Pengikut
Sabtu, 26 Maret 2022
Teknik Belajar Bicara yang Memukau
Jumat, 25 Maret 2022
4. Kasih Sayang Anak Terhadap Binatang
KASIH SAYANG ANAK TERHADAP BINATANG
Oleh Lilis Ernawati, M.Pd
“Huuuh, lelah sekali,
“kataku sambil duduk di lantai dan meluruskan kakiku.
Perjalanan yang sangat
melelahkan. Kemarin kami berangkat dari Garut sekitar pukul 16.00 wib dan
sampai ke Jakarta pukul 23.00 wib. Karena besok pagi suami harus mengejar
apel pagi pukul 06.00 wib di jalan Merdeka Barat. Selesai
suamiku upacara, kemudian menjemput aku dan anak-anak ke Mess Kemhan dan kami
berangkat ke Rumpin, kantor suamiku berada.
Ini adalah kali pertama
aku ke Rumpin Bogor, ternyata lumayan jauh. Aku kadang bayangkan, suamiku yang
setiap Jumat harus pulang dan Minggu malam berangkat lagi, begitu terus dia
jalani. Tak pernah lelah bahkan bosan. Luar biasa. Semoga sehat selalu suamiku
sayang.
Sesampai di sana, kami
di sambut oleh seekor kucing, dia langsung menatap aku dan anak-anakku
bergantian, seakan sedang memperkenalkan diri. Kemudian kucing itu
menggosok-gosokkan kepalanya ke kakiku dan anak-anakku.
"Meong, meong,
"katanya.
Aku tak mengerti apa yang kucing
itu katakan. Tapi aku merasa kucing itu seperti mengucapkan selamat
datang.
Anakku langsung
menggendongnya, ternyata kucingnya jinak banget. Kucing itu terlihat senang
sekali. Kami biarkan dia di ruang tamu, duduk sambil menikmati ademnya AC yang
sangat menyejukkan.
Suamiku menurunkan
barang-barang, dan aku langsung menyiapkan makan. Sementara anak-anakku
berleha-leha tiduran di lantai melepas lelah.
Kebetulan aku membawa
ayam goreng, dan tinggal menghangatkan saja, terus menanak nasi, nyambel. Menu
sederhana dan cepat. Selesai kami makan, tulang-tulang ayam dan kaki ayamnya
aku kumpukan dan aku suruh De Khansa berikan ke kucing
itu dengan dicampur sedikit nasi. Ternyata, dia lapar banget.
Tapi kami heran, kenapa tidak dia habiskan. apa tidak suka?
"Mah, masih ada
sisa makanannya, "Kata De Khansa.
"Harusnya jangan
banyak-banyak ngasih nasinya, kan sayang kebuang, "kata De Khansa
lagi.
"Mungkin dia sudah
kenyang De, nanti juga balik lagi, "ucapku menghibur.
Karena kelelahan kami
tidak peduli lagi, yang penting sudah kami siapkan makan. Namun alangkah
terkejutnya kami, tak lama setelah itu, dia datang bersama ketiga anaknya dan
menyuruh anaknya makan.
Aku terharu banget.
Dalam hati, mungkin emak kucing itu sebenarnya belum kenyang, tapi karena
dia sayang anak, makanya dia makan alakadarnya saja, dan sisanya untuk ketiga
anaknya. Betapa mulianya hati emak kucing ini.
Aku langsung membuka
lemari, kuambil kepala dan leher ayam, kupotong-potong dan dicampur nasi lagi.
Kemudian aku suruh De Khansa memberikannya lagi pada kucing itu.
"De, ini tambahin
lagi, kasihan anak-anaknya., "kataku sambil menyerahkan sepiring nasi yang
sudah diaduk-aduh dengan tulang leher dan kepala ayam.
"Sini Mah,
"Kata De Khansa semangat. Dia paling senang jika disuruh mengurus dan
ngasih makan kucing. Sedangkan kakak-kakaknya maunya mainin dan godain kucing
aja.
Kucing itu langsung
menggosok-gosokkan kepalanya ke kakiku, dia seperti mengucapkan terima
kasih. Kami semua tertawa melihat tingkah kucing itu. Tiba-tiba De Khansa
berkata, "kangen sama Si Belang yang di rumah, lagi apa yah dia,
"katanya.
Belang adalah kucing
liar yang setia pada kami. Cerita awal kami mengenal belang sangat mengenaskan.
Kami menemukannya dalam keadaan luka di bagian perutnya. Dia seperti disiram
air panas entah air aki mobil. Bagian kulit perutnya melepuh hingga
bulu-bulunyapun takada.
Saat itu aku ambil, aku
mandikan dan aku obatin setiap hari pagi, siang, sore. Kami beri makan dan
tempat tinggal di kardus, yang kami simpan di garasi. Sebenarnya, kami juga
dulu sempat kesel sama Si Belang, gara-gara pas abis melahirkan, dia ngotot
ingin anaknya disimpen di lemari baju. Aku mengusirnya dan menyimpannya di
rumah kosong.
Namun saat aku
menemukannya terluka, anak-anaknya tidak ada. Sepertinya dia ngotot ingin masuk
ke rumah orang lain dan menyimpan anaknya di sana. Gara-gara keras kepala itu
akhirnya dia diguyur pakai air panas oleh orang tersebut
kayaknyasih, dan anaknya dibuang. Kasihan sekali dia, kucing yang
ingin mempertahankan hidup anaknya agar terhindar dari dinginnya malam dan
binatang buas, harus mengorbankan dirinya disakiti orang dan dipisahkan dari
anak-anaknya.
Singkat cerita setelah
tiga bulan, lukanya mulai sembuh, bulu-bulunya sudah mulai tumbuh lagi. Kucing
ini jadi dekat sekali dengan anak-anak.
Si Belang, kucing yang
gak pernah rewel, dia mau makan apa saja yang kami makan, tahu, tempe, bakwan,
apa saja dia mau.
Istimewanya Si Belang
itu dia kayak yang mengerti jika kami sedang mengobrol, dia akan memperhatikan
wajah kami dan menatapnya. Dan jika De Khansa pergi main dengan teman-temannya,
dia akan membuntutinya terus seperti pengawal saja.
Belang kucing pinter,
bisa diajak bermain bola, main tali bahkan main petak umpet. saking dekatnya
dengan keluargaku, dia tidak pernah malu untuk membuka pintu jika pintu
ditutup. Dan dia akan menggedor-gedor pintu kalau dikunci. Awalnya kami takut
saat malam-malam ada yang memukul-mukul pintu. ternyata Si Belang,
yang memukul-mukul pintu, rupanya dia kedinginan di luar. Walaupun ada
kardus tempat dia tidur. Dia ingin tidur di dalam rumah saja. Kalau tidak
dibukakan pintunya, dia akan terus memukul-mukul pintu sambil berteriak.
Lama-lama dongkol juga dan berisik, jadi terpaksa kami bukakan. Biasanya dia
langsung ambil posisi tidur di kesed atau di karpet.
Banyak kisah yang telah
belang berikan kepada kami. Suatu hari, saat aku dan anakku terbangun di waktu
subuh, kami mendengar Belang seperti sedang berantem, tapi sendiri. Kami pikir
Belang sedang latihan berantem, karena dia suka begitu. Tapi apa yang terjadi,
saat kami melihatnya keluar, kami melihat Belang sedang berantem dengan seekor
ular kecil. Dan alhamdulillah Belang menang. Dan ular itu jadi santapan pagi Si
Belang.
Belang benar-benar
menjaga rumah kami, coba kalau ular kecil tadi menyusup ke rumah kami dan
mengigit kami, apa tidak membahayakan?
Setiap hari Belang
selalu nongkrong di depan pintu, jadi jika ada kucing lain yang ingin minta
makan, dia suka ngajak berantem dulu.. Dia tidak mau majikannya direbut. Belang
mempunyai rasa cemburu yang tinggi, saat De Khansa mengelus kepala kucing lain,
dia pasti akan segera menyerang kucing itu dan menyuruhnya pergi. Dia tidak mau
kasih sayang kami terbagi kepada kucing lain.
Selain kucing, ada
burung Merpati yang betah di rumah kami, padahal rumah majikannya dekat. Ada
pula ayam yang senang di rumah kami.
Lucunya lagi,
kalau pagi, siang dan sore hari, binatang-binatang itu berisik minta
makan. Mereka seperti tahu jika makan yang sehat adalah 3x sehari. Dan yang membuat
aku heran, merngapa mereka seakan tahu jam waktu makan?
Namun kucingpun ada
kelemahannya, antara lain. dia tidak mengerti bacaan spanduk di rumahku,
padahal yang tertulis adalah Resto tahu Gejrot Ceu Lilis. Tapi
yang kucing-kucing tahu rupanya adalah Rumah Makan Kucing sehingga
saat mereka lapar, mereka datang ke rumahku. ha...ha...ha...
Aku tak pernah melarang
anak-anakku menyukai binatang, kubiarkan mereka berinteraksi dengan binatang,
karena menurut mereka binatang adalah teman di saat mereka sendiri. Tapi karena
kondisi ekonomi kami yang pas-pasan, kami tidak bisa memberikan makanan lebih
selain makanan yang kami makan. Dan alhamdulillahnya setiap binatang liar yang
mampir ke rumah kami tidak pernah rewel kami beri makan apa saja.
Saat anak-anakku berteriak,
"meng, ... meng, ..., meng,... meng,... meng." Pasti kucing di
komplekku yang mendengar suara anak-anakkuku hapal jika De Khansa, Kakak
atau Abang akan memberi makan. Biasanya aku suka menyuruh anak-anakku
mencampur tulang ikan dan ayam dengan nasi, sehingga mereka kenyang
semua.
Sedangkan
jika anak-anakku berteriak, "kur,... kur,...kur,...kur."
Maka yang datang itu pasti ayam-ayam dan merpati. Itu biasanya jika ada sisa
nasi di rumah. Daripada dibuang ke tempat sampah, yah lebih baik diberikan pada
yang lebih membutuhkan.
Malam telah tiba,
kulihat kucing-kucing itu tidur di kursi yang ada di pelataran rumah dinas
kami.
"Pah, emang
biasanya kucing-kucing itu tidur di sini, "Tanyaku.
"Gakpernah,
biasanya cuma lewat doang, "Jawab suamiku.
"Tapi kenapa saat
kita datang, dia jadi betah di sini yah, "Tanyaku lagi.
"Enggak tahu juga,
mungkin instingnya tahu, jika kita suka ngasih makan kucing, "Kata De
Khansa menimpali dari belakang.
Kami biarkan
kucing-kucing itu setiap malam tidur di kursi dan kami beri mereka makan
alakadarnya juga, sesuai yang aku masak. Alhamdulillah kucingnya tidak rewel.
Setelah dua minggu kami
di Bogor, kamipun harus kembali lagi pulang ke Garut. Anak-anak mengelus kepala
kucing itu sebagai tanda perpisahan. Dan ternyata, kini saat kami tidak
ada di rumah itu, kucing-kucing itupun tidak tinggal di rumah lagi. Mungkin dia
tahu jika tak ada yang akan memberinya makan, karena suamiku lebih sering makan
di luar dibandingkan di rumah.
Perjalanan kami pulang
ke Garut, alhamdulillah lancar. Sesampainya di rumah yang anakku cari bukan
makanan, melainkan Si Belang. Tumben dia tidak ada. Biasanya dia langsung
menyambut kami.
"Meng,...
meng,...meng,..., "teriak anak-anakku. Tapi tak datang juga.
Si Belang tidak
ada, sepertinya saat kami pergi ke Bogor, ada yang mengambil atau
membuangnya. Karena aku melihat jumlah kucing di sekitar rumahku tinggal
sedikit. Biasanya satpam suka membuang kucing-kucing yang berkeliaran di
komplek karena banyak yang merasa risih dan suka bau kotoran kucing.
Si Belang benar-benar
tidak ada, anakku yang bontot, De Khansa, sampai menangisinya
sesenggukan. Karena merasa kehilangan. Dia cari-cari hingga keluar kompleks
perumahan, ke pasar dan sepanjang jalan raya dekat rumah. namun semuanya nihil.
Padahal dulu, saat kami
sekeluarga di rawat di Rumah Sakit Guntur gara-gara terpapar Covid-19, Belang
ditinggal hingga dua minggu, tapi dia tetap tidur di dus yang ada di luar dan
bermain-main di rumah.
Kini, semua tinggal
kenangan. Hanya photo-photo kenangan Belang saja yang masih banyak tersimpan di
album photo gawai anakku. Semoga Belang ditempat baru tidak kelaparan dan
mendapat majikan yang lebih baik.
Rabu, 23 Maret 2022
3. KASIH SAYANG ANAK TERHADAP SESAMA
KASIH SAYANG ANAK TERHADAP
SESAMA
Oleh Lilis Ernawati
Siang ini panas
sekali. Seperti biasa sepulang dari
kerjaanku, aku langsung menjemput
anakku yang sekolah di SDIT Persis Tarogong 2. Sambil menunggu anakku keluar
kelas, kubuka gawaiku dan kubuka beberapa grup yang sudah numpuk chatannya.
Tiba-tiba suara
kecil memanggilku, “Mamah, Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam
warohmatullahi wabarokatuhu, “jawabku sambil memberikan tanganku untuk dicium
sama anakku.
Khansa anakku
langsung naik motor di belakang. Kemudian
aku langsung menyalakan motornya. Keluar dari sekolah. Situasi agak sedikit macet kalau bubaran
sekolah atau pas masuk sekolah. Karena sekolah anakku termasuk sekolah favorit
di kotaku sehingga banyak sekali muridnya.
Saat mendekati
lampu merah, kami terpaksa ikut antrian kendaraan yang lainnya. Aku fokus ke
depan. Ternyata anakku sedang memperhatikan dua peminta-minta yang ada di
sebelah motorku. Peminta-minta itu adalah seorang wanita muda sekitar 30
tahunan yang sehat dan tidak cacat dengan seorang lelaki berusia 45 tahunan
yang terlihat agak rabun. Kudengar
percakapan mereka sekilas.
“Dapat uang
berapa Neng, “Tanya lelaki itu.
“Baru 169 Pak,
“jawab perempuan mudanya.
Ini hari jumat,
sehingga pukul 9.30 wib anakku sudah pulang.
Dalam hatiku berkata, “Ehm,
pantas saja banyak orang yang mengemis,
rupanya penghasilan mereka luar biasa. Dengan waktu 2 jam saja sudah
mendapatkan uang segitu, bagaimana jika sampai sore dan tiap hari, penghasilan
kamipun kalah oleh mereka.”
Sedang
asyik-asyiknya aku melamun, tiba-tiba peminta-minta itu mengulurkan tangannya
padaku.
“Maaf dulu bu, “
kataku sambil tersenyum.
Tiba-tiba Khansa
bertanya, “Kenapa Mamah gak ngasih?”
Aku tersenyum
sambil menjalankan motorku. Setelah agak jauh dari peminta-minta itu akupun
menjawab, “Masih banyak yang lebih membutuhkan.”
“Oh, “jawab
anakku pendek.
Sesampainya di
rumah, aku langsung memasukkan motorku dan tiba-tiba seorang nenek yang sudah
renta membawa dagangannya menawarkanku baso dan siomay. Tapi aku masih kenyang.
Kusuruh Khansa memberikan uang pada nenek itu.
“Mamah mau beli,
“Tanya anakku.
“Tidak Nak,
kasihin aja sama nenek itu, bilang buat jajan gitu, “jawabku.
“Mamah kok aneh,
yang minta-minta gak dikasih, giliran nenek itu gak minta-minta malah dikasih,
“jawab anakku heran.
“Neng ini mau baso atau siomay, “kata nenek itu.
“Enggak usah
nek, uangnya buat nenek aja beli makanan, “jawabku.
“Makasih banyak
yah neng, emaktuh bawa barang punya orang. Emak jualin agar bisa makan, “cerita
nenek tersebut.
“Memangnya
anak-anak nenek kemana, “tanyaku lagi.
“Mereka merantau
mencari buat makan, mungkin belum punya uang untuk ngasih emak, “jawab nenek
itu dengan sedihnya.
“Nenek udah
makan belum, saya ada masak kangkung sama ikan dan tahu tempe, “tanyaku.
“Udah neng,
“jawab emak perlahan. Aku tahu Nenek itu menyembunyikan rasa malunya untuk
meminta.
“Sebentar Nek,
saya bungkusin yah. Tapi dimakan yah. Ini gak pedas kok, “ujarku lagi.
Aku masuk ke
dalam rumahku. Kubungkuskan makanan buat nenek penjual baso dan kusertakan juga
beberapa bungkus susu dan kopi lalu kumasukkan kedalam kresek hitam.
“Nek, dimakan
yah, jangan dibuang, saya cuma punya ini, “kataku.
“Makasih banyak
Neng, “jawab nenek itu lagi.
“Semoga amal
ibadah Neng diterima di sisi Allah dan diberikan ganjaran yang luar biasa, Amin
yra, “kata nenek lagi.
“Amin, makasih
doanya Nek, Nenek juga yang sehat, hati-hati di jalannya, “kataku.
“Emak permisi
dulu yah Neng, “pamitnya padaku.
“Iya mak,
hati-hati yah, “Kataku penuh dengan kekhawatiran. Nenek tua itu berjalan dengan
badan yang setengah bungkuk dan tergopoh-gopoh. Badannya yang renta masih harus
membawa beban keranjang jualannya yang masih tersisa setengahnya. Dalam hatiku
bersyukur, aku masih diberikan kelebihan oleh Allah dan semoga diakhir hayatku
tidak sengsara seperti nenek tadi.
Khansa sedari
tadi memperhatikan yang aku lakukan. Dia kemudian bertanya, “Kenapa mamah malah
lebih memilih nenek itu untuk diberi dibandingkan dengan peminta-minta
dijalanan tadi?, “tanyanya.
“De, saat kita
ingin memberi seseorang kita harus melihat juga, apakah orang itu pantas kita
beri atau tidak, tadi Dede perhatikan
tidak orang yang di lampu
merah, Bagaimana menurut Dede?, “tanyaku
.
“Yang laki-laki
sudah tua dan agak rabun sedangkan yang perempuan masih sehat dan kuat, “jawab
anakku datar.
“Menurut Dede,
siapa yang lebih pantas diberi?. “tanyaku.
“Nenek tadi,
“jawab De Khansa lagi
“Kenapa?,
“tanyaku lagi.
“Karena nenek
tadi sudah lebih tua, tidak ada yang menemani terus tidak mau meminta-minta, walau sudah tua
dia masih mau bekerja mencari nafkah walaupun mungkin untungnya cuma sedikit,
“jawab De khansa dengan serius.
“Nah itu maksud
Mamah, saat kita memberi membuat orang malas, akan membuat mereka semakin tidak
mau berusaha, mereka akan lebih senang meminta dibandingkan bekerja keras
mencari nafkah. Tadi Dede dengar kan percakapan pengemis di lampu mereh?,
“tanyaku.
“Iya Mah,
hebatnya, mereka cuma dua jam sudah mendapatkan uang sampai 169 ribu, kalau
gaji Mamah sama pengemis besar siapa?, “Tanya anakku sambil tertawa.
“Penghasilan
Mamah sama pengemis yang besar pengemis, tapi
kan Mamah tidak menjual muka Mamah dengan meminta-minta, itukan
memalukan dan menurut hadistnya juga tangan di atas lebih baik di banding
tangan di bawah, “jawabku panjang lebar.
“Coba nenek tadi,
kalau ingin mendapatkan uang sampai seratus ribu saja, misalnya, dia untung dua ribu dari setiap bungkus
basonya, berarti dia harus menjual baso sampai 50 bungkus. Menjual 50 bungkus
itu bisa jadi dari pagi hingga sore atau mungkin baru dua hari bisa menjualnya,
itupun harus keliling-keliling berjalan kaki, “ujarku menjelaskan.
“Iya yah Mah,
berarti kita saat memberi harus melihat-lihat, apakah orang yang diberi pantas
untuk kita bagi atau tidak, agar mereka tidak terbiasa mengemis, “kata Khansa
yang mulai mengerti maksud kata-kataku.
Aku tersenyum
sambil menganggukkan kepalaku.
Sejak saat itu
anakku kadang tanpa disuruh lagi sering memberi orang-orang yang dia anggap
memang lebih membutuhkan dibandingkan orang yang masih muda, sehat dan kuat.
Terutama nenek itu yang hampir setiap hari melewati rumah kami. Setiap beliau
lewat, aku tak pernah repot-repot lagi membungkus nasi buat nenek baso. Anakku
biasanya sudah sigap memasukkan makanannya, sementara aku lebih senang ngobrol
nemani nenek itu ngopi dan istirahat di pelataran rumahku.
Inilah hidup,
tak selamanya memberi itu akan bermanfaat buat orang lain. Karena mungkin saja
dengan memberi, membuat orang yang sebenarnya masih sanggup bekerja menjadi
malas dan tidak mau berusaha. Karena Allah swt mengajarkan kepada kita untuk
berusaha dalam mempertahankan hidup, bukan hanya meminta saja.
Seperti inilah
aku dalam mengajari anak-anakku, bukan hanya teori saja, akan tetapi dengan
praktik dan alasan yang kuat agar mereka tahu siapa dan bagaimana cara kita
membantu dan menyayangi serta peduli pada sesama.
Memori jamnas 91
Memori Jamnas 91
oleh Lilis Ernawati
Malam ini hujan turun begitu deras. Aku termenung sendiri, menunggu mataku lelah. Dingin menusuk kulitku, … kutarik selimut dan kubuntal tubuhku hingga tertutup semua. Tapi mata ini tak kunjung terpejam. Kubuka gawaiku, kubaca satu demi satu grup Whatsapp, banyak sekali kelas kuikuti untuk menambah nutrisi otakku. Kubuka sebuah grup yang selama ini jarang aku pedulikan, karena terlalu banyaknya pe-er di kelas PGRI. Grup PJ 91 alias purna jambore nasional 1991.
Angan-anganku kembali menerawang ke masa silam. Masa-masa dimana aku masih kecil dulu. Masa yang begitu indah dan penuh dengan kebahagiaan. Menjadi anak-anak itu menyenangkan, tidak ada beban hidup yang harus aku pikirkan, selain belajar dan bermain.
Saat itu aku masih kelas 4 SD, wali kelasku Bapak Hardi namanya. Saat itu sedang menceritakan tentang pramuka dan berbagai kegiatan yang sering dilaksanakan di pramuka, diantaranya jambore nasional. Aku tertarik sekali, sepertinya mengasyikkan. Dalam hatiku berdoa, semoga Allah memberikanku kesempatan untuk mengikuti jambore nasional tersebut.
Waktu terus berlalu, saat itu aku sekolah di SMP Kramatmulya. Impianku untuk mengikuti Jambore Nasional sudah terlupakan. Banyak kegiatan yang aku ikuti, akan tetapi yang paling aku suka adalah pemantapan materi matematika. Dalam satu hari siswa-siswi yang menggemari matematika harus mengerjakan soal sebanyak 100 soal. Tantangan ini menurutku sangat mengasyikkan. Dari keaktifanku itu, aku terpilih menjadi pengurus OSIS dan menjadi wakil ketua OSIS. Kemudian ada kegiatan pramuka, aku mengikutinya begitu saja, tanpa keseriusan. Namun, setiap kegiatan pasti aku akan laksanakan dengan sebaik mungkin. Mungkin inilah yang membuat guru-guru terutama pembina OSIS, Bapak Ikin Sodikin(Alm.) dan Bapak Nana Rukmana (Pembina Pramuka sekaligus pembimbing matematika) memilihku untuk ikut seleksi peserta Jamnas 1991. Saat itu aku kurang ingat juga berapa orang yang diseleksi. Kalau tidak salah sampai 50 orang deh. Namun, akhirnya yang terpilih, hingga tingkat kabupaten itu hanya aku alias Lilis Ernawati, Imelda, Tatang Triana dan Budi. Kami berempat perwakilan dari SMPN Kramatmulya Kwarran Kramatmulya. Karena jatahnya satu Kwarran, empat orang peserta.
Tahap demi tahap kami lewati dengan penuh kebahagiaan. Karena setiap kegiatan, kebutuhan kami semua dijamin termasuk uang jajan. Yang penting ada kemauan pada diri kami dan kami serius latihannya.
Saat melaksanakan kegiatan seleksi tingkat kabupaten, rasanya senang sekali dan lucu, karena setiap saat kami harus selalu melaksanakan kegiatan sambil bernyanyi-nyanyi. Awalnya janggal bagiku, apalagi saat melihat anak laki-laki yang sedang masak sambil bernyanyi potong bebek angsa. Pokoknya menyenangkan sekali. Kegiatan pramuka tidak hanya bernyanyi saja, ada sholat berjamaah, mengaji, lomba khotbah, puisi, olahraga, mencari jejak dan masih banyak lagi.
Setelah seleksi, kami persiapan berangkat ke Jakarta. Huuuuuh, … rasanya luar biasa, bisa ikut perkemahan tingkat nasional. Sebelum pemberangkatan, kami berkumpul di Wisma Permata yang ada di dekat lapangan olahraga Mashud Wisnusaputra. Di sini kami diperiksa semua perlengkapan, termasuk sepatu, baju, kaos, tas, pokoknya komplit. Semua dijamin oleh kabupaten. Baju pramuka kamipun di jahit oleh penjahit yang terkenal di Kuningan lho, namanya penjahit Selaras, bangga sekali rasanya. Jahitannya enak dipakai dan rapi banget. Biasanya yang menjahit di sini adalah orang-orang yang berkantung tebal. Karena kalau menurutku sayang banget, mahal ongkos jahitnya atau para pegawai kantoran yang memakai seragam dinas.
Sebelum kami berangkat, ada rasa khawatir pada diriku karena takut mabok. Tapi aku akalin saja, pusarku kutempel dengan hansaplas, katanya biar gak masuk angin. Sebelum keberangkatan, kami upacara dan dilepas oleh bupati saat itu Bapak Aang Kunaefi (Alm) dan Kak Kwarcab, Letkol Purn Mawardi (Alm). Sepanjang jalan, kami tertawa bernyanyi, riang sekali. Pembimbing kami namanya Ka Ratna (mamahnya Esa), Ka Unan, Ka Cicih, Kak Udi, Kak Udin dan Kak Nunung. Alhamdulillah semuanya sampai saat ini masih ada dan sehat.
Sesampai di Cibubur, kami langsung pembentukan RT hingga kecamatan, pokoknya kayak pemerintahan begitu. Kami pun dijadwal untuk mengambil makanan, masak dan ikut kegiatan. Jadi ada piket yang bagian beres-beres tenda. Intinya semua mengasyikkan. Karena kemping tingkat nasional tidak sesulit kemping kita di daerah. Tenda sudah disediakan, lampu-lampu bahkan makananpun sering dibantu masaknya oleh kakak-kakak pendamping.
Hari pertama kegiatan, adalah upacara pembukaan. Hal yang paling membuat kami senang adalah kami bisa berdekatan dengan Bapak Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto untuk menerbangkan balon bersama-sama. Selanjutnya setelah upacara, kami melaksanakan karnaval dengan menggunakan pakaian adat, pakaian profesi dan ada juga yang menjadi pengantin lho. Saat itu aku menggunakan pakaian wisuda lengkap. Dari Kuningan, andalan kami untuk kesenian adalah Neng Esa, dia anaknya Kak Ratna, cantik pintar, mungil dan pandai jaipongan. Sedangkan aku saat itu Musikalisasi Puisi.
Kegiatan yang paling menyenangkan lainnya adalah saat penjelajahan. Kami melewati kebun Kayu Putih, dan perumahan warga yang memiliki banyak pohon rambutan. Tapi sayang saat itu rambutannya tingga sedikit. Terus kamipun melewati jalan luas yang sedang dibangun, yah, … pembangunan jalan tol. Hari itu belum ada jalan tol seperti sekarang. Saat penjelajahan banyak haling rintang yang kami ikuti, seru-seru pokoknya, antara lain merayap dibawah jeruji besi, berjalan diatas bamboo, loncatin kolam dan masih banyak banyak lagi deh yang bikin kami belepotan. Pemimpin reguku hari itu namanya Gita dari kadugede, usianya lebih muda dari kami, tapi karena badannya lebih besar, makanya dia yang ditunjuk.
Selain kegiatan penjelajahan, kegiatan permainanpun banyak, dan yang lebih seru saat kami diundi untuk kegiatan karya wisata. Dan aku saat itu kebagian jalan-jalan ke Taman Impian jaya Ancol. Banyak permainan yang kami ikuti, akan tetapi, aku gakmau ikut main kora-kora, halilintar atau ontang-anting. Aku sukanya permainan yang menyenangkan saja, jangan yang menakutkan he, … he, … karena aku takut ketinggian dan jantungku suka berdegup kencang. Lucunya, teman-teman naik permainan yang menegangkan setelah makan kenyang, jadinya banyak yang muntah deh.
Hal yang paling menyedihkan saat itu adalah, saat tetangga tenda kami, kalau gak salah dari Indaramayu ada yang sakit dan meninggal. Agak serem juga yah kalau dengar yang meninggal. Jadinya kami tidur berdekat-dekatan, karena takut.
Sedangkan hal yang paling asyik adalah kalau malam, kami bisa jalan-jalan lihat pasar malam. Aku ingat, saat itu aku membeli rok celana dan baju putih ada gambar hello kittynya, lucu banget. Kemudian aku beli gantungan kunci yang ada nama seseorang yang aku suka. Dan gantungan kunci itu katanya masih ada sampai sekarang. Luar biasa yah.
Banyak ilmu, dan sahabat yang aku dapat saat kegiatan jamboree nasional ini. Kami diperkenalkan dengan saka-saka di pameran yang kakak-kakaknya cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Kami juga bisa melihat-lihat pameran yang diikuti oleh setiap daerah.
Cerita lucunya, saat kami mandi. Kami mandi di kamar mandi yang panjang banget, tanpa sekat. Ha, … ha, … kami telanjang bersama. Sebab kalau gak begitu, nanti kami ketinggalan kegiatan. Gakbisa sendiri-sendiri. Lagian kalau mandinya sendiri pasti seram. Kecuali ke WC, ada ruangan-ruangan yang hanya di tutup terpal saja. Jadi kami ngisi air dulu buat BAB atau pipis. Pernah satu ketika, aku sakit perut malam-malam. Udah ditahan-tahan, tapi perut tetap aja melilit. Jadinya pukul 02.00 wib malam aku terpaksa ke WC, takut sih. Apalagi saat itu habis ada yang meninggal, akan tetapi aku beranikan saja. Karena memang ada kakak-kakak yang bertugas menjaga keamanan berjaga-jaga tidak tidur.
Setelah kejadian malam itu, aku berhati-hati makan. Karena takut sakit perut lagi. Dulu teman sesekolahku Imelda, kolokan banget. Mungkin karena dia biasa dimanja oleh keluarganya. Jadi kemana-mana suka minta diantar melulu, kadang-kadang aku suka ditraktir sama dia. Setiap mau kemana-mana kami memang tidak boleh sendiri, harus dengan teman agar jika tersesat tidak panik. Karena cibubur luas banget dan masih banyak pohon-pohon besarnya. Terus ada juga danau yang katanya banyak cerita menyeramkan di sana, walaupun danaunya indah banget.
Malam terakhir kegiatan, setelah kami saling berkenalan dengan kontingen-kontingen lain, kami mengadakan pesta api unggun hingga pukul 22.00 wib. Setelah itu kami membentuk lingkaran kemudian menyanyikan lagu api unggun, sedih banget. Aku aja sampai menangis. Kami berpegangan tangan dengan orang di sebelah kami, seakan kami berat untuk berpisah. Kemudian kami bersalaman bermaaf-maafan dan mengucapkan salam perpisahan. Nah di sinilah ada tragedi yang menegangkan, saat aku menangis dan bersalam-salaman, tiba-tiba ada yang mencium pipiku, aku tersentak kaget sekali. Siapa dia, kok berani sekali. Pas aku lihat, orang papua, tapi aku gak tahu siapa namanya. Dan lupa seperti apa wajahnya, yang kuingat wajahnya khas papua hitam dengan gigi putih mengkilap dan keriting. Karena malam itu gelap sekali, hanya cahaya api unggun yang menerangi kami dan mataku juga sembab sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, siapa pelakunya. Makanya hingga kini aku penasaran juga, siapa yah orang pertama yang menciumku?
Setelah perpisahan itu, kami langsung bersiap-siap pulang ke kampung masing-masing. Kami semua naik bus dengan kondisi mata yang sembab. Kami menangis sedih karena berpisah dengan teman-teman semua. Saat bus mulai berjalan, kami melambaikan tangan kepada peserta lain di bus lain dan yang masih di luar.
Perjalanan kami terasa semakin menyedihkan, karena sepanjang jalan terdengar suara takbir,… yah, suara takbir, … besok Idhul Adha. Jadi malam lebaran kami di perjalanan. Perjalanan kami Alhamdulillah lancar. Dan kami sampai ke Kuningan pukul 04.00 wib. Kami semua istirahat di kantor pemda. Sambil menunggu jemputan. Tapi aku tidak ada yang menjemput. Jadi saat ada angkot yang menuju kea rah rumahku, aku langsung naik. Dan pulang. Sebelumnya tak lupa kami saling berpamitan.
Yah, itulah kenanganku, aku lelah,... ngantuk, … bobo dulu ah, …
30. Mengelola Taman Bacaan
Nama : Lilis Ernawati
Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Menurut Para Ahli
Nyai Edit (dalam Kompasiana, 2015)
Taman bacaan masyarakat adalah suatu bentuk wadah yang bergerak di dalam masyarakat, yang mana menyangkut bidang pendidikan sehingga mampu untuk meningkatkan minat baca tanpa menggolongkan status sosial, budaya, ekonomi, agama, adat istiadat, dan tingkat pendidikan.
Sutarno NS (2006)
Arti taman bacaan masyarakat ialah susunan lembaga pendidikan yang memiliki tanngung jawab, wewenang, dan berbagai bentuk hak masyarakat dalam mengelola, membangun, dan mengembangkannya. Dalam pengertian menurut pakar ini, taman bacaan masyarakat perlu untuk rasa untuk ikut memiliki dan bertanggung jawab.
Amrin (2011)
Taman bacaan masyarakat adalah lembaga atau unit layanan mengenai berbagai kebutuhan bacaan yang harus berguna bagi masyarakat di suatu desa ataupun wilayah dibagunnya TBM.
Depdiknas (2008)
Taman Bacaan Masyarakat adalah suatu bentuk lembaga pendidikan yang mampu menyediakan berbagai bentuk bahan belajar yang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Sebagai tempat pembelajaran, tentusaja taman bacaan masyarakat harus mampu melakukan pembinaan membaca dan belajar, sekaligus mendapatkan informasi atau pengetahuan
Program Taman Bacaan Masyarakat
Berikut berbagai bentuk program yang bisa dijalankan dalam taman bacaan masyarakat. Antara lain;
- Meningkatkan budaya membaca, dimana membaca merupakan upaya yang ampuh untuk memperoleh akses langsung guna memperoleh ilmu dan pengetahuan serta penguasaan teknologi. Upaya meningkatkan buadaya membaca ini sangat bergantung pada intensitas minat baca bagi setiap individu.
- Meningkatkan pengetahuan dan kepekaaan terhadap berbagai fenomena sosial atau budaya yang sedang berkembang.
- Taman bacaan masyarakat akan mampu untuk meminimalisir buta aksara yang ada di dalam masyarakat.
Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat
Bentuk kegiatan yang ada dalam Taman Bacaan Masyarakat. Yaitu;
- Sosialisasi melalui organisasi-organisasi masyarakat yang ada.
- Membuat leaflet sebagai alat promosi.
- Mengupayakan agar selalu terjadi sirkulasi buku.
- Menyediakan bahan bacaan atau bahan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
- Menyediakan bahan bacaan yang merangsang keingintahuan masyarakat.
- Mengadakan berbagai jenis lomba bagi pengujung.
- Memberikan penghargaan kepada pengunjung setia.
- Mendesain TBM sebagai tempat yang menarik untuk didatangi.
- Menyediakan tempat yang nyaman dan santai untuk membaca.
- Bagaimana Bapak mempertahankan ritme semangat dan motivasi hingga menorehkan prestasi yang bukan biasa saja tapi memiliki prestise?
- Bagaimana strategi komunikasi dengan sekitar, bapak dan anak-anak menjadi cinta literasi?
- Mohon berbagi tips dan trik yang mudah diimplementasikan pemula literasi.
- Lakukan setiap aktivitas dengan riang gembira. Tebar energi positif di mana pun berada. Jadilah manusia yang mau terus bergerak untuk melakukan kebaikan-kebaikan.
- Komunikasi dengan anak-anak saya melalui dongeng. Apa yang disenangi anak-anak kita lakukan. Anak-anak senang menggambar, bukalah kelas menggambar. Anak-anak senang mewarnai, bukalah kelas mewarnai, Semua dilakukan di TBM AS Lebakwangi. Atau buatlah program yang membuat anak-senang dan tertantang. Seperti Celengan Literasi
- Oh ya terima kasih Bu Maria penanya pertama. Penanya pertama saya berikan bonus Konsultasi Gratis selama 1 tahun untuk mendirikan Taman Baca.
- Menurut Mr. Bams bagaimana meningkatkan minat baca masyarakat. Karena menurut saya jika kita bisa meningkatkan minat baca masyarakat dewasa maupun anak-anak maka mereka pasti akan mengejar buku di manapun berada.
- Apa saja syarat yang dibutuhkan ketika membentuk Taman Baca. Apalagi jika kita bukan siapa-siapa (bukan pejabat atau tokoh-tokoh idola).
- Termasuk mengumpulkan buku bacaan yang sesuai kebutuhan, dengan dana minim. Misalnya jika mau mengajukan proposal pengadaan buku-buku kemana dan bagaimana caranya? Kita ketahui bahwa di daerah kami perpustakaan masih sepi, taman baca hampir dipastikan masih sepi, dsb.. Ohya pernah ada LSM yang bergerak di bidang TBM namun hilang begitu saja. Padahal anak-anak banyak yang datang baca.Mohon maaf saya bertanya demikian karena dari pengalaman TBM Mr. Bams ada beberapa daya dukung yang membuat bisa tetap eksis.
- Ya sebuah perjuangan mendekatkan buku kepada siapapun, salah satunya dengan teladan. Saya menjadikan rumah tinggal sebagai tempatnya buku untuk dibaca anak-anak secara gratis. Kita hanya terus mengupayakan kepada mereka pentinya sebuah buku untuk dibaca.
- Syarat utama adalan NIAT. Tak ada seorang pun yang bisa menghalangi untuk membuat Taman Baca. Tak harus juga berijin secara resmi. Saya mendirikan TBM tahun 2011 tetapi legalitas resmi baru diurus pada tahun 2013, itu pun karena ada lomba mewakili Kabupaten, sehingga difasilitasi dalam pengurusan ijin. Untuk buku banyak sekali jaringan yang bisa diakses. Saat mendirikan TBM maka segeralah bergabung dengan Forum TBM yang ada disetiap tingkat Kab/Kota, Provinsi dan Nasional. Forum bisa bekerjasama dengan komunitas untuk pengdaan buku, bahkan dari Kemdikbud. Komunitas 1001 buku itu sangat terkenal di Komunitas FTBM.
- Membangun TBM bukanlah sebuah proyek akan tetapi program kesukarelaan yang harus penuh keikhlasan. Akan tetapi kita bisa mengelola dengan penuh kretivitas dan kolaburasi. Berkolaburasi dengan berbagai pihak yang satu frekwensi itu membuat lebih semangat mengelola Taman Bacaan, Selamat mencoba
- Langkah awal apa yang harus saya lakukan untuk membuka taman bacaan sederhana di sekolah saya SD yang penuh dengan keterbatasan jumlah siswa, tempat yang sempit dan waktu yang sedikit
- Bu Lastika yang budiman. Manfaatkan yang ada. Mulai dari SDM , tempat dan fasilitas lainnya bukanlah sebuah penghalang untuk sebuah gerakan. Gerakan Literasi bisa dimulai walau hanya kumpul bersama melakukan baca buku bersama. Melakukan diawal itu akan menjadi magnet. Lakukan sehingga banyak yang melihat. Lakukan dengan penuh semangat, walau pasti ada rintangan dan hambatan. Ajak semua orang yang peduli agar anak-anak rajin membaca. Selamat berjuang, selamat bergerak untuk Indonesia yang lebih baik. 🙏
- Sejak lama saya ingin mempunyai perpustakaan mini yg bisa dikunjungi anak-anak maupun orang tua, akan tetapi belum terwujud sampai sekarang dan menjadi angan-angan saja. Ada rasa khawatir akan gagal untuk mengajak tetangga berminat membaca. Apakah Mr. Bams pernah mengalami seperti yang saya pikirkan
- Bagaimanakah mengatasinya bila tetangga menolak atau tidak respon terhadap minat baca.
- Bu Isnaini yang baik hatinya. Lawan rasa khawatir dengan Bismillah. Lakukan hal yang sederhana. Saat melakukan ini di tengah-tengah masyarakat. Saya dianggap kurang kerjaaan atau bahkan melakukan yang sia-sia. Tapi lama-lama rumah jadi tempat berkumpul anak-anak. Saat anak-anak kumpul di TBM walau asalnya hanya ikut-ikutan, akan tetapi itu sangat ada manfaatnya. Bayangkan kalau anak-anak 1 jam di TBM tanpa gawai, tapi mereka dekat dengan buku. Itu hal yang sangat indah.
- Khawatir gagal itu ada, tapi saya membiasakan membagun pikiran dengan hal-hal yang positif, agar dalam diri memiliki kekuatan yang pantang menyerah. Tidaklah mudah tapi bisa dilatih. 🙏😊
- Prosedur awal membuat TBM
- Jadwal membaca Buku
- Apakah buku boleh dibawa pulang
- Bagaimana trik mengajak masyarakat untuk datang ke TBM
- Bu Siti yang antusias. Prosedurnya :
- Bicarakan rencana ini bersama seisi rumah, kenapa? supaya niat baik didukung sepenuhnya oleh orang-orang terdekat.
- Siapkan buku dari buku yang ada saja
- Siapkan empat, walau itu hanya diteras
- Tentukan kapan jam layanan
- Ngobrollah dengan tetangga terdekat, maklum nanti banyak anak-anak kadang membuat suasana ramai.
- Memintalah ijin tertulis kepada RT dan RW juga ditanda tangani oleh tetangga terdekat, kiri, kanan, depan dan belakang.
- Untuk awal cukup sampai RT, selanjutnya bisa berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat, biasanya melalui Pengawas Pendidikan Luar Sekolah.
- Jadwal Baca Buku. Buatlah jadwal yang membuat nyaman pengelola dan pembaca. Kalau bisanya satu minggu Lomba mewarnai, Lomba Menggambar, Lomba Puisi, Lomba Menulis Cerita
- Masyarakat Allah semoga limpahan riski untuk Mr Bams sekeluarga. Saya terkagum2 melihat perjuangan Mr Bams beserta istri. Kebetulan saya suka sekali mendongeng, dan biasanya saya mendongeng untuk anak2 didik saya di kelas 1 di akhir pembelajaran. Saya juga sediakan jurnal yg diisi anak-anak setelah mendengarkan dongeng yang saya bacakan. Dan di rumah menjelang tidur saya bacakan dongeng untuk anak saya yg sekarang duduk di kelas 2. Iseng2 pak saya membuat cerita anak berjudul aza sang pemimpin dan aku Pancasila part 1 yg tokoh2nya adalah anak didik saya dan cerita tersebut untuk mendukung kegiatan belajar ppkn anak2 didik saya. Pertanyaan saya pak. Apa saja yang membuat cerita dongeng menjadi hidup sehingga anak2 dapat meresapi isi yang terkandung dalam cerita?
- Mendongenglah dengan hati. Mendongeng bukan untuk menggurui. Mendongeng bagi saya mengantarkan sebuah pesan. Biarkan anak menerima pesan sebebas apapaun. Dengarkanlah pendapat anak-anak akan cerita yang kita sampaikan. Itu malah membuat anak senang merasa dihargai. Anak-anak butuh dihargai. Kadang kita orang dewasa terlalu merasa dewasa sehingga lupa untuk menghargai anak-anak. Mereka tidak pernah meminta untuk lahir menjadi anak-anak kita. Tapi itulah titipan dari Allah. Tuhan Yang Maha Segalaanya.
- Bagi saya dongeng yang baik, adalah dongeng yang punya pesan moral.
- Mendongenlah dengan senang hati, mendongenglah dengan sepenuh hati. Mendongeng semakin sering akan semakin menikmati. Tidak harus menjadikan seorang pendongeng seseorang yang harus diikuti. Mendongenglah dengan gaya sendiri.
- Apa saja manfaat dan kepuasan yang Mr. Bams dapatkan dengan membuka TBM tersebut ?
- Manfaat bagi saya TBM :
- Apakah pak Bams punya staf untuk mengelola?
- Bagaimana mendapatkan buku_buku baru, karena kalau dari 2012 maka sudah banyak buku yang lama perlu diperbaharui, dimana mendapat biaya?
- Untuk staff ada satu orang dan diberikan insentif saat ini insentifnya 500rb per bulan. Dana dari donatur, bila tidak ada gunakan uang pribadi.
- Buku kini ada sekitar 6000 buku dari awal berdiri 200 buku di tahun 2011. Kami pun punya program Rolling Buku, jadi TBM/Komunitas buku bisa meminjan 100-200 buku. Kadang ada yang kembali kadang tidak. Atau sengaja kami buatkan program Donasi Buku. Biayanya kadang suka banyak buku dari penyumbang. Yakinlah akan banyak orang tergerak membantu, ikhlas menjadi kuncinya.
- Bagaimana cara yang bisa dilakukan, untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan sekolah, agar menjadi taman bacaan yang menyenangkan?
- Program apa yang bisa dilakukan?
- Ibu Afi di Sumenep yang saya hormati. Fungsi Perpustakaan akan maksimal bila dikelola dengan baik. Pengelola membuat berbagai kegiatan agar murid merasa mendapatkan suasana berbeda. Buatlah acara-acara yang menarik untuk anak-anak. Jadikanlah anak-anak yang punya kesungguhan kepada dunia baca sebagai relawan di perpustakaan, jadikanlah mereka Relawan Perpustakaan dengan diberikan pelatihan sederhana dan tugas yang mudah. Jadikanlah mereka partner untuk diskusi dalam memajukan perpustakaan yang dikelola bersama. 🙏👍
- mengucapkan terima kasih. Mr. Bams telah memberikan materi yang sangat menginspirasi saya.Karena disekolah ada perpustakaan mini, yang tidak ada pengunjung nya. Dengan materi malam ini bersama Mr. Bams, saya akan amalkan ilmu "mengelola taman bacaan". Barokallahulaka Wabaroka'alaika Wajama'ah fi Khair
- Pak Zaki yang kekiniaanSelamat berjuangkan membangunkan buku-buku yang tertidur lelap. Mereka akan bahagia karena disapa oleh anak-anak juga bapak ibu guru. Jadikanlah buku sahabat sebagai sumber ilmu. In syaa allah kita bisa terus bergerak agar kebiasaan membaca, menulis dan diskusi menjadi bekal untuk murid kita semua.
- Belajar
- Berkarya
- Berbagi
- Berbagi
Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sangatlah penting untuk diterapkan dalam masyarakat, alasan hal ini diungkapkan karena menurut hasil penelitian Hapsari (2009) tentang Analisis Sistemik Penyelenggaraan Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya TBM yang ada mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kekurangan dan terutama kritik yang banyak dilontarkan lebih berkaitan dengan keseriusan penyelenggara dalam menyelenggarakan dan mengelola TBM agar lebih profesional.
-
Secara rinci menurut Agus Sugiarto (2005:2) , pengertian surat adalah instrumen untuk penyampaian pesan dari ke kubu lain dengan syarat ...
-
Misteri Bunga Wijayakusuma Sabtu, 1 Januari 2022 Pagi menjelang , kulihat jam di dinding menunjukkan pukul 01.45 wib, saat terdengar ketoka...