Pengikut

Selasa, 13 Desember 2022

MATERI DAN PRAKTIK DRAMA MAHASISWA STAIDA MUHAMMADIYAH GARUT

1. Asal Kata Drama 



Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu Draomai yang memiliki arti berbuat dan bertindak. Sedangkan kata drama sendiri memiliki arti suatu perbuatan dan tindakan. Pengertian drama secara umum yaitu suatu karya sastra yang ditulis dalam bentuk dialog dan mempunyai maksud untuk menampilkan sebuah pertunjukan yang diperankan oleh aktor.


2. Pengertian Drama

  • Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama adalah cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Teks drama sendiri merupakan suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan 
  • Menurut Moultoun, drama merupakan kisah hidup yang dilukiskan dalam sebuah pertunjukan gerak.
  • Menurut Ferdinand Brunetierre, drama merupakan sebuah seni yang dapat menghasilkan sebuah gerakan dan aksi yang dapat dipertontonkan.
  • Menurut Budianta, drama merupakan alur cerita sastra yang mempertontonkan penampilan fisik secara lisan atau diaolog yang dilakukan antar pemain.
  • Menurut Tim Matrix Media Literita, drama yaitu sebuah bentuk cerita yang menggambarkan kisah kehidupan manusia melalui perilaku tokoh yang dipentaskan.
  • Menurut Seni Handayani, drama merupakan sebuah komposisi yang dihasilkan dari seni sastra dan seni pertunjukan, sehingga menciptakan dua jenis drama, yaitu drama dalam bentuk tertulis dan drama dalam bentuk pertunjukkan.
  • Menurut Wildan, drama merupakan komposisi yang dilahirkan dari beberapa cabang seni, sehingga drama dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu drama bentuk teks tertulis dan drama dalam bentuk dipentaskan.
  • Menurut Anne Civardi, drama merupakan kisah yang ditampilan melalui kata-kata dan diperagakan dengan gerak.





3. Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Kisahnya
  • Tragedi, yaitu drama yang memiliki alur cerita kesedihan
  • Komedi, yaitu drama yang memiliki alur cerita tentang kelucuan para tokoh
  • Tragekomedi, yaitu drama yang dipadukan antara drama tragedi dan komedi
  • Opera, yaitu drama yang dilakukan dengan cara dinyanyikan sembari diiringi dengan musik
  • Melodrama, yaitu drama yang dilakukan ketika berdialog sembari diiringi musik
  • Farce, yaitu drama yang berupa dagelan, tetapi tidak keseluruhan adegan dalam farce sama dengan dagelan
  • Tablo, yaitu drama yang tokohnya lebih mengutamakan gerak, para tokoh tidak melakukan dialog hanya melakukan berbagai gerakan saja.
  • Sendratari, yaitu perpaduan antara drama dengan seni tari.


4. Jenis Drama Berdasarkan Tempat Pementasannya
  • Drama Panggung: drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.
  • Drama Radio: drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat, tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
  • Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak dapat diraba.
  • Drama Film: drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya dipertunjukkan di bioskop.
  • Drama Wayang: drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.
  • Drama Boneka: para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan, tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.


5. Jenis Drama Berdasarkan Ada Tidaknya Naskah
  • Drama Tradisional: yaitu drama yang tidak menggunakan naskah.
  • Drama Modern: yaitu drama yang menggunakan naskah.


6. Unsur Intrinsik Drama, yaitu unsur yang membangun dari dalam
  • Judul merupakan nama suatu drama, atau hal apapun. judul merupakan unsur kunci dalam suatu drama atau seni ainnya (buku, novel, dan lain-lain).
  • Tema merupakan keseluruhan dari cerita yang dibuat /ide pokok/akar yang menjadi dasar atau pokok utama dari drama.
  • Plot atau Alur disebut juga sebagai jalan cerita yang disusun sedemikian rupa dari tahapan-tahaapan peristiwa sehingga membentuk rangkaian cerita. 
  • Tokoh cerita/ perwatakan merupakan pemeran yang terlibat dalam cerita/konflik konflik pada sebuah drama. 
  • Dialog merupakan serangkaian percakapan dalam cerita. 
  • Konflik merupakan masalah, pertikaian, pertentangan yang terjadi pada suatu drama yang dialami  tokoh utama dengan dibantu oleh tokoh-tokoh penunjang
  • Latar atau setting merupakan tempat terjadinya setiap peristiwa yang berlangsung dalam alur cerita. Tak hanya itu, latar mencakup peralatan, waktu, pakaian, budaya, serta yang berhubungan dengan kehidupan para tokoh dalam cerita.
  • Amanat merupakan pesan moral kepada penonton yang isampaikan secara tersirat artinya tidak tertulis dalam naskah namun dapat diambil hikmah dari alur, konflik cerita. Ini merupakan bagian amat penting dan tidak boleh dilupakan dalam sebuah drama.
  •  Bahasa. Bahasa yang digunakan dalam sebuah drama memiliki kekhasan yang mengacu pada budaya, kehidupan sehari-hari, sosial budaya, serta pendidikan. Bahasa digunakan untuk menghidupkan cerita, agar cerita senantiasa komunikatif.

https://youtu.be/dhEHgzxiR34




7. Unsur Ekstrinsik Drama

  • Latar belakang pengarang
  • Nilai agama kepercayaan
  • Situasi sosial budaya 
  • Kondisi politik negara  
  • Psikologis pengarang





8. Macam-Macam Tokoh dalam Cerita
  • Berdasarkan peran: tokoh utama (central) merupakan tokoh yang dikuatkan atau tokoh utama dalam sebuah cerita atau drama. Sedangkan tokoh tambahan (figuran) merupakan tokoh yang membantu atau mendukung cerita. Dalam cerita, dapat memiliki beberapa tokoh utama, yang dapat dikenali dengan sering munculnya dalam cerita. Sedangkan tokoh figuran hanya muncul beberapa scene, kehadirannya hanya untuk menunjang cerita dari tokoh utama.
  • Berdasarkan watak, tokoh antagonis adalah tokoh yang digambarkan sebagai sosok yang penuh keliciikan, jahat dan penyebab munculnya suatu konflik. Sedangkan tokoh protagonis, merupakan tokoh yang mengalami konflik bersama tokoh antagonis. Adapun tokoh tritagonis, fungsinya sebagai penengah antara antagonis dan protagonis. ada juga Deuteragonis atau tokoh utama sekunder adalah karakter paling penting kedua setelah protagonis  dan sebelum tritagonis. Karakter deuteragonis bisa membantu ataupun menyusahkan karakter protagonis. Karakter sidekick (karakter yang biasanya mendukung protagonis), juga dapat disebut karakter deuteragonis.
  • Berdasarkan perkembangan, tokoh statis yaitu tokoh yang relative tetp tidak megalami perubahan dari mulai cerita sampai akhir. Sedangkan tokoh yang berkembang ialah tokoh yang mengalami perubahan seiring dengan konflik- konflik yang terjadi pada alur cerita.


    9. Struktur Teks Drama
    • Prolog merupakan bagian awal dari sebuah drama. Prolog biasanya digunakan untuk menceritakan gambaran drama yang akan dimainkan secara umum.
    • Dialog merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah drama. Dialog berfungsi sebagai penghantar komunikasi antar tokoh.
    • Epilog merupakan bagian akhir atau bagian penutup dari sebuah drama. Epilog biasanya berisi tentang kesimpulan dan pesan yang bisa diambil dari cerita drama tersebut.


    10. Tahapan-Tahapan Alur

    • tahapan awal (orientasi), tahapan pengenalan tokoh- tokoh cerita serta perwatakan, latar, dan lain sebaginya. 
    • pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik. Pada tahap ini, konflik yang merupakan bumbu agar suatu drama lebih menarik akan terjadi. Konflik- konflik ini tentunya melibatkan semua pemain (tokoh). Dalam tahap ini pula penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat. 
    • komplikasi, tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik, semaki banyak insiden-insiden terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik utama pada alur cerita 
    • Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Ditahapan ini merupakan tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita. 
    • Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang aseli dari setiap tokoh akan muncul di tahapan ini. 
    • Akhir, pada tahap ini adalahbagian the ending of the story, dalam tahap ini semua konfiks telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.



    11. Jenis-Jenis Alur
    • Alur /cerita maju adalah jenis alur cerita yang disusun secara kronologis dan berurutan, mulai dari awal hingga akhir cerita. Peristiwa dalam cerita bergerak maju dan tidak kembali ke masa lalu. Alur ini sering digunakan dalam cerita pendek   atau novel yang berfokus pada pengembangan karakter atau konflik
    • Alur Maju adalah jenis alur cerita yang disusun secara kronologis dan berurutan, mulai dari awal hingga akhir cerita. Peristiwa dalam cerita bergerak maju dan tidak kembali ke masa lalu. Alur ini sering digunakan dalam cerita pendek   atau novel yang berfokus pada pengembangan karakter atau konflik.

    • Alur Mundur adalah jenis alur cerita yang peristiwa dalam cerita bergerak mundur dari akhir ke awal. Alur ini sering digunakan dalam penulisan naskah film-film   misteri atau drama untuk memberikan kejutan pada penonton.
    • Alur Campuran adalah jenis alur cerita yang terdiri dari beberapa bagian atau episode. Setiap episode dapat memiliki alur maju atau mundur. Alur campuran sering digunakan dalam naskah serial televisi atau novel seri.

    •  Alur Sorot Balik (Flashback) adalah jenis alur cerita yang mengingat kembali peristiwa masa lalu untuk membantu pembaca memahami cerita saat ini. Alur ini sering digunakan oleh penulis novel  atau film untuk memberikan konteks pada karakter atau konflik.

    •  Alur Klimaks  adalah jenis alur cerita yang mencapai puncak konflik atau krisis pada bagian akhir cerita. Alur ini sering digunakan dalam film atau novel petualangan atau aksi.

    • Alur Antiklimaks  adalah jenis alur cerita yang mencapai puncak konflik atau krisis di awal cerita atau sebelum akhir cerita. Alur ini sering digunakan dalam film atau novel dengan ide cerita  dengan genre komedi atau satire.

    • Alur Kronologis  adalah jenis alur cerita yang mengikuti urutan waktu yang sebenarnya. Peristiwa dalam cerita disusun berdasarkan waktu atau tanggal. Alur ini sering digunakan dalam buku sejarah atau autobiografi





    12. Tujuan Drama
    • Sebagai sarana hiburan untuk masyarakat, baik kalangan pelajar maupun kalangan umum.
    • Memperoleh pengetahuan tentang seni teater
    • Sebagai media pengembangan bakat mengenai estetika




    13. Manfaat Drama
    • Dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang dan meningkatkan nilai sosial seseorang
    • Memberikan kesempatan untuk memberikan kreasi dalam drama
    • Dapat mengontrol emosi dengan baik
    • Dapat lebih menghargai pendapat orang lain dengan lebih baik
    • Dalam dunia pendidikan drama dapat digunakan sebagai sarana edukasi yang baik dan menyenangkan


    14. Hukum Pementasan Drama
    • Blocking.Seorang Pemain hendaknya dapat mengatur diri saat berdiri di atas panggung, tidak diperkenankan bagi seorang pemain untuk membelakangi penonton
    •  Backing. Pemain harus dapat mengatur arah berdiri karena tidak boleh melakukan penyampingan badan yang berdampak pada gerakan yang menutupi penonton. 
    • Moving. Perpindahan dilakukan karena adanya motivasi yang tepat untuk berpindah, Ketika Melakukan perpindahan. Si pemain tidak boleh menutupi pemain lain yang sedang berdialog.
    • Grouping. Pengelompokan dimaksudkan untuk menyeimbangkan posisi panggung. Jangan melakukan posisi penumpukan pada satu sudut, melainkan harus menyeimbangkan kebeberapa sudut di atas panggung.
    • Crossing. Penyilangan dilakukan untuk membagi gerak secara rapi, Penyilangan juga dilakukan pemain untuk menghindari blocking dan penumpukan posisi pemain. Selain itu, arah keluar harus sama dengan arah masuk.

    15. Ciri-ciri Pementasan Drama
    •  Dalam drama vokal tidak harus kuat, karena diperkuat atau diambil oleh mikrofon,
    • Emosi tidak perlu kuat, karena akan diperkuat oleh kamera,
    • Make up cukup tipis karena akan diperkuat oleh kamera.
    • Pengambilan secara partial atau sebagian-sebagian yang dipotong sangat pendek sesuai dengan yang akan diceritakan, sehingga adegan yang salah bisa diulang-ulang hingga mencapai seperti yang dikehendaki oleh sutradara





     

    fiorentia viviane lesmana