Pengikut

Rabu, 23 Maret 2022

Memori jamnas 91


 Memori Jamnas 91

oleh Lilis Ernawati


Malam ini hujan turun begitu deras. Aku termenung sendiri,  menunggu  mataku lelah. Dingin menusuk kulitku, … kutarik selimut dan kubuntal tubuhku hingga tertutup semua.  Tapi mata ini tak kunjung terpejam. Kubuka gawaiku, kubaca satu demi satu grup Whatsapp, banyak sekali kelas kuikuti untuk menambah nutrisi otakku. Kubuka sebuah grup yang selama ini jarang aku pedulikan, karena terlalu banyaknya pe-er di kelas PGRI. Grup PJ 91 alias purna jambore nasional 1991.

Angan-anganku kembali menerawang ke masa silam. Masa-masa dimana aku masih kecil dulu. Masa yang begitu indah dan penuh dengan kebahagiaan. Menjadi anak-anak itu menyenangkan, tidak ada beban hidup yang harus aku pikirkan, selain belajar dan bermain.

Saat itu aku masih kelas 4 SD, wali kelasku Bapak Hardi namanya. Saat itu sedang menceritakan tentang pramuka dan berbagai kegiatan yang sering dilaksanakan di pramuka, diantaranya jambore nasional. Aku tertarik sekali, sepertinya mengasyikkan.  Dalam hatiku berdoa, semoga Allah memberikanku kesempatan untuk mengikuti  jambore nasional tersebut.

Waktu terus berlalu, saat itu aku sekolah di SMP Kramatmulya. Impianku untuk mengikuti Jambore Nasional sudah terlupakan. Banyak kegiatan yang aku ikuti, akan tetapi yang paling aku suka adalah pemantapan materi matematika. Dalam satu hari siswa-siswi yang menggemari matematika harus mengerjakan soal sebanyak 100 soal. Tantangan ini menurutku sangat mengasyikkan. Dari keaktifanku itu, aku terpilih menjadi pengurus OSIS dan menjadi wakil ketua OSIS. Kemudian ada kegiatan pramuka, aku mengikutinya begitu saja, tanpa keseriusan. Namun, setiap kegiatan pasti aku akan laksanakan dengan sebaik mungkin. Mungkin inilah yang membuat guru-guru terutama pembina OSIS, Bapak Ikin  Sodikin(Alm.) dan Bapak Nana Rukmana (Pembina Pramuka sekaligus pembimbing matematika) memilihku untuk ikut seleksi peserta Jamnas 1991. Saat itu aku kurang ingat juga berapa orang yang diseleksi. Kalau tidak salah sampai 50 orang deh. Namun, akhirnya yang terpilih, hingga tingkat kabupaten itu hanya aku alias Lilis Ernawati, Imelda, Tatang Triana dan Budi. Kami berempat perwakilan dari SMPN Kramatmulya Kwarran Kramatmulya. Karena jatahnya satu Kwarran, empat orang peserta.

Tahap demi tahap kami lewati dengan penuh kebahagiaan. Karena setiap kegiatan, kebutuhan kami semua dijamin termasuk uang jajan. Yang penting ada kemauan pada diri kami dan kami serius latihannya. 

Saat melaksanakan kegiatan seleksi tingkat kabupaten, rasanya senang sekali dan lucu, karena setiap saat kami harus selalu melaksanakan kegiatan sambil bernyanyi-nyanyi. Awalnya janggal bagiku, apalagi saat melihat anak laki-laki yang sedang masak sambil bernyanyi potong bebek angsa. Pokoknya menyenangkan sekali.  Kegiatan pramuka tidak hanya bernyanyi saja, ada sholat berjamaah, mengaji, lomba khotbah, puisi, olahraga, mencari jejak dan masih banyak lagi.

Setelah seleksi, kami persiapan berangkat ke Jakarta. Huuuuuh, … rasanya luar biasa, bisa ikut perkemahan tingkat nasional. Sebelum pemberangkatan, kami berkumpul di  Wisma Permata yang ada di dekat  lapangan olahraga Mashud Wisnusaputra. Di sini kami diperiksa semua perlengkapan, termasuk sepatu, baju, kaos,  tas, pokoknya komplit. Semua dijamin oleh kabupaten. Baju pramuka kamipun di jahit oleh penjahit yang terkenal di Kuningan lho, namanya penjahit  Selaras, bangga sekali rasanya. Jahitannya enak dipakai dan rapi banget. Biasanya yang menjahit di sini adalah orang-orang yang berkantung tebal. Karena kalau menurutku sayang banget, mahal ongkos jahitnya atau para pegawai kantoran yang memakai seragam dinas.

Sebelum kami berangkat, ada rasa khawatir pada diriku karena takut mabok. Tapi aku akalin saja, pusarku kutempel dengan hansaplas, katanya biar gak masuk angin. Sebelum keberangkatan, kami upacara dan dilepas oleh bupati saat itu Bapak Aang Kunaefi (Alm) dan Kak Kwarcab, Letkol Purn Mawardi (Alm). Sepanjang jalan, kami tertawa bernyanyi, riang sekali. Pembimbing kami namanya Ka Ratna (mamahnya Esa), Ka Unan, Ka Cicih,  Kak Udi, Kak Udin dan Kak Nunung. Alhamdulillah semuanya  sampai saat ini masih ada dan sehat. 

Sesampai di Cibubur, kami langsung pembentukan RT  hingga kecamatan, pokoknya kayak pemerintahan begitu. Kami pun dijadwal  untuk mengambil makanan, masak dan ikut kegiatan. Jadi ada piket yang bagian beres-beres tenda. Intinya semua mengasyikkan. Karena kemping tingkat nasional tidak sesulit kemping kita di daerah. Tenda sudah disediakan, lampu-lampu bahkan makananpun sering dibantu masaknya oleh kakak-kakak pendamping.

Hari pertama kegiatan, adalah upacara pembukaan. Hal yang paling membuat kami senang adalah kami bisa berdekatan dengan Bapak Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto untuk menerbangkan balon bersama-sama. Selanjutnya setelah upacara, kami melaksanakan karnaval dengan menggunakan pakaian adat, pakaian profesi dan ada juga yang menjadi pengantin lho.  Saat itu aku menggunakan pakaian wisuda lengkap. Dari Kuningan, andalan kami untuk kesenian adalah Neng Esa, dia anaknya Kak Ratna, cantik pintar, mungil dan pandai jaipongan. Sedangkan aku saat itu Musikalisasi Puisi.

Kegiatan yang paling menyenangkan lainnya adalah saat penjelajahan. Kami melewati kebun Kayu Putih, dan perumahan warga yang memiliki banyak pohon rambutan.  Tapi sayang saat itu rambutannya tingga sedikit. Terus kamipun melewati jalan luas yang sedang dibangun, yah, …  pembangunan jalan tol. Hari itu belum ada jalan tol seperti sekarang. Saat penjelajahan banyak haling rintang yang kami ikuti, seru-seru pokoknya, antara lain merayap dibawah jeruji besi, berjalan diatas bamboo, loncatin kolam dan masih banyak banyak lagi deh yang bikin kami belepotan. Pemimpin reguku hari itu namanya Gita dari kadugede, usianya lebih muda dari kami, tapi karena badannya lebih besar, makanya dia yang ditunjuk.

Selain kegiatan penjelajahan, kegiatan permainanpun  banyak, dan yang lebih seru saat kami diundi untuk kegiatan karya wisata. Dan aku saat itu kebagian jalan-jalan ke  Taman Impian jaya Ancol. Banyak permainan yang kami ikuti, akan tetapi, aku gakmau ikut main kora-kora, halilintar atau ontang-anting. Aku sukanya permainan yang menyenangkan saja, jangan yang menakutkan he, … he, … karena aku takut ketinggian dan jantungku suka berdegup kencang. Lucunya, teman-teman naik permainan yang menegangkan setelah makan kenyang, jadinya banyak yang muntah deh.

Hal yang paling menyedihkan saat itu adalah, saat tetangga tenda kami, kalau gak salah dari Indaramayu ada yang sakit dan meninggal. Agak serem juga yah kalau dengar yang meninggal. Jadinya kami tidur berdekat-dekatan, karena takut. 

Sedangkan hal yang paling asyik adalah kalau malam, kami bisa jalan-jalan lihat pasar malam. Aku ingat, saat itu aku membeli rok celana dan baju putih ada gambar hello kittynya, lucu banget. Kemudian aku beli gantungan kunci yang ada nama seseorang yang aku suka. Dan gantungan kunci itu katanya masih ada sampai sekarang. Luar biasa yah.

Banyak ilmu, dan sahabat yang aku dapat saat kegiatan jamboree nasional ini. Kami diperkenalkan dengan saka-saka di pameran yang kakak-kakaknya cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Kami juga bisa melihat-lihat pameran yang diikuti oleh setiap daerah. 

Cerita lucunya, saat kami mandi. Kami mandi di kamar mandi yang panjang banget, tanpa sekat. Ha, … ha, … kami telanjang bersama. Sebab kalau gak begitu, nanti kami ketinggalan kegiatan. Gakbisa sendiri-sendiri. Lagian kalau mandinya sendiri pasti seram. Kecuali ke WC, ada ruangan-ruangan yang hanya di tutup terpal saja. Jadi kami ngisi air dulu buat BAB atau pipis.  Pernah satu ketika, aku sakit perut malam-malam. Udah ditahan-tahan, tapi perut tetap aja melilit. Jadinya pukul 02.00 wib malam aku terpaksa ke WC, takut sih. Apalagi saat itu habis ada yang meninggal, akan tetapi aku beranikan saja. Karena memang ada kakak-kakak yang bertugas menjaga keamanan berjaga-jaga tidak tidur.

Setelah kejadian malam itu, aku berhati-hati makan. Karena takut sakit perut lagi. Dulu teman sesekolahku Imelda, kolokan banget. Mungkin karena dia biasa dimanja oleh keluarganya. Jadi kemana-mana suka minta diantar melulu, kadang-kadang aku suka ditraktir sama dia. Setiap mau kemana-mana kami memang tidak boleh sendiri, harus dengan  teman agar jika tersesat tidak panik. Karena cibubur luas banget dan masih banyak pohon-pohon besarnya. Terus ada juga danau yang katanya banyak cerita menyeramkan di sana, walaupun danaunya indah banget.

Malam terakhir kegiatan, setelah kami saling berkenalan dengan kontingen-kontingen lain, kami mengadakan pesta api unggun hingga pukul 22.00 wib. Setelah itu  kami membentuk  lingkaran kemudian menyanyikan lagu api unggun, sedih banget. Aku aja sampai menangis.  Kami berpegangan tangan dengan orang di sebelah kami, seakan kami berat untuk berpisah. Kemudian kami bersalaman bermaaf-maafan dan mengucapkan salam perpisahan. Nah di sinilah ada tragedi yang menegangkan, saat aku menangis dan bersalam-salaman, tiba-tiba ada yang mencium pipiku, aku tersentak kaget sekali. Siapa dia, kok berani sekali. Pas aku lihat, orang papua, tapi aku gak tahu siapa namanya. Dan lupa seperti apa wajahnya, yang kuingat wajahnya khas papua hitam dengan gigi putih mengkilap dan keriting. Karena malam itu gelap sekali, hanya cahaya api unggun yang menerangi kami dan mataku juga sembab sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, siapa pelakunya. Makanya hingga kini aku penasaran juga, siapa yah orang pertama yang menciumku?

Setelah perpisahan itu, kami langsung bersiap-siap pulang ke kampung masing-masing. Kami semua naik bus dengan kondisi mata yang sembab. Kami menangis sedih karena berpisah dengan teman-teman semua. Saat bus mulai berjalan, kami melambaikan tangan kepada peserta lain di bus lain dan yang masih di luar.

Perjalanan kami terasa semakin menyedihkan, karena sepanjang jalan terdengar suara takbir,… yah, suara takbir, … besok Idhul Adha. Jadi malam lebaran kami di perjalanan. Perjalanan kami Alhamdulillah lancar. Dan kami sampai ke Kuningan pukul 04.00 wib. Kami semua istirahat di kantor pemda. Sambil menunggu jemputan. Tapi aku tidak ada yang menjemput. Jadi saat ada angkot yang menuju kea rah rumahku, aku langsung naik. Dan pulang. Sebelumnya tak lupa kami saling berpamitan.

Yah, itulah kenanganku, aku lelah,... ngantuk, … bobo dulu ah, …




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana