Pengikut

Sabtu, 26 Maret 2022

Teknik Belajar Bicara yang Memukau

 

Waktu              :  Sabtu, 26 Maret 2022 
Pukul                : 19.30  wib s.d selesai
Moderator        : Wijaya Kusuma
Narasumber     : Samsul Rahman, MA 
Judul                : Teknik Belajar Bicara yang memukaU




Excellent Public Speaking, Awal Gagap Akhir Mantap

manusia adalah Makhluk yang malas, kita malas mendengarkan jika yang kita bicarakan tidak benar-benar membujuk (persuasif). 
Mari kita pahami bahwa ternyata berbicara itu tidak hanya mengucapkan, berbicara itu punya tujuan dan punya harapan, tidak asal bunyi. Berbicara itu membuat orang semangat, membuat orang mendapatkan ilmu, membuat orang terbuka wawasan dan pikirannya.

Kita akan malas mendengarkan orang berbicara apabila tidak membawa benevit, tidak membawa keuntungan bagi orang yang mendengarkan.

Jumat, 25 Maret 2022

4. Kasih Sayang Anak Terhadap Binatang

 


 KASIH SAYANG ANAK TERHADAP BINATANG

Oleh Lilis Ernawati, M.Pd

 

“Huuuh, lelah sekali, “kataku sambil duduk di lantai dan meluruskan kakiku.

Perjalanan yang sangat melelahkan. Kemarin kami berangkat dari Garut sekitar pukul 16.00 wib dan sampai ke Jakarta pukul 23.00 wib. Karena besok pagi suami harus mengejar apel  pagi pukul 06.00 wib di jalan Merdeka Barat. Selesai suamiku upacara, kemudian menjemput aku dan anak-anak ke Mess Kemhan dan kami berangkat ke Rumpin, kantor suamiku berada.

Ini  adalah kali pertama aku ke Rumpin Bogor, ternyata lumayan jauh. Aku kadang bayangkan, suamiku yang setiap Jumat harus pulang dan Minggu malam berangkat lagi, begitu terus dia jalani. Tak pernah lelah bahkan bosan. Luar biasa. Semoga sehat selalu suamiku sayang.

Sesampai di sana, kami di sambut oleh seekor kucing, dia langsung menatap aku dan anak-anakku bergantian, seakan sedang memperkenalkan diri. Kemudian kucing itu menggosok-gosokkan kepalanya ke kakiku dan anak-anakku.

"Meong, meong, "katanya.

Aku tak mengerti apa yang kucing itu katakan. Tapi aku merasa kucing itu seperti mengucapkan selamat datang.

Anakku langsung menggendongnya, ternyata kucingnya jinak banget. Kucing itu terlihat senang sekali. Kami biarkan dia di ruang tamu, duduk sambil menikmati ademnya AC yang sangat menyejukkan. 

Suamiku menurunkan barang-barang, dan aku langsung menyiapkan makan. Sementara anak-anakku berleha-leha tiduran di lantai melepas lelah.

Kebetulan aku membawa ayam goreng, dan tinggal menghangatkan saja, terus menanak nasi, nyambel. Menu sederhana dan cepat. Selesai kami makan, tulang-tulang ayam dan kaki ayamnya aku kumpukan dan aku suruh De Khansa berikan ke kucing itu dengan  dicampur sedikit nasi. Ternyata, dia lapar banget. Tapi kami heran, kenapa tidak dia habiskan. apa tidak suka?

"Mah, masih ada sisa makanannya, "Kata De Khansa.

"Harusnya jangan banyak-banyak ngasih nasinya, kan sayang kebuang, "kata De Khansa lagi. 

"Mungkin dia sudah kenyang De, nanti juga balik lagi, "ucapku menghibur.

Karena kelelahan kami tidak peduli lagi, yang penting sudah kami siapkan makan. Namun alangkah terkejutnya kami, tak lama setelah itu, dia datang bersama ketiga anaknya dan menyuruh anaknya makan.

Aku terharu banget. Dalam hati, mungkin emak kucing itu sebenarnya belum kenyang,  tapi karena dia sayang anak, makanya dia makan alakadarnya saja, dan sisanya untuk ketiga anaknya. Betapa mulianya hati emak kucing ini. 

Aku langsung membuka lemari, kuambil kepala dan leher ayam, kupotong-potong dan dicampur nasi lagi. Kemudian aku suruh De Khansa memberikannya lagi pada kucing itu.

"De, ini tambahin lagi, kasihan anak-anaknya., "kataku sambil menyerahkan sepiring nasi yang sudah diaduk-aduh dengan tulang leher dan kepala  ayam.

"Sini Mah, "Kata De Khansa semangat. Dia paling senang jika disuruh mengurus dan ngasih makan kucing. Sedangkan kakak-kakaknya maunya mainin dan godain kucing aja.

Kucing itu langsung menggosok-gosokkan kepalanya ke kakiku, dia seperti mengucapkan terima kasih. Kami semua tertawa melihat tingkah kucing itu. Tiba-tiba De Khansa berkata, "kangen sama Si Belang yang di rumah, lagi apa yah dia, "katanya.

Belang adalah kucing liar yang setia pada kami. Cerita awal kami mengenal belang sangat mengenaskan. Kami menemukannya dalam keadaan luka di bagian perutnya. Dia seperti disiram air panas entah air aki mobil. Bagian kulit perutnya melepuh hingga bulu-bulunyapun takada.

Saat itu aku ambil, aku mandikan dan aku obatin setiap hari pagi, siang, sore. Kami beri makan dan tempat tinggal di kardus, yang kami simpan di garasi. Sebenarnya, kami juga dulu sempat kesel sama Si Belang, gara-gara pas abis melahirkan, dia ngotot ingin anaknya disimpen di lemari baju. Aku mengusirnya dan menyimpannya di rumah kosong.

Namun saat aku menemukannya terluka, anak-anaknya tidak ada. Sepertinya dia ngotot ingin masuk ke rumah orang lain dan menyimpan anaknya di sana. Gara-gara keras kepala itu akhirnya dia diguyur pakai air panas oleh orang tersebut kayaknyasih,  dan anaknya dibuang. Kasihan sekali dia, kucing yang ingin mempertahankan hidup anaknya agar terhindar dari dinginnya malam dan binatang buas, harus mengorbankan dirinya disakiti orang dan dipisahkan dari anak-anaknya.

Singkat cerita setelah tiga bulan, lukanya mulai sembuh, bulu-bulunya sudah mulai tumbuh lagi. Kucing ini jadi dekat sekali dengan anak-anak. 

Si Belang, kucing yang gak pernah rewel, dia mau makan apa saja yang kami makan, tahu, tempe, bakwan, apa saja dia mau.

Istimewanya Si Belang itu dia kayak yang mengerti jika kami sedang mengobrol, dia akan memperhatikan wajah kami dan menatapnya. Dan jika De Khansa pergi main dengan teman-temannya, dia akan membuntutinya terus seperti pengawal saja.

Belang kucing pinter, bisa diajak bermain bola, main tali bahkan main petak umpet. saking dekatnya dengan keluargaku, dia tidak pernah malu untuk membuka pintu jika pintu ditutup. Dan dia akan menggedor-gedor pintu kalau dikunci. Awalnya kami takut saat malam-malam ada yang memukul-mukul pintu. ternyata Si Belang, yang memukul-mukul pintu, rupanya dia kedinginan di luar. Walaupun ada kardus tempat dia tidur. Dia ingin tidur di dalam rumah saja. Kalau tidak dibukakan pintunya, dia akan terus memukul-mukul pintu sambil berteriak. Lama-lama dongkol juga dan berisik, jadi terpaksa kami bukakan. Biasanya dia langsung ambil posisi tidur di kesed atau di karpet.

Banyak kisah yang telah belang berikan kepada kami. Suatu hari, saat aku dan anakku terbangun di waktu subuh, kami mendengar Belang seperti sedang berantem, tapi sendiri. Kami pikir Belang sedang latihan berantem, karena dia suka begitu. Tapi apa yang terjadi, saat kami melihatnya keluar, kami melihat Belang sedang berantem dengan seekor ular kecil. Dan alhamdulillah Belang menang. Dan ular itu jadi santapan pagi Si Belang.

Belang benar-benar menjaga rumah kami, coba kalau ular kecil tadi menyusup ke rumah kami dan mengigit kami, apa tidak membahayakan?

Setiap hari Belang selalu nongkrong di depan pintu, jadi jika ada kucing lain yang ingin minta makan, dia suka ngajak berantem dulu.. Dia tidak mau majikannya direbut. Belang mempunyai rasa cemburu yang tinggi, saat De Khansa mengelus kepala kucing lain, dia pasti akan segera menyerang kucing itu dan menyuruhnya pergi. Dia tidak mau kasih sayang kami terbagi kepada kucing lain.

Selain kucing, ada burung Merpati yang betah di rumah kami, padahal rumah majikannya dekat. Ada pula ayam yang senang di rumah kami.

 Lucunya lagi, kalau pagi, siang dan sore hari, binatang-binatang itu berisik minta makan. Mereka seperti tahu jika makan yang sehat adalah 3x sehari. Dan yang membuat aku heran, merngapa mereka seakan tahu jam waktu makan?

Namun kucingpun ada kelemahannya, antara lain. dia tidak mengerti bacaan spanduk di rumahku, padahal yang tertulis adalah Resto tahu Gejrot Ceu Lilis. Tapi yang kucing-kucing tahu rupanya adalah Rumah Makan Kucing sehingga saat mereka lapar, mereka datang ke rumahku. ha...ha...ha...

Aku tak pernah melarang anak-anakku menyukai binatang, kubiarkan mereka berinteraksi dengan binatang, karena menurut mereka binatang adalah teman di saat mereka sendiri. Tapi karena kondisi ekonomi kami yang pas-pasan, kami tidak bisa memberikan makanan lebih selain makanan yang kami makan. Dan alhamdulillahnya setiap binatang liar yang mampir ke rumah kami tidak pernah rewel kami beri makan apa saja.

Saat anak-anakku berteriak, "meng, ... meng, ..., meng,... meng,... meng." Pasti kucing di komplekku yang mendengar suara anak-anakkuku hapal jika De Khansa, Kakak atau Abang akan memberi makan. Biasanya aku suka menyuruh anak-anakku mencampur tulang  ikan dan ayam dengan nasi, sehingga mereka kenyang semua.

Sedangkan jika anak-anakku berteriak, "kur,... kur,...kur,...kur." Maka yang datang itu pasti ayam-ayam dan merpati. Itu biasanya jika ada sisa nasi di rumah. Daripada dibuang ke tempat sampah, yah lebih baik diberikan pada yang lebih membutuhkan.

Malam telah tiba, kulihat kucing-kucing itu tidur di kursi yang ada di pelataran rumah dinas kami. 

"Pah, emang biasanya kucing-kucing itu tidur di sini, "Tanyaku.

"Gakpernah, biasanya cuma lewat doang, "Jawab suamiku.

"Tapi kenapa saat kita datang, dia jadi betah di sini yah, "Tanyaku lagi.

"Enggak tahu juga, mungkin instingnya tahu, jika kita suka ngasih makan kucing, "Kata De Khansa menimpali dari belakang.

Kami biarkan kucing-kucing itu setiap malam tidur di kursi dan kami beri mereka makan alakadarnya juga, sesuai yang aku masak. Alhamdulillah kucingnya tidak rewel.

Setelah dua minggu kami di Bogor, kamipun harus kembali lagi pulang ke Garut. Anak-anak mengelus kepala kucing itu sebagai tanda perpisahan. Dan ternyata,  kini saat kami tidak ada di rumah itu, kucing-kucing itupun tidak tinggal di rumah lagi. Mungkin dia tahu jika tak ada yang akan memberinya makan, karena suamiku lebih sering makan di luar dibandingkan di rumah.

Perjalanan kami pulang ke Garut, alhamdulillah lancar. Sesampainya di rumah yang anakku cari bukan makanan, melainkan Si Belang. Tumben dia tidak ada. Biasanya dia langsung menyambut kami. 

"Meng,... meng,...meng,..., "teriak anak-anakku. Tapi tak datang juga.

Si Belang tidak ada,  sepertinya  saat kami pergi ke Bogor, ada yang mengambil atau membuangnya. Karena aku melihat jumlah kucing di sekitar rumahku tinggal sedikit. Biasanya satpam suka membuang kucing-kucing yang berkeliaran di komplek karena banyak yang merasa risih dan suka bau kotoran kucing.

Si Belang benar-benar tidak ada, anakku yang bontot, De Khansa,  sampai menangisinya sesenggukan. Karena merasa kehilangan. Dia cari-cari hingga keluar kompleks perumahan, ke pasar dan sepanjang jalan raya dekat rumah. namun semuanya nihil.

Padahal dulu, saat kami sekeluarga di rawat di Rumah Sakit Guntur gara-gara terpapar Covid-19, Belang ditinggal hingga dua minggu, tapi dia tetap tidur di dus yang ada di luar dan bermain-main di rumah. 

Kini, semua tinggal kenangan. Hanya photo-photo kenangan Belang saja yang masih banyak tersimpan di album photo  gawai anakku. Semoga Belang ditempat baru tidak kelaparan dan mendapat majikan yang lebih baik.


Rabu, 23 Maret 2022

3. KASIH SAYANG ANAK TERHADAP SESAMA

 


KASIH SAYANG ANAK TERHADAP SESAMA

Oleh Lilis Ernawati

 

Siang ini panas sekali. Seperti biasa sepulang dari  kerjaanku,  aku langsung menjemput anakku yang sekolah di SDIT Persis Tarogong 2. Sambil menunggu anakku keluar kelas, kubuka gawaiku dan kubuka beberapa grup yang sudah numpuk chatannya.

Tiba-tiba suara kecil memanggilku, “Mamah, Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuhu, “jawabku sambil memberikan tanganku untuk dicium sama anakku.

Khansa anakku langsung naik motor di belakang. Kemudian  aku langsung menyalakan motornya. Keluar dari sekolah.  Situasi agak sedikit macet kalau bubaran sekolah atau pas masuk sekolah. Karena sekolah anakku termasuk sekolah favorit di kotaku sehingga banyak sekali muridnya.

Saat mendekati lampu merah, kami terpaksa ikut antrian kendaraan yang lainnya. Aku fokus ke depan. Ternyata anakku sedang memperhatikan dua peminta-minta yang ada di sebelah motorku. Peminta-minta itu adalah seorang wanita muda sekitar 30 tahunan yang sehat dan tidak cacat dengan seorang lelaki berusia 45 tahunan yang terlihat agak rabun.  Kudengar percakapan mereka sekilas.

“Dapat uang berapa Neng, “Tanya lelaki itu.

“Baru 169 Pak, “jawab perempuan mudanya.

Ini hari jumat, sehingga pukul 9.30 wib anakku sudah pulang.  Dalam hatiku berkata,  “Ehm, pantas saja  banyak orang yang mengemis, rupanya penghasilan mereka luar biasa. Dengan waktu 2 jam saja sudah mendapatkan uang segitu, bagaimana jika sampai sore dan tiap hari, penghasilan kamipun kalah oleh mereka.”

Sedang asyik-asyiknya aku melamun, tiba-tiba peminta-minta itu mengulurkan tangannya padaku.

“Maaf dulu bu, “ kataku sambil tersenyum.

Tiba-tiba Khansa bertanya, “Kenapa Mamah gak ngasih?”

Aku tersenyum sambil menjalankan motorku. Setelah agak jauh dari peminta-minta itu akupun menjawab, “Masih banyak yang lebih membutuhkan.”

“Oh, “jawab anakku pendek.

Sesampainya di rumah, aku langsung memasukkan motorku dan tiba-tiba seorang nenek yang sudah renta membawa dagangannya menawarkanku baso dan siomay. Tapi aku masih kenyang. Kusuruh Khansa memberikan uang pada nenek itu.

“Mamah mau beli, “Tanya anakku.

“Tidak Nak, kasihin aja sama nenek itu, bilang buat jajan gitu, “jawabku.

“Mamah kok aneh, yang minta-minta gak dikasih, giliran nenek itu gak minta-minta malah dikasih, “jawab anakku heran.

“Neng  ini mau baso atau siomay, “kata nenek itu.

“Enggak usah nek, uangnya buat nenek aja beli makanan, “jawabku.

“Makasih banyak yah neng, emaktuh bawa barang punya orang. Emak jualin agar bisa makan, “cerita nenek tersebut.

“Memangnya anak-anak nenek kemana, “tanyaku lagi.

“Mereka merantau mencari buat makan, mungkin belum punya uang untuk ngasih emak, “jawab nenek itu dengan sedihnya.

“Nenek udah makan belum, saya ada masak kangkung sama ikan dan tahu tempe, “tanyaku.

“Udah neng, “jawab emak perlahan. Aku tahu Nenek itu menyembunyikan rasa malunya untuk meminta.

“Sebentar Nek, saya bungkusin yah. Tapi dimakan yah. Ini gak pedas kok, “ujarku lagi.

Aku masuk ke dalam rumahku. Kubungkuskan makanan buat nenek penjual baso dan kusertakan juga beberapa bungkus susu dan kopi lalu kumasukkan kedalam kresek hitam.

“Nek, dimakan yah, jangan dibuang, saya cuma punya ini, “kataku.

“Makasih banyak Neng, “jawab nenek itu lagi.

“Semoga amal ibadah Neng diterima di sisi Allah dan diberikan ganjaran yang luar biasa, Amin yra, “kata nenek lagi.

“Amin, makasih doanya Nek, Nenek juga yang sehat, hati-hati di jalannya, “kataku.

“Emak permisi dulu yah Neng, “pamitnya padaku.

“Iya mak, hati-hati yah, “Kataku penuh dengan kekhawatiran. Nenek tua itu berjalan dengan badan yang setengah bungkuk dan tergopoh-gopoh. Badannya yang renta masih harus membawa beban keranjang jualannya yang masih tersisa setengahnya. Dalam hatiku bersyukur, aku masih diberikan kelebihan oleh Allah dan semoga diakhir hayatku tidak sengsara seperti nenek tadi.

Khansa sedari tadi memperhatikan yang aku lakukan. Dia kemudian bertanya, “Kenapa mamah malah lebih memilih nenek itu untuk diberi dibandingkan dengan peminta-minta dijalanan tadi?, “tanyanya.

“De, saat kita ingin memberi seseorang kita harus melihat juga, apakah orang itu pantas kita beri atau tidak, tadi Dede perhatikan  tidak orang yang  di lampu merah,  Bagaimana menurut Dede?, “tanyaku .

“Yang laki-laki sudah tua dan agak rabun sedangkan yang perempuan masih sehat dan kuat, “jawab anakku datar.

“Menurut Dede, siapa yang lebih pantas diberi?. “tanyaku.

“Nenek tadi, “jawab De Khansa lagi

“Kenapa?, “tanyaku lagi.

“Karena nenek tadi sudah lebih tua, tidak ada yang menemani  terus tidak mau meminta-minta, walau sudah tua dia masih mau bekerja mencari nafkah walaupun mungkin untungnya cuma sedikit, “jawab De khansa dengan serius.

“Nah itu maksud Mamah, saat kita memberi membuat orang malas, akan membuat mereka semakin tidak mau berusaha, mereka akan lebih senang meminta dibandingkan bekerja keras mencari nafkah. Tadi Dede dengar kan percakapan pengemis di lampu mereh?, “tanyaku.

“Iya Mah, hebatnya, mereka cuma dua jam sudah mendapatkan uang sampai 169 ribu, kalau gaji Mamah sama pengemis besar siapa?, “Tanya anakku sambil tertawa.

“Penghasilan Mamah sama pengemis yang besar pengemis, tapi  kan Mamah tidak menjual muka Mamah dengan meminta-minta, itukan memalukan dan menurut hadistnya juga tangan di atas lebih baik di banding tangan di bawah, “jawabku panjang lebar.

“Coba nenek tadi, kalau ingin mendapatkan uang sampai seratus ribu saja, misalnya,  dia untung dua ribu dari setiap bungkus basonya, berarti dia harus menjual baso sampai 50 bungkus. Menjual 50 bungkus itu bisa jadi dari pagi hingga sore atau mungkin baru dua hari bisa menjualnya, itupun harus keliling-keliling berjalan kaki, “ujarku menjelaskan.

“Iya yah Mah, berarti kita saat memberi harus melihat-lihat, apakah orang yang diberi pantas untuk kita bagi atau tidak, agar mereka tidak terbiasa mengemis, “kata Khansa yang mulai mengerti maksud kata-kataku.

Aku tersenyum sambil menganggukkan kepalaku.

Sejak saat itu anakku kadang tanpa disuruh lagi sering memberi orang-orang yang dia anggap memang lebih membutuhkan dibandingkan orang yang masih muda, sehat dan kuat. Terutama nenek itu yang hampir setiap hari melewati rumah kami. Setiap beliau lewat, aku tak pernah repot-repot lagi membungkus nasi buat nenek baso. Anakku biasanya sudah sigap memasukkan makanannya, sementara aku lebih senang ngobrol nemani nenek itu ngopi dan istirahat di pelataran rumahku.

Inilah hidup, tak selamanya memberi itu akan bermanfaat buat orang lain. Karena mungkin saja dengan memberi, membuat orang yang sebenarnya masih sanggup bekerja menjadi malas dan tidak mau berusaha. Karena Allah swt mengajarkan kepada kita untuk berusaha dalam mempertahankan hidup, bukan hanya meminta saja.

Seperti inilah aku dalam mengajari anak-anakku, bukan hanya teori saja, akan tetapi dengan praktik dan alasan yang kuat agar mereka tahu siapa dan bagaimana cara kita membantu dan menyayangi serta peduli pada sesama.

 


Memori jamnas 91


 Memori Jamnas 91

oleh Lilis Ernawati


Malam ini hujan turun begitu deras. Aku termenung sendiri,  menunggu  mataku lelah. Dingin menusuk kulitku, … kutarik selimut dan kubuntal tubuhku hingga tertutup semua.  Tapi mata ini tak kunjung terpejam. Kubuka gawaiku, kubaca satu demi satu grup Whatsapp, banyak sekali kelas kuikuti untuk menambah nutrisi otakku. Kubuka sebuah grup yang selama ini jarang aku pedulikan, karena terlalu banyaknya pe-er di kelas PGRI. Grup PJ 91 alias purna jambore nasional 1991.

Angan-anganku kembali menerawang ke masa silam. Masa-masa dimana aku masih kecil dulu. Masa yang begitu indah dan penuh dengan kebahagiaan. Menjadi anak-anak itu menyenangkan, tidak ada beban hidup yang harus aku pikirkan, selain belajar dan bermain.

Saat itu aku masih kelas 4 SD, wali kelasku Bapak Hardi namanya. Saat itu sedang menceritakan tentang pramuka dan berbagai kegiatan yang sering dilaksanakan di pramuka, diantaranya jambore nasional. Aku tertarik sekali, sepertinya mengasyikkan.  Dalam hatiku berdoa, semoga Allah memberikanku kesempatan untuk mengikuti  jambore nasional tersebut.

Waktu terus berlalu, saat itu aku sekolah di SMP Kramatmulya. Impianku untuk mengikuti Jambore Nasional sudah terlupakan. Banyak kegiatan yang aku ikuti, akan tetapi yang paling aku suka adalah pemantapan materi matematika. Dalam satu hari siswa-siswi yang menggemari matematika harus mengerjakan soal sebanyak 100 soal. Tantangan ini menurutku sangat mengasyikkan. Dari keaktifanku itu, aku terpilih menjadi pengurus OSIS dan menjadi wakil ketua OSIS. Kemudian ada kegiatan pramuka, aku mengikutinya begitu saja, tanpa keseriusan. Namun, setiap kegiatan pasti aku akan laksanakan dengan sebaik mungkin. Mungkin inilah yang membuat guru-guru terutama pembina OSIS, Bapak Ikin  Sodikin(Alm.) dan Bapak Nana Rukmana (Pembina Pramuka sekaligus pembimbing matematika) memilihku untuk ikut seleksi peserta Jamnas 1991. Saat itu aku kurang ingat juga berapa orang yang diseleksi. Kalau tidak salah sampai 50 orang deh. Namun, akhirnya yang terpilih, hingga tingkat kabupaten itu hanya aku alias Lilis Ernawati, Imelda, Tatang Triana dan Budi. Kami berempat perwakilan dari SMPN Kramatmulya Kwarran Kramatmulya. Karena jatahnya satu Kwarran, empat orang peserta.

Tahap demi tahap kami lewati dengan penuh kebahagiaan. Karena setiap kegiatan, kebutuhan kami semua dijamin termasuk uang jajan. Yang penting ada kemauan pada diri kami dan kami serius latihannya. 

Saat melaksanakan kegiatan seleksi tingkat kabupaten, rasanya senang sekali dan lucu, karena setiap saat kami harus selalu melaksanakan kegiatan sambil bernyanyi-nyanyi. Awalnya janggal bagiku, apalagi saat melihat anak laki-laki yang sedang masak sambil bernyanyi potong bebek angsa. Pokoknya menyenangkan sekali.  Kegiatan pramuka tidak hanya bernyanyi saja, ada sholat berjamaah, mengaji, lomba khotbah, puisi, olahraga, mencari jejak dan masih banyak lagi.

Setelah seleksi, kami persiapan berangkat ke Jakarta. Huuuuuh, … rasanya luar biasa, bisa ikut perkemahan tingkat nasional. Sebelum pemberangkatan, kami berkumpul di  Wisma Permata yang ada di dekat  lapangan olahraga Mashud Wisnusaputra. Di sini kami diperiksa semua perlengkapan, termasuk sepatu, baju, kaos,  tas, pokoknya komplit. Semua dijamin oleh kabupaten. Baju pramuka kamipun di jahit oleh penjahit yang terkenal di Kuningan lho, namanya penjahit  Selaras, bangga sekali rasanya. Jahitannya enak dipakai dan rapi banget. Biasanya yang menjahit di sini adalah orang-orang yang berkantung tebal. Karena kalau menurutku sayang banget, mahal ongkos jahitnya atau para pegawai kantoran yang memakai seragam dinas.

Sebelum kami berangkat, ada rasa khawatir pada diriku karena takut mabok. Tapi aku akalin saja, pusarku kutempel dengan hansaplas, katanya biar gak masuk angin. Sebelum keberangkatan, kami upacara dan dilepas oleh bupati saat itu Bapak Aang Kunaefi (Alm) dan Kak Kwarcab, Letkol Purn Mawardi (Alm). Sepanjang jalan, kami tertawa bernyanyi, riang sekali. Pembimbing kami namanya Ka Ratna (mamahnya Esa), Ka Unan, Ka Cicih,  Kak Udi, Kak Udin dan Kak Nunung. Alhamdulillah semuanya  sampai saat ini masih ada dan sehat. 

Sesampai di Cibubur, kami langsung pembentukan RT  hingga kecamatan, pokoknya kayak pemerintahan begitu. Kami pun dijadwal  untuk mengambil makanan, masak dan ikut kegiatan. Jadi ada piket yang bagian beres-beres tenda. Intinya semua mengasyikkan. Karena kemping tingkat nasional tidak sesulit kemping kita di daerah. Tenda sudah disediakan, lampu-lampu bahkan makananpun sering dibantu masaknya oleh kakak-kakak pendamping.

Hari pertama kegiatan, adalah upacara pembukaan. Hal yang paling membuat kami senang adalah kami bisa berdekatan dengan Bapak Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto untuk menerbangkan balon bersama-sama. Selanjutnya setelah upacara, kami melaksanakan karnaval dengan menggunakan pakaian adat, pakaian profesi dan ada juga yang menjadi pengantin lho.  Saat itu aku menggunakan pakaian wisuda lengkap. Dari Kuningan, andalan kami untuk kesenian adalah Neng Esa, dia anaknya Kak Ratna, cantik pintar, mungil dan pandai jaipongan. Sedangkan aku saat itu Musikalisasi Puisi.

Kegiatan yang paling menyenangkan lainnya adalah saat penjelajahan. Kami melewati kebun Kayu Putih, dan perumahan warga yang memiliki banyak pohon rambutan.  Tapi sayang saat itu rambutannya tingga sedikit. Terus kamipun melewati jalan luas yang sedang dibangun, yah, …  pembangunan jalan tol. Hari itu belum ada jalan tol seperti sekarang. Saat penjelajahan banyak haling rintang yang kami ikuti, seru-seru pokoknya, antara lain merayap dibawah jeruji besi, berjalan diatas bamboo, loncatin kolam dan masih banyak banyak lagi deh yang bikin kami belepotan. Pemimpin reguku hari itu namanya Gita dari kadugede, usianya lebih muda dari kami, tapi karena badannya lebih besar, makanya dia yang ditunjuk.

Selain kegiatan penjelajahan, kegiatan permainanpun  banyak, dan yang lebih seru saat kami diundi untuk kegiatan karya wisata. Dan aku saat itu kebagian jalan-jalan ke  Taman Impian jaya Ancol. Banyak permainan yang kami ikuti, akan tetapi, aku gakmau ikut main kora-kora, halilintar atau ontang-anting. Aku sukanya permainan yang menyenangkan saja, jangan yang menakutkan he, … he, … karena aku takut ketinggian dan jantungku suka berdegup kencang. Lucunya, teman-teman naik permainan yang menegangkan setelah makan kenyang, jadinya banyak yang muntah deh.

Hal yang paling menyedihkan saat itu adalah, saat tetangga tenda kami, kalau gak salah dari Indaramayu ada yang sakit dan meninggal. Agak serem juga yah kalau dengar yang meninggal. Jadinya kami tidur berdekat-dekatan, karena takut. 

Sedangkan hal yang paling asyik adalah kalau malam, kami bisa jalan-jalan lihat pasar malam. Aku ingat, saat itu aku membeli rok celana dan baju putih ada gambar hello kittynya, lucu banget. Kemudian aku beli gantungan kunci yang ada nama seseorang yang aku suka. Dan gantungan kunci itu katanya masih ada sampai sekarang. Luar biasa yah.

Banyak ilmu, dan sahabat yang aku dapat saat kegiatan jamboree nasional ini. Kami diperkenalkan dengan saka-saka di pameran yang kakak-kakaknya cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Kami juga bisa melihat-lihat pameran yang diikuti oleh setiap daerah. 

Cerita lucunya, saat kami mandi. Kami mandi di kamar mandi yang panjang banget, tanpa sekat. Ha, … ha, … kami telanjang bersama. Sebab kalau gak begitu, nanti kami ketinggalan kegiatan. Gakbisa sendiri-sendiri. Lagian kalau mandinya sendiri pasti seram. Kecuali ke WC, ada ruangan-ruangan yang hanya di tutup terpal saja. Jadi kami ngisi air dulu buat BAB atau pipis.  Pernah satu ketika, aku sakit perut malam-malam. Udah ditahan-tahan, tapi perut tetap aja melilit. Jadinya pukul 02.00 wib malam aku terpaksa ke WC, takut sih. Apalagi saat itu habis ada yang meninggal, akan tetapi aku beranikan saja. Karena memang ada kakak-kakak yang bertugas menjaga keamanan berjaga-jaga tidak tidur.

Setelah kejadian malam itu, aku berhati-hati makan. Karena takut sakit perut lagi. Dulu teman sesekolahku Imelda, kolokan banget. Mungkin karena dia biasa dimanja oleh keluarganya. Jadi kemana-mana suka minta diantar melulu, kadang-kadang aku suka ditraktir sama dia. Setiap mau kemana-mana kami memang tidak boleh sendiri, harus dengan  teman agar jika tersesat tidak panik. Karena cibubur luas banget dan masih banyak pohon-pohon besarnya. Terus ada juga danau yang katanya banyak cerita menyeramkan di sana, walaupun danaunya indah banget.

Malam terakhir kegiatan, setelah kami saling berkenalan dengan kontingen-kontingen lain, kami mengadakan pesta api unggun hingga pukul 22.00 wib. Setelah itu  kami membentuk  lingkaran kemudian menyanyikan lagu api unggun, sedih banget. Aku aja sampai menangis.  Kami berpegangan tangan dengan orang di sebelah kami, seakan kami berat untuk berpisah. Kemudian kami bersalaman bermaaf-maafan dan mengucapkan salam perpisahan. Nah di sinilah ada tragedi yang menegangkan, saat aku menangis dan bersalam-salaman, tiba-tiba ada yang mencium pipiku, aku tersentak kaget sekali. Siapa dia, kok berani sekali. Pas aku lihat, orang papua, tapi aku gak tahu siapa namanya. Dan lupa seperti apa wajahnya, yang kuingat wajahnya khas papua hitam dengan gigi putih mengkilap dan keriting. Karena malam itu gelap sekali, hanya cahaya api unggun yang menerangi kami dan mataku juga sembab sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, siapa pelakunya. Makanya hingga kini aku penasaran juga, siapa yah orang pertama yang menciumku?

Setelah perpisahan itu, kami langsung bersiap-siap pulang ke kampung masing-masing. Kami semua naik bus dengan kondisi mata yang sembab. Kami menangis sedih karena berpisah dengan teman-teman semua. Saat bus mulai berjalan, kami melambaikan tangan kepada peserta lain di bus lain dan yang masih di luar.

Perjalanan kami terasa semakin menyedihkan, karena sepanjang jalan terdengar suara takbir,… yah, suara takbir, … besok Idhul Adha. Jadi malam lebaran kami di perjalanan. Perjalanan kami Alhamdulillah lancar. Dan kami sampai ke Kuningan pukul 04.00 wib. Kami semua istirahat di kantor pemda. Sambil menunggu jemputan. Tapi aku tidak ada yang menjemput. Jadi saat ada angkot yang menuju kea rah rumahku, aku langsung naik. Dan pulang. Sebelumnya tak lupa kami saling berpamitan.

Yah, itulah kenanganku, aku lelah,... ngantuk, … bobo dulu ah, …




30. Mengelola Taman Bacaan

 Nama                : Lilis Ernawati

Pertemuan        :    30
Waktu              :  Senin, 25 Maret 2022 
Pukul                : 19.00  wib s.d selesai
Moderator        : Ibu Rosminiyati
Narasumber     : Bapak Bambang Purwanto, S.Kom, Gr
Judul                : Mengelola Taman Bacaan



Sesuai dengan poster di atas,   materi yang akan dibahas dengan tema "Mengelola Taman Bacaan" dengan Narasumber Bapak Bambang Purwanto, S.Kom., Gr. atau lebih dikenal dengan  panggilan Mr. Bams atau Ayah Salwa atau Mario Teduh.  
Yuk simak CV beliau dengan mengeklik tautan berikut ini. 

https://penamrbams.id/cv-bambang-purwanto/

Woow sejuta prestasi telah beliau ukir, pencapaian yang luar biasa diusia yang masih muda.
Seperti biasa, kuliah malam ini dibagi menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Pemaparan materi 
3. Tanya Jawab
4. Penutup 

Menurut Mr Bams,   "Buku sangat identik dengan penulis. ini gambaran tentang TBM. Nama TBM kami adalah TBM AS Lebakwangi. Awal berdiri tanggal 5 Oktober 2011 dengan nama TBM Ayah Salwa. Nama Ayah Salwa digunakan sebagai nama TBM, dengan alasan menggunakan nama panggung kalau sedang mendongeng. 



Walau akhirnya di tahun 2012 TBM Ayah Salwa diganti dengan nama TBM AS Lebakwangi.
TBM AS Lebakwangi saat berdiri masih bergabung dengan rumah. Rumah mungil berukuran 21 meter persegi. Rumah yang terdiri dari Ayah Salwa, Ibu Salwa dan Salwa anak semata wayang.
TBM AS Lebakwangi hadir karena kepedulian kepada anak-anak. Ayah Salwa sang pendongeng merasa perlu mengajak anak-anak untuk senang membaca. Awal berdiri tidaklah mudah. Tantangan dari pasangan pun menjadi tantangan pertama yang harus dinegosiasi. Memberikan penjelasan kepada pasangan itu pun butuh perjuangan alias senyuman manis. 
Mengawali dengan mengumpulkan buku-buku yang dimiliki di rumah. Terkumpul ada sekitar 200 buku. Kami simpan di sebuah box. Setelah terkumpul, saya memilih tanggal yang sekiranya baik, maka kami lahirkan TBM Ayah Salwa pada tanggal 5 Oktober 2011. Berarti sekarang umumnya sudah masuk 10 tahun.

Mengawalinya kami siapkan sebuah rak, dengan 3 trap. Rak pertama saya simpan koran dengan buku pengunjung. Rak kedua saya simpan 20 buku cerita anak-anak. Rak ketiga saya simpan majalah bobo sebanyak 20 buah. Setiap pagi saya simpan di teras. Rumah kami tanpa pagar. Anak-anak sangat mudah sekali menjamah buku yang kami simpan di teras. Rumah kami kosong, karena Ayah Salwa dan Ibu Salwa bekerja. Salwa saat itu usianya masih 8 tahun. Setiap pagi saya antarkan ke rumah Ibu, sehingga rumah kosong. Kini Salwa sedang kuliah semester 2 di UNPAS dengan Jurusan Kependidikan Bahasa Indonesia. Mohon doanya agar bisa menjadi guru yang disenangi anak-anak kelak

Perjuangan membangun TBM saya diawali dengan pendekatan kepada tetangga, Ketua RT dan Ketua RW. Walau saat itu saya sedang menjabat sebagai Ketua RT, kini sih sedang menjabat Ketua RW 13 Lebakwangi Asri Desa Lebakwangi Kec Arjasari Kab Bandung

Saya ijin share google map TBM AS Lebakwangi. Alamat Lengkap TBM AS Lebakwangi adalah Perumahan Lebakwangi Asri D4 No 18 RT 04 RW 13 Desa Lebakwangi Kec Arjasari Kab Bandung Provinsi Jawa Barat
 https://www.google.com/maps/place/TBM+AS+Lebakwangi/@-7.0407779,107.6063948,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x2e68ebbab961d753:0xcefcfae9e4958ed5!8m2!3d-7.0407985!4d107.6085766?hl=id

TBM AS Lebakwangi dalam menjalani kegiatannya memanfaatkan facebook. Kini memang kurang aktif, karena pandemi dan saya menjabat Ketua RW sehingga lebih fokus mengelola keperluan masyarakat.

Apa yang dilakukan di facebook? Posting kegiatan-kegiatan yang dilakukan di TBM AS Lebakwangi. Kegiatan awal memang tidaklah langsung mengajak anak-anak membaca. Cara perdana adalah dengan mengadakan Dongeng Ayah Salwa. Ternyata anak-anak senang mendengarkan dongeng. Buku-buku kami keluarkan dan di gelar di meja yang telah disiapkan. Anak-anak berkumpul dan mendengarkan dongeng.

TBM AS Lebakwangi pun memiliki blog, walau jujur ternyata untuk istiqomah mengelola blog itu memang tidaklah mudah. Kini saya lebih fokus dengan penamrbams.id. 

Ini blog TBM AS Lebakwangi :
https://lebakwangimembaca.wordpress.com/

Silahkan berselacar disana, banyak informasi yang didapatkan.

Tinggal di Kabupaten Bandung sangatlah beruntung. Banyak pegiat literasi yang lebih dulu bergerak dibidang literasi. Mereka tidaklah memikirkan biaya, militansinya sangat terasa. Sebut saja TBM Arjasari dan Sudut Baca Soreang.

Dalam mengelola TBM AS Lebakwangi kami mencari pengelola yang sanggup menunggu. Bahkan kami memiliki 5 generasi yang pernah menjadi pengelola harian. Mereka kami berikan insentif. Mulai dari 100 ribu hingga yang terakhir 500 ribu. Dari mana uangnya ? awal dari pribadi, sampai akhirnya mendapatkan donatur karena mereka peduli dan melihat kegiatan di Facebook.

Apa sih keun?tungan membuat TBM? TBM bagi kami sekeluarga adalah tempat pengabdian. Tempat belajar untuk ikhlas, sabar dan senang dengan anak-anak. TBM tidaklah seseram Perpustkaan yang harus hening. Coba bayangkan anak-anak dengan riang membaca dengan bersahutan. Mereka tidak merasa terganggu. Bayangkan saat kita di perpusakaan sekolah misalnya, baru ngobrol sebentarnya saja langsung orang yang terdekat akan menatap tajam sembari sedikit mengeluarkan mata, heheh. Maaf jangan ribut ya 
Interaksi dengan TBM lain membuat jaringan TBM menjadi kuat. Silaturahmi pegiat literasi memudahkan untuk saling menguatkan. Ini kegiatan benar-benar sosial, enggak ada duitnya. Untungnya adalah kebahagiaan yang bisa melihat anak-anak membaca buku, pinjam buku, cerita bersama , belajar komputer, belajar internet, belajar bernyanyi, membuat puisi, dan banyak kegiatan lainnya.

Tahun 2013 saya diberikan amanah sebagai Bupati. Maaf bukan Bupati pemerintahan Kabupaten Bandung, tetapi Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Bandung. Mendapatkan amanah sebagai Ketua FTBM Kab Bandung periode 2013-2017. Menjadi ketua sebuah organisasi pun tidaklah mudah, tidak dapat biaya operasional. Untuk roda organsasi tetap berjalan, harus membangun kemitraan dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan (saat itu di Kab Bandung, adalah BAPAPSI masih berupa Badan belum Dinas)

Prestasi yang diraih dalam pengelolaan TBM AS Lebakwangi adalah :
1. Terpilih sebagai Ketua Forum TBM Kab Bandung periode 2013-2017
2. Juara ke 1 TBM se Kab Bandung tahun 2013
3. Juara ke 2 TBM se Provinsi Jawa Barat tahun 2013
4. Juara ke 1 TBM se Kab. Bandang tahun 2014
5. Juara ke 1 TBM se Provinsi Jawa barat tahun 2014
6. Anugerah Sabilulungan Award tahun 2018 dari Bupati Kab. Bandung
7. Juara ke 1 TBM Teladan se Kabupaten Bandung 2019

Tahun 2012, setahun sejak TBM AS Lebakwangi berdiri kami mendapatkan kejutan. Rizki yang tak disangka kami bisa membeli rumah yang masih dekat dengan TBM. TBM no 18 rumah yang baru no 26. Dekat loh. Sejak itu TBM AS Lebakwangi memiliki bangunan yang mandiri. Tidak seperti saat gabung dengan rumah pribadi. Saat itu kalau TBM buka, anak-anak bisa sampai membaca di dapur bareng Ibu Salwa, 😂

Apa hubungan TBM dengan Guru ? Guru sepantasnya menjadi buku sebagai sahabat yang bisa dicintai. Mencintai buku banyaklah cara, seperi Bapak-ibu yang saat ini sedang berjuang untuk melahirkan buku. Awalnya antologi selanjutnya buku solo. Kecintaan saya kepada buku sudah sangat tak bisa dipisahkan. Rumah pun penuh buku dimana-mana

Pengalaman seru di TBM, bila ada kegiatan. Seperti kegiatan BIMTEK. BIMTEK TBM yang dilaksanakan di Hotel Grand Pasundan tahun 2011 mengantarkan saya bisa bertemu dengan para pegiat literasi tingkat Nasional. Seperti GOL A GONG, Wien Muldian, Agus Munawar, Agus M. Irkham, Bu De Kiswanto, dan lain-lain



 ini Salwa saat TBM AS Lebakwangi mendapatkan anugerah Sabilulungan Award. Foto bareng bersama Bupati Kab Bandung Bapak Dadang Naser

Program yang menarik buat kami adalah gelar buku ke sekolah-sekolah yang dekat dengan TBM AS Lebakwangi. Dengan menggunakan motor membawa buku sekitar 100-200 bersama isteri, menjadi sebuah romantis berbau literasi. Saat di sekolah, kami gelar buku. Anak-anak mendapatkan dongeng, juga bisa membaca buku bersama-sama.
Mengelola TBM sejak 2011. Mendongeng sejak 2003. Dua aktivitas ini menguatkan saya di sekolah. Guru tak hanya mengajar. Guru bisa lakukan banyak hal. Kegiatan literasi sangat banyak sekali di sekolah. Saya aktif sejak adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejak jaman pa Anis. Bahkan dimulai jadi relawan di sekolah, pernah menjadi Koordinator Literasi (2019-2020 dan 2020-2021). Berhasil membuat SMP Taruna Bakti mendapatkan Anugerah Sekolah Literasi Ketegori Utama se Kota Bandung. Penghargaan secara pribadi pun didapat dari Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai Penggiat Literasi
Rasanya cukup karena waktu sudah menunjukkan 20.01. Inilah TBM AS Lebakwangi buah dari perjuangan. Dilakukan dengan penuh romantis bersama istri juga anak. Duet bahagia suami istri yang memimpikan anak-anak selalu senang membaca. Ini lah perkenalan kami, kalau ngak kenal maka tak akan respek."

Begitu banyak jejak literasi dan motivasi yang menginspirasi terkait literasi  sekolah dan masyarakat yang telah disajikan Mr. Bams.
Hal yang paling menakjubkan dari semuanya adalah perjuangan Ayah Salwa  ini memulai gerakannya. 

  https://penamrbams.id/berbagi-di-kelas-menulis-tentang-tbm/

Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Menurut Para Ahli

  1. Nyai Edit (dalam Kompasiana, 2015)

Taman bacaan masyarakat adalah suatu bentuk wadah yang bergerak di dalam masyarakat, yang mana menyangkut bidang pendidikan sehingga mampu untuk meningkatkan minat baca tanpa menggolongkan status sosial, budaya, ekonomi, agama, adat istiadat, dan tingkat pendidikan.

  1. Sutarno  NS  (2006)

Arti taman bacaan  masyarakat  ialah susunan lembaga pendidikan yang memiliki  tanngung  jawab,  wewenang,  dan  berbagai bentuk hak  masyarakat  dalam  mengelola, membangun,  dan mengembangkannya. Dalam pengertian menurut pakar ini, taman bacaan masyarakat perlu untuk rasa untuk ikut memiliki dan bertanggung jawab.

  1. Amrin  (2011)

Taman bacaan masyarakat adalah lembaga  atau  unit  layanan  mengenai berbagai  kebutuhan bacaan  yang harus berguna bagi masyarakat di suatu desa ataupun wilayah  dibagunnya TBM.

  1. Depdiknas (2008)

Taman Bacaan Masyarakat adalah suatu bentuk lembaga pendidikan yang mampu menyediakan berbagai bentuk bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Sebagai tempat pembelajaran, tentusaja taman bacaan masyarakat harus mampu melakukan pembinaan membaca dan belajar, sekaligus  mendapatkan informasi atau pengetahuan

 

Program Taman Bacaan  Masyarakat

Berikut berbagai bentuk program yang bisa dijalankan dalam taman bacaan masyarakat. Antara lain;

  1. Meningkatkan budaya membaca, dimana membaca merupakan upaya yang ampuh untuk memperoleh akses langsung guna memperoleh ilmu dan pengetahuan serta penguasaan teknologi. Upaya meningkatkan buadaya membaca ini sangat bergantung pada intensitas minat baca bagi setiap individu.
  2. Meningkatkan pengetahuan dan kepekaaan terhadap berbagai fenomena sosial atau budaya yang sedang berkembang.
  3. Taman bacaan masyarakat akan mampu untuk meminimalisir buta aksara yang ada di dalam masyarakat.

Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat

Bentuk kegiatan yang ada dalam Taman Bacaan Masyarakat. Yaitu;

  1. Sosialisasi melalui organisasi-organisasi masyarakat yang ada.
  2. Membuat leaflet sebagai alat promosi.
  3. Mengupayakan agar selalu terjadi sirkulasi buku.
  4. Menyediakan bahan bacaan atau bahan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
  5. Menyediakan bahan bacaan yang merangsang keingintahuan masyarakat.
  6. Mengadakan berbagai jenis lomba bagi pengujung.
  7. Memberikan penghargaan kepada pengunjung setia.
  8. Mendesain TBM sebagai tempat yang menarik untuk didatangi.
  9. Menyediakan tempat yang nyaman dan santai untuk membaca.
Sesi Tanya Jawab

1. Maria dari Jakarta.
Pertanyaannya:
  • Bagaimana Bapak mempertahankan ritme  semangat dan motivasi hingga menorehkan prestasi yang bukan biasa saja tapi memiliki prestise?
  • Bagaimana strategi komunikasi dengan sekitar, bapak dan anak-anak  menjadi cinta literasi?
  • Mohon berbagi tips dan trik yang mudah diimplementasikan pemula  literasi.
Jawabannya:
  • Lakukan setiap aktivitas dengan riang gembira. Tebar energi positif di mana pun berada. Jadilah manusia yang mau terus bergerak untuk melakukan kebaikan-kebaikan. 
  • Komunikasi dengan anak-anak saya melalui dongeng. Apa yang disenangi anak-anak kita lakukan.  Anak-anak senang menggambar, bukalah kelas menggambar. Anak-anak senang mewarnai, bukalah kelas mewarnai, Semua dilakukan di TBM AS Lebakwangi. Atau buatlah program yang membuat anak-senang dan tertantang. Seperti Celengan Literasi
  • Oh ya terima kasih Bu Maria penanya pertama. Penanya pertama saya berikan bonus Konsultasi Gratis selama 1 tahun untuk mendirikan Taman Baca.
2. Frans Fernandez SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB
Pertanyaannya:
  • Menurut Mr. Bams bagaimana meningkatkan minat baca masyarakat. Karena menurut saya jika kita bisa meningkatkan minat baca masyarakat dewasa maupun anak-anak maka mereka pasti akan mengejar buku di manapun berada.
  • Apa saja syarat yang dibutuhkan ketika membentuk Taman Baca. Apalagi jika kita bukan siapa-siapa (bukan pejabat atau tokoh-tokoh idola). 
  • Termasuk mengumpulkan buku bacaan yang sesuai kebutuhan, dengan dana minim. Misalnya jika mau mengajukan proposal pengadaan buku-buku kemana dan bagaimana caranya? Kita ketahui bahwa di daerah kami perpustakaan masih sepi, taman baca hampir dipastikan masih sepi, dsb.. Ohya pernah ada LSM yang bergerak di bidang TBM namun hilang begitu saja. Padahal anak-anak banyak yang datang baca.Mohon maaf saya bertanya demikian karena dari pengalaman TBM Mr. Bams ada beberapa daya dukung yang membuat bisa tetap eksis.
Jawabannya:
Pak Frans di NTB yang luar biasa.
  • Ya sebuah perjuangan mendekatkan buku kepada siapapun, salah satunya dengan teladan. Saya menjadikan rumah tinggal sebagai tempatnya buku untuk dibaca anak-anak secara gratis. Kita hanya terus mengupayakan kepada mereka pentinya sebuah buku untuk dibaca. 
  •  Syarat utama adalan NIAT. Tak ada seorang pun yang bisa menghalangi untuk membuat Taman Baca. Tak harus juga berijin secara resmi. Saya mendirikan TBM tahun 2011 tetapi legalitas resmi baru diurus pada tahun 2013, itu pun karena ada lomba mewakili Kabupaten, sehingga difasilitasi dalam pengurusan ijin. Untuk buku banyak sekali jaringan yang bisa diakses. Saat mendirikan TBM maka segeralah bergabung dengan Forum TBM yang ada disetiap tingkat Kab/Kota, Provinsi dan Nasional. Forum bisa bekerjasama dengan komunitas untuk pengdaan buku, bahkan dari Kemdikbud. Komunitas 1001 buku itu sangat terkenal di Komunitas FTBM. 
  • Membangun TBM bukanlah sebuah proyek akan tetapi program kesukarelaan yang harus penuh keikhlasan. Akan tetapi kita bisa mengelola dengan penuh kretivitas dan kolaburasi. Berkolaburasi dengan berbagai pihak yang satu frekwensi itu membuat lebih semangat mengelola Taman Bacaan, Selamat mencoba

3. Lastika dari Pematangsiantar
Pertanyaannya:
  • Langkah awal apa yang harus saya lakukan untuk membuka taman bacaan sederhana di sekolah saya SD yang penuh dengan keterbatasan jumlah siswa, tempat yang sempit dan waktu yang sedikit 
Jawabannya:
  • Bu Lastika yang budiman. Manfaatkan yang ada. Mulai dari SDM , tempat dan fasilitas lainnya bukanlah sebuah penghalang untuk sebuah gerakan. Gerakan Literasi bisa dimulai walau hanya kumpul bersama melakukan baca buku bersama. Melakukan diawal itu akan menjadi magnet. Lakukan sehingga banyak yang melihat. Lakukan dengan penuh semangat, walau pasti ada rintangan dan hambatan. Ajak semua orang yang peduli agar anak-anak rajin membaca. Selamat berjuang, selamat bergerak untuk Indonesia yang lebih baik. 🙏

4.  Zunnurin Isnaini, dari Pasuruan
Pertanyaannya:
  • Sejak lama saya ingin mempunyai perpustakaan mini yg bisa dikunjungi anak-anak maupun orang tua, akan tetapi belum terwujud sampai sekarang dan menjadi angan-angan saja. Ada rasa khawatir akan gagal untuk mengajak tetangga berminat membaca. Apakah Mr. Bams pernah mengalami seperti yang saya pikirkan
  • Bagaimanakah mengatasinya bila tetangga menolak atau tidak respon terhadap minat baca. 
Jawabannya :
  • Bu Isnaini yang baik hatinya. Lawan rasa khawatir dengan Bismillah. Lakukan hal yang sederhana. Saat melakukan ini di tengah-tengah masyarakat. Saya dianggap kurang kerjaaan atau bahkan melakukan yang sia-sia. Tapi lama-lama rumah jadi tempat berkumpul anak-anak. Saat anak-anak kumpul di TBM walau asalnya hanya ikut-ikutan, akan tetapi itu sangat ada manfaatnya. Bayangkan kalau anak-anak 1 jam di TBM tanpa gawai, tapi mereka dekat dengan buku. Itu hal yang sangat indah. 
  • Khawatir gagal itu ada, tapi saya membiasakan membagun pikiran dengan hal-hal yang positif,  agar dalam diri memiliki kekuatan yang pantang menyerah. Tidaklah mudah tapi bisa dilatih.  🙏😊

5. Ibu Siti Rohani, SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah 
pertanyaannya:
  • Prosedur awal membuat TBM
  •  Jadwal membaca Buku
  •  Apakah buku boleh dibawa pulang
  • Bagaimana trik mengajak masyarakat untuk datang ke TBM
Jawabannya:
  • Bu Siti yang antusias. Prosedurnya :
  1.  Bicarakan rencana ini bersama seisi rumah, kenapa? supaya niat baik didukung sepenuhnya oleh orang-orang terdekat.
  2. Siapkan buku dari buku yang ada saja
  3. Siapkan empat, walau itu hanya diteras
  4. Tentukan kapan jam layanan
  5. Ngobrollah dengan tetangga terdekat, maklum nanti banyak anak-anak kadang membuat suasana ramai.
  6. Memintalah ijin tertulis kepada RT dan RW juga ditanda tangani oleh tetangga terdekat, kiri, kanan, depan dan belakang.
  7. Untuk awal cukup sampai RT, selanjutnya bisa berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat, biasanya melalui Pengawas Pendidikan Luar Sekolah.
  •  Jadwal Baca Buku. Buatlah jadwal yang membuat nyaman pengelola dan pembaca. Kalau bisanya satu minggu Lomba mewarnai, Lomba Menggambar, Lomba Puisi, Lomba Menulis Cerita
6. Ibu Elmiya Sari dari Pasuruan.
Pertanyaannya :
  • Masyarakat Allah semoga limpahan riski untuk Mr Bams sekeluarga. Saya terkagum2 melihat perjuangan Mr Bams beserta istri. Kebetulan saya suka sekali mendongeng, dan biasanya saya mendongeng untuk anak2 didik saya di kelas 1 di akhir pembelajaran. Saya juga sediakan jurnal yg diisi anak-anak setelah mendengarkan dongeng yang saya bacakan. Dan di rumah menjelang tidur saya bacakan dongeng untuk anak saya yg sekarang duduk di kelas 2. Iseng2 pak saya membuat cerita anak berjudul aza sang pemimpin dan aku Pancasila part 1 yg tokoh2nya adalah anak didik saya dan cerita tersebut untuk mendukung kegiatan belajar ppkn anak2 didik saya. Pertanyaan saya pak. Apa saja yang membuat cerita dongeng menjadi hidup sehingga anak2 dapat  meresapi isi yang terkandung dalam cerita?
Jawabannya :
  • Mendongenglah dengan hati. Mendongeng bukan untuk menggurui. Mendongeng bagi saya mengantarkan sebuah pesan. Biarkan anak menerima pesan sebebas apapaun. Dengarkanlah pendapat anak-anak akan cerita yang kita sampaikan. Itu malah membuat anak senang merasa dihargai. Anak-anak butuh dihargai. Kadang kita orang dewasa terlalu merasa dewasa sehingga lupa untuk menghargai anak-anak. Mereka tidak pernah meminta untuk lahir menjadi anak-anak kita. Tapi itulah titipan dari Allah. Tuhan Yang Maha Segalaanya.
  • Bagi saya dongeng yang baik, adalah dongeng yang punya pesan moral.
  • Mendongenlah dengan senang hati, mendongenglah dengan sepenuh hati. Mendongeng semakin sering akan semakin menikmati. Tidak harus menjadikan seorang pendongeng seseorang yang harus diikuti. Mendongenglah dengan gaya sendiri. 
7. Pak Dail.
Pertanyaannya :
  •  Apa saja manfaat dan kepuasan yang Mr. Bams dapatkan dengan membuka TBM tersebut ?
Jawabannya :
  • Manfaat bagi saya TBM :
1. Menebarkan manfaat membaca buku
2. Menjadikan tempat yang dimiliki bernilai manfaat untuk orang banyak
3. Membuat keluarga peduli dengan literasi
4. Mengelola buku berarti harus belajar mempraktikan apa yang ada dibuku walau tidak semuanya
5. Melatih kesabaran
6. Berpikir cerdas bagaimana TBM bisa tetap berjalan
7. Berjejaring
8. Eksistensi diri dan keluarga

Kepuasan :
1. Bisa terbang gratis (kalau ada kegiatan)
2. Bisa tinggal di hotel yang bagus gratis (kalau ada kegiatan)
3. Bila ada yang mau belajar mengelola TBM kemudian lebih sukses dari kita
4. Bisa romantis bersama pasangan
5. Bisa kompak bersama keluarga
6. Bermafaat bagi lingkungan terdekat

8. Ibnu Muslim _ Maros. 
Pertanyaannya :
  • Apakah pak Bams punya staf untuk mengelola?
  • Bagaimana mendapatkan buku_buku baru, karena kalau dari 2012 maka sudah banyak buku yang lama perlu diperbaharui, dimana  mendapat biaya?
Jawabannya :
Bunda Muslim yang semangat
  • Untuk staff ada satu orang dan diberikan insentif saat ini insentifnya 500rb per bulan. Dana dari donatur, bila tidak ada gunakan uang pribadi.
  • Buku kini ada sekitar 6000 buku dari awal berdiri 200 buku di tahun 2011. Kami pun punya program Rolling Buku, jadi TBM/Komunitas buku bisa meminjan 100-200 buku. Kadang ada yang kembali kadang tidak. Atau sengaja kami buatkan program Donasi Buku. Biayanya kadang suka banyak buku dari penyumbang. Yakinlah akan banyak orang tergerak membantu, ikhlas menjadi kuncinya.
9.  Ibu Afiatur dari Sumenep. 
Pertanyaannya :
  • Bagaimana cara yang bisa dilakukan, untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan sekolah, agar menjadi taman bacaan yang menyenangkan?
  • Program apa yang bisa dilakukan?
 https://penamrbams.id/pengumuman-lomba-10-tahun-tbm-as-lebakwangi/
Jawabannya :
  •  Ibu Afi di Sumenep yang saya hormati. Fungsi Perpustakaan akan maksimal bila dikelola dengan baik. Pengelola membuat berbagai kegiatan agar murid merasa mendapatkan suasana berbeda. Buatlah acara-acara yang menarik untuk anak-anak. Jadikanlah anak-anak yang punya kesungguhan kepada dunia baca sebagai relawan di perpustakaan, jadikanlah mereka Relawan Perpustakaan dengan diberikan pelatihan sederhana dan tugas yang mudah. Jadikanlah mereka partner untuk diskusi dalam memajukan perpustakaan yang dikelola bersama. 🙏👍
10. Pak Zaki, SMP BAHAGIA Jakarta Timur, 
  • mengucapkan terima kasih. Mr. Bams telah memberikan materi yang sangat menginspirasi saya.Karena disekolah ada perpustakaan mini, yang tidak ada pengunjung nya. Dengan materi malam ini bersama Mr. Bams, saya akan amalkan ilmu "mengelola taman bacaan". Barokallahulaka Wabaroka'alaika Wajama'ah fi Khair
Jawabannya :
  • Pak Zaki yang kekiniaanSelamat berjuangkan membangunkan buku-buku yang tertidur lelap. Mereka akan bahagia karena disapa oleh anak-anak juga bapak ibu guru. Jadikanlah buku sahabat sebagai sumber ilmu. In syaa allah kita bisa terus bergerak agar kebiasaan membaca, menulis dan diskusi menjadi bekal untuk murid kita semua. 
  • Belajar
  • Berkarya
  • Berbagi
  • Berbagi

Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sangatlah penting untuk diterapkan dalam masyarakat, alasan hal ini diungkapkan karena menurut hasil penelitian Hapsari (2009) tentang Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya TBM yang ada mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kekurangan dan terutama kritik yang banyak dilontarkan lebih berkaitan dengan keseriusan penyelenggara dalam menyelenggarakan dan mengelola TBM agar lebih profesional.

Sebagai institusi daripada lembaga pendidikan, yang memiliki koleksi terhadap berbagai ilmu pengetahuan maka suatu TBM (Taman  Bacaan  Masyarakat ) perlu untuk mendesain atau berupaya menarik masyarakat untuk berkeunjung di TBM tersebut. kelebihan TBM yang ada terutama bagi TBM yang berlokasi jauh dari perkotaan memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan bahan bacaan. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian Khayatun (2011) tentang Keragaan Taman Bacaan Masyarakat Bogor dan Permasalahannya, menunjukkan bahwa TBM pada umumnya belum dikelola dengan baik, jumlah koleksi sangat sedikit, dan belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.Taman Bacaan adalah Materi terakhir ini tidak kalah penting bagi kemajuan gerakan literasi. 


fiorentia viviane lesmana