan menahan air saat hujan sehingga air akan meluap dan terjadilah banjir. 

Anda tidak ingin kebanjiran kan, maka dari itu mari kita ubah lingkungan menjadi lebih sehat dan aman dari ancaman banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan. 

Baca Juga: Cara Meningkatkan Keterampilan Menulis agar Lebih Berintegritas

3. Mendidik

Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Informasi atau data yang disampaikan melalui tulisan akan memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi para pembacanya.

Bahkan tulisan juga membantu mengasah dan menambah tingkat kecerdasan seseorang. Pada akhirnya, tulisan bisa mengubah dan ikut menentukan perilaku seseorang.

Berikut ini contoh tulisan yang bertujuan mendidik atau memberikan pesan moral kepada pembaca. Penulis berusaha menyampaikan bahwa menyontek adalah perilaku curang dan memberi tahu kalau belajar itu penting.

Saat ini Aldo sedang duduk menatap soal fisika yang ada di depannya. Ia terpaku karena tak bisa mengerjakan soal-soal itu. Dalam hati ia menyesal, karena semalam ia menghabiskan waktu dengan bermain game. 

Tak satu pun soal yang dapat terpecahkan, meskipun seluruh kekuatan otaknya sudah dikerahkan. Terlintas dalam pikirannya untuk bertanya pada teman yang duduk di sampingnya. Namun, ketakutan merayapi perasaannya, mengingat mata pengawas selalu berkeliaran di seluruh penjuru ruang kelas.

4. Menghibur

Menghibur adalah fungsi dan tujuan dalam komunikasi melalui tulisan. Karena, ada beberapa karya tulis yang memang bertujuan untuk menghibur pembacanya, seperti cerpen, novel atau cerita-cerita lucu lainnya.

Berikut ini contoh tulisan yang bertujuan menghibur pembacanya dengan cerita fiksi. Penulis membuat tulisan narasi atau ceritanya menggunakan imajinasinya yang digambarkan dalam bentuk tulisan untuk menghibur pembacanya.

Indah tersenyum sembari mengayunkan langkah kakinya. Angin dingin yang menerpa, bikin tulang-tulang di sekujur tubuh Indah bergemeretak. Lalu, Indah masukkan telapak tangan ke dalam saku jaket dan mencoba memerangi rasa dingin yang demikian menyiksa.

Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambut Indah saat Ayu membukakan pintu. Wangi yang kelak dirindukan ketika Indah sudah kembali ke tanah air. 

Namun wajah tampan Ario dihadapannya, akankah dirindukan juga. Ada yang berdegup keras didalam dada, tetapi Indah berusaha untuk menepisnya. Janganlah, Ario, sergah hati kecilku, janganlah biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Putri, dia sedang menanti kepulanganmu dengan cinta.

Fungsi Menulis

Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tak langsung antara penulis dan pembacanya. Karena, pada prinsipnya tulisan bisa menyampaikan pesan penulis kepada pembacanya.

Menurut D’angelo dalam Tarigan (1986:22), menulis sangat penting di bidang Pendidikan untuk memudahkan siswa berpikir secara kritis. Selain itu, menulis juga memudahkan seseorang untuk merasakan, menikmati, memperdalam daya tanggap atau persepsi untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi.

Karena, tulisan akan membantu seseorang memahami masalah-masalah yang dihadapinya dengan mudah. Ada pula fungsi lainnya, antara lain:

1. Fungsi Penataan

Menulis memiliki fungsi penataan terhadap gagasan, pikiran, pendapat dan imajinasi seseorang. Sehingga tulisan yang dituangkan oleh penulis bisa menggambarkan dan menjelaskan gagasan, ide pikiran, pendapat dan imajinasinya dengan jelas.

2. Fungsi Pengawetan

Menulis juga memiliki fungsi pengawetan untuk mengutarakan suatu cerita atau gagasan melalui tulisan yang berbentuk dokumen. Dokumen berisi tulisan inilah yang sangat berharga, karena bisa menceritakan suatu peristiwa yang sudah lampau, memberikan informasi hingga hiburan.

3. Fungsi Penciptaan

Menulis memiliki fungsi penciptaan, karena penulis telah menggambarkan atau menciptakan suatu peristiwa nyata maupun fiktif melalui tulisan. Sehingga bisa dikatakan karangan sastra memiliki fungsi penciptaan.

4. Fungsi Penyampaian

Gagasan, pikiran, pengalaman dan imajinasi yang dituangkan dalam sebuah tulisan menunjukkan bahwa menulis memiliki fungsi penyampaian. Karena, melalui tulisan itulah penulis menyampaikan informasi, pengetahuan dan pesan kepada pembacanya.

Baca Juga: Cara Menulis Cerpen Untuk Pemula

Manfaat Menulis

Kegiatain ini tidak hanya bertujuan memberikan manfaat kepada pembaca, tetapi juga penulisnya. Menurut Horiston dalam karya tulis Darmadi (1996:3-4), menulis adalah sarana untuk mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar.

Kegiatan ini juga bisa membantu memunculkan ide baru, melatih kemampuan membangun ide, melatih sikap objektif pada orang lain, membantu diri memecahkan masalah dan mendorong seseorang lebih aktif mencari informasi.

Selain itu, kegiatan ini juga memiliki manfaat lainnya bagi penulis, antara lain:

1. Material

Secara material, penulis akan mendapatkan manfaat berupa honorium dan pekerjaan sambilan untuk mendapatkan penghasilan lebih berkat kemampuannya.

2. Non material

Secara non material, penulis akan mendapatkan kepuasan batin setelah mengekspresikan diri, menuangkan gagasan, ide dan menyampaikan sebuah informasi dengan cara menulis.

Terlebih, bila tulisan mereka mampu memberikan informasi tambahan, membujuk dan menghibur pembacanya. Maka respons ini akan semakin menambah kebahagiaan diri penulis.

3. Popularitas

Penulis juga bisa tumbuh menjadi sosok yang terkenal melalui tulisan-tulisannya yang menarik minat pembacanya. Popularitas inilah termasuk manfaat lain menulis, selain manfaat material dan non material.

Teknik Menulis

Karena menulis adalah suatu proses untuk menghasilkan sebuah karya sastra yang sumbernya berasal dari pikiran. Jadi, kegiatan ini bukanlah aktivitas yang sembarangan dilakukan.

Ada sejumlah teknik menulis yang harus dikuasai untuk membuat tulisan layak dibaca dan mudah dipahami, antara lain:

1. Jenis tulisan

Jenis tulisan merupakan bentuk penulisan sebuah karya sastra yang harus ditentukan pertama kali sebelum memulai menulis. Misalnya, jenis tulisan yang akan dipilih berupa opini, fakta atau imajinasi yang sekadar menghibur pembaca.

Penentuan jenis tulisan ini akan mempengaruhi tahapan-tahapan menulis berikutnya dan pesan yang akan disampaikan penulis. Karena, jenis tulisan yang ditujukan untuk pembaca dewasa dan anak-anak akan berbeda.

2. Pertimbangan pembaca

Pertimbangan pembaca adalah respons pembaca secara menyeluruh tentang sebuah tulisan. Hal ini sangat penting untuk menentukan tulisan apa yang akan dibuat untuk memenuhi kedinginan pembaca.

Di sisi lain, pertimbangan pembaca ini akan membantu membuat tulisan yang sebelumnya belum pernah ada dan informasi yang disampaikan penulis sudah pasti akan berguna bagi pembaca.

3. Orientasi publik

Orientasi publik merupakan tahapan menentukan target pembaca tulisan. Penentuan orientasi publik ini akan memudahkan proses menulis yang sedang dikembangkan, karena penulis sudah paham pesan yang akan disampaikan tertuju kepada siapa.

4. Menentukan tema dan ide tulisan

Tema adalah pokok pikiran yang menjadi landasan tulisan dan ide adalah materi yang akan dibahas dalam tulisan. Penulis bisa menentukan tema dan idenya sebelum menulis iini dengan melakukan riset atau observasi untuk mengembangkan informasi. Sehingga tulisan akan lebih berisi, sesuai dengan kebutuhan pembaca dan lebih tepat sasaran atau tidak bias.

5. Mengembangkan ide

Ide adalah topik yang akan dibahas dalam sebuah tulisan dan bertujuan memberikan informasi. Sehingga penulis membutuhkan keterampilan dalam berbahasa untuk mengembangkan ide dalam bentuk tulisan yang lebih mudah dipahami.

6. Unsur tulisan

Unsur tulisan merupakan isi di dalam sebuah tulisan, yang terdiri dari gagasan, tuturan, tatanan dan wahana. Unsur tulisan inilah yang membantu menentukan sebuah kalimat baik atau buruk.

Kalimat yang baik adalah kalimat yang efektif sehingga mampu menyampaikan pesan dalam tulisan lebih jelas dan tepat ke sasaran pembaca.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Motivasi Menulis Anti Gagal

7. Gaya tulisan

Gaya tulisan merupakan tanda pengenal penulis ke pembacanya. Karena, setiap penulis pasti memiliki gaya tulisan masing-masing sehingga menjadi ciri khas, agar pembaca bisa langsung mengenal penulis dengan membaca tulisannya saja.

Selain itu, gaya tulisan ini sangat perlu ditentukan supaya bisa disesuaikan dengan tujuan dari tulisan, seperti menyampaikan informasi, membujuk atau sekadar menghibur pembaca.

8. Ejaan

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dalam tulisan serta penggunaan tanda baca. Penentuan ejaan ini penting bagi penulis agar pembaca mudah memahami tulisannya, baik dari susunan kata, penggunaan tanda baca, imbuhan dan awalan.

9. Penyuntingan

Penyuntingan adalah kegiatan membetulkan sebuah karangan yang dianggap kurang sempurna agar menjadi lebih indah. Penyuntingan adalah teknik terakhir dalam dalam menulis untuk menghindari adanya ejaan yang salah, kalimat ambigu dan pesan tulisan menjadi bias. Supaya, nantinya pesan yang disampaikan kepada pembaca tidak membingungkan dan pembaca pun bisa menikmati karya penulis

Senin, 09 Mei 2022

9. Writing is My Passion

  Nama                : Lilis Ernawati

Pertemuan        :    9
Waktu              :  Selasa, 29 Maret 2022 
Pukul                : 19.00  wib s.d selesai
Moderator        : Ibu 
Narasumber     : Ibu Dra. Sri Sugiastuti,  M.Pd
Judul                : Writing is My Passion



Minggu, 08 Mei 2022

KISAH ORANG-ORANG HEBAT DI GARUT

 

1. 
ADANG SUTARDI : ANAKKU PEWUJUD IMPIANKU




Abah, ...  itulah panggilan semua orang di kampus kami pada lelaki pendek, berambut putih yang sudah tidak muda lagi ini. Tidak hanya para dosen yang memanggilnya "Abah", tapi semua mahasiswa dan siswa SMA Muhamaddiyah pun sama, memanggilnya "Abah." Padahal beliau memiliki nama asli  Adang Sutardi. Namun, sepertinya panggilan Abah lebih tenar dari nama asli yang diberikan orangtuanya kepada Bapak Adang Sutardi ini.

Abah adalah panggilan untuk laki-laki tua yang sering digunakan di suku sunda, biasanya karena lelaki itu sudah memiliki cucu dan cucu-cucunya yang memanggilnya dengan sebutan Abah. Namun, julukan Abah di sini, bukan karena kami cucunya, akan tetapi beliau sendiri yang meng-abah-kan kepada semua orang. Termasuk aku di dalamnya pun, memanggilnya Abah.

Namun dalam artikel ini, bukan ketenaran nama Abah yang akan saya kupas. Melainkan suri tauladan beliau yang harus kita contoh sebagai pahlawan pendidikan, kalau menurutku.

Abah Adang, adalah laki-laki kelahiran Garut Asli yang lahir di bulan Juli tahun 1957. Berarti sekarang beliau sudah berumur 65 tahun. Alhamdulillah, Abah Adang, masih sehat, masih senang bercanda dan masih cekatan mengerjakan pekerjaannya sehari-hari.

Pekerjaan Abah Adang sehari-hari adalah sebagai penjaga kampus di Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Arqom Muhamaddiyah Garut. Sebelumnya Abah Adang bekerja sebagai penjaga sekolah di SMA Muhammadiyah Garut.

Berbekal ijasah SD, sebagai alumnus dari SD Wanaraja tahun 70-an, Abah hanya bisa menjadi penjaga sekolah saja. Bukan karena tidak mau melanjutkan, akan tetapi masalah ekonomi menjadi salah satu hambatannya.Namun hal itu tidak membuatnya kecil hati. Dalam hatinya berjanji, sebisa mungkin bisa menyekolahkan anak-anaknnya hingga sarjana.


Pada usia 20-an, Abah Adang menikahi seorang wanita cantik bernama Naen Suryati. Ibu Naen adalah wanita kelahiran 1965, berbeda 8 tahun dengan suaminya Abah Adang Sutardi.  Dari pernikahan itu, Abah Adang dikaruniai enam orang anak, lima  perempuan dan satu laki-laki. Dan lima anaknya  bisa Abah Adang sekolahkan hingga sarjana Strata-1 dan yang bungsu masih SMA. Inilah yang membuatku salut pada Abah Adang. Masa lalunya, membuatnya sadar jika pendidikan itu sangat diperlukan untuk bekal hidup anak-anaknya kelak. 



Jika kita berpikir secara akal, rasanya tidak mungkin Abah Adang bisa menyekolahkan kelima anaknya hingga sarjana Strata-1 DAN SATU ANAK DI SMA 1 Garut, begitupun pendapat saudaranya, orangtuanya, bahkan orang-orang di sekelilingnya yang awalnya mencemooh, dan menganggap Abah Adang terlalu ketinggiian mimpinya.

Namun Abah Adang, begitu percaya diri dan sudah bertekad bulat untuk menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana Strata-1. Dan Alhamdulillah mimpi Abah Adang kesampaian. Kelima anak pasangan Abah Adang dan Ibu Naen semuanya berpendidikan sarjana dan si bungsu masih SMA. Ada pendapat seorang ahli yang mengatakan, jika antara keinginan dan usaha itu seperti halnya magnet bumi yang sangat kuat tarik menariknya. Di mana keinginan kita kuat, usaha kita kuat, maka impian kita akan tercapai. Manjada wa Jada.  

Niat baik Abah Adang  menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi membuatnya diberikan rejeki yang melimpah walaupun hanya sebagai penjaga sekolah yang saat itu mendapatkan gaji sebesar Rp 300.000,00, akan tetapi alhamdulillah semuanya bisa tertutupi. Abah dan istrinya tak pernah lelah berusaha, dengan membuka kantin di kampus STAIDA. Namun karena tekadnya yang besar pihak kampuspun menyambut niat baik Abah dan memberi bantuan kepada anak-anaknya, agar bisa lulus hingga sarjana Strata-1 Sehingga ada yang memiliki gelar sarjana pendidikan dan sarjana ekonomi. Mereka sekarang ada yang mengajar di sekolah TK,  SD dan ada juga yang bekerja di swasta.

Abah Adang, adalah sosok orangtua dulu, akan tetapi berpikiran modern. Baginya, warisan yang abadi adalah pendidikan yang tinggi, baik itu pendidikan formal maupun non formal, bukan harta yang berlimpah atau jabatan yang tinggi, karena semua itu hanya sementara. Namun jika ilmu yang diwariskan, bisa diwariskan lagi pada generasi berikutnya.



Alhamdulillah kini anak-anak Abah Adang sudah berumah tangga dan sudah mandiri. Abah bahagia melihat mereka bisa hidup dan menghidupi dirinya tanpa merepotkan orang lain. Tinggal satu lagi yang masih duduk di bangku SMA. Berikut nama anak-anak Abah Adang :
1. Neneng Suminar, S.Far bekerja di Gobras Tasikmalaya
2. Iin Maryati, S.Pd. Mengajar di SD Wanaraja
3.Nurul Aeni, S.E., mengajar di TK
4. Muhamad Ramdani, S.E. , Karyawan swasta
5. Sri Fatmawati, S.E., Mengajar di TK Baiturohim
6. Yuliani, SMAN 1 Garut

Abah, memang sosok yang luar biasa. Semoga prinsip Abah Adang, bisa aku terapkan pada anak-anakku kelak, karena dengan ilmu mereka bisa
 selamat dunia dan akhirat dan bisa menyelamatkan semua umat dari kebodohan dan kefakiran.





fiorentia viviane lesmana