Pengikut

Minggu, 13 Maret 2022

RUMAHKU SURGAKU

 RUMAHKU SURGAKU



"gebruk,gebruk, krek, krek,krek, "Suara pintu terus berbunyi, jika tak terbiasa pasti akan merasa takut. Itu pasti kerjaan si belang kalau kedinginan di luar. Dia ingin masuk. Dia pinter membuka pintu kalau gak dikunci. Dia juga kucing yang kayak mengerti obrolan kami. Kalau kami sedang ngobrol-ngobrol, dia duduk dikesed sambil merhatiin obrolan kami. 

"Guuuk...guuuuk......guuuuuk....., , "suara burung merpati bersahutan.

"Kongkorongoooook, "suara ayampun ikut bernyanyi, membangunkanku dan keluargaku di pagi hari. Kulihat jam di dinding masih menunjukkan pukul 03.30 WIB. 

Yaaaah,...inilah rumahku, sudah seperti kebun binatang saja. Padahal itu burung merpati punya tetangga, begitupun kucing, adalah kucing liar yang berkuasa di rumahku, sehingga saat ada kucing lain masuk ke rumah, pasti dia akan melawan dan ngajak berantem. Entah kenapa rumahku ini disenangi oleh binatang-binatang. Dan merekapun sepertinya mengerti jika kami menyuruhnya pergi atau kami akan memberi makanan pada mereka.

Si belang, adalah  kucing yang terluka dibagian perutnya gara-gara diguyur oleh air panas entah air aki mobil,  hingga membuat buku-bulunya rontok dan kulitnya memerah. Saat itu kami obati hingga sembuh dan tumbuh bulu kembali. Sejak saat itu si belang menjadi penunggu rumah kami dan diberi nama Beti. 



Suatu pagi saat aku keluar rumah, di garasi mobil ada Beti sedang menarik-narik seekor ular kecil. Entah darimana ular itu, yang jelas sedang dimakan oleh Beti. Apa mungkin ular itu adalah ular yang hendak masuk ke rumah kami dan oleh Beti di serang, hingga ular itu tewas atau mungkin Beti mendapatkannya dari tempat lain. Namun aku bersyukur ular itu tidak sampai masuk rumahku.

Ternyata kenyamanan yang dirasakan oleh binatang-binatang itu sama halnya dengan penghuninya, yaitu aku, suami dan ketiga anakku. Walau rumah ini tidak mewah dan besar, akan tetapi di rumah ini ada cinta yang selalu kami tebar. Cinta dalam kebersamaan, dan cinta dalam keyakinan terhadap Allah swt. Kami saling mengingatkan dalam segala hal, baik itu saat melaksanakan sholat, belajar, makan dan kegiatan lainnya.

Andai harus memilih, dimanakah tempat yang paling nyaman kamu singgahi? jawabanku adalah rumah kami. Karena di rumah ada orang-orang yang aku cintai, ada buku-buku yang aku senangi untuk dibaca. Ada laptop untuk kujadikan curahan hati dan menyiapkan media pembelajaran,  ada dapur tempatku menyalurkan hobby, ada ruang keluarga tempatku dengan suami serta anak-anakku berleha-leha sambil melihat tv dan makan-makan serta  ada ranjang tempatku merebahkan badanku dari rasa lelah yang kurasakan. eeehm,....malah pikiranku kemana-mana.

"Masih ngantuk,  "kataku sambil menarik selimut. Dingin sekali. Akan tetapi baru saja aku mau menarik selimut, suara adzan di mesjid berkumandang.

"Allahuakbar, Allahuakbar........, "suara muadzin berkumandang. Kalau suara ini aku sudah tidak bisa berkutik lagi, harus bangun.

Kubatalkan menarik selimutku, dan bergegas mengambil handuk hendak mandi dan sholat subuh. Namun sebelumnya aku bangunkan suami dan anak-anakku agar mempersiapkan diri melaksanakan sholat subuh berjamaah.

"Mas, ayo bangun, mandi dulu, dah adzan, "bisikku sambil membelai kepala suamiku.

"ehm,...duluan aja, "jawabnya sambil menggeliat.

"abang, kakak, ade, ayo bangun, udah subuh nih, "teriakku sambil berjalan ke kamar mandi.

Tidak lama kemudian terdengar suara pintu kamar berderik tanda anak-anak sudah bangun. Butuh 15 menit menyiapkan diri kami semua untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di ruang keluarga.

Saat-saat seperti ini adalah waktu yang sangat membahagiakan kami, karena kami bisa bersama menghadap illahi, dan saling bertukar pendapat tentang semua hal yang sedang marak terjadi saat ini.

Setelah sholat subuh biasanya aku langsung ke dapur dan masak nasi goreng. Kami sarapan bersama, seru banget. Setelah makan masing-masing sibuk sendiri dengan gawainya, sementara aku langsung membereskan bekas makan dan langsung ke depan, membersihkan rumah dan tanaman yang kurang enak di pandang.

Di taman itu ada pohon rambutan, jambu, mangga, buah naga dan bunga-bunga. Diantara semua tanaman itu, buah naga memiliki misteri tersendiri yang takakan mungkin terlupakan. Buah itu pemberian muridku yang kini telah bahagia di sisi Illahi Robby.

Banyak sudah teman-teman yang berkunjung ke sini kuberikan pohon buah naga dengan harapan ada doa disetiap pohonnya untuk almarhumah muridku yang dulu memberinya. Salah satunya adalah Om Jay, Bapak Blogger yang telah berkenan berkunjung ke istana cinta kami. 

Terimakasih Om Jay, senang sekali rasanya bisa menjadi bagian dari keluarga blogger yang Om Jay kelola. Walaupun saat ke rumah aku tak bisa menjamunya dengan baik, malah aku yang dikirimi sayuran sama  Om Jay. Katanya Om Jay  habis panen di kebunnya sendiri. segar-segar pastinya.



Rumahku adalah surgaku, tempat dimana kami merasakan banyak kebahagiaan dan kenyamanan di rumah ini. Tempat dimana aku dan keluargaku menerima siapa saja yang berkunjung ke rumah kami, termasuk para pendaki teman kakak. Sampai-sampai rumah yang sederhana ini disebut sebagai rumah singgah para pendaki. Karena  kakak masuk grup pendaki indonesia, begitupun abang sehingga teman-temannya ada di seluruh Indonesia. Dan aku sering disebut sebagai mamah gunung karena selalu senang saat teman anak-anakku singgah ke rumah sebelum mendaki gunung. Kadang sekali mendaki ada sampai 20 orang tapi kadang hanya 3 orang saja, mereka tidur di ruang tengah, depan dan di atas, hanya beralas karpet dan bantal yang saling berebutan. Tapi kalau bertiga, bisa 1 kamar barengan, tidurnya lebih nyaman.

Memang capek sebenarnya saat mereka singgah. Namun ada kebahagiaan saat bisa menjamu mereka walaupun hanya seadanya saja. Kebayangkan, saat mereka datang, aku harus sudah menyiapkan sekitar 25 porsi makan karena takut ada yang mau nambah ha...ha...ha..., belum saat besoknya mereka hendak mendaki, aku  siapkan untuk makan pagi dan aku bungkuskan untuk diperjalanan nanti jadi aku membuat nasi sekitar  50 porsi. Untungnya suamiku tidak pernah keberatan, dan saja rejeki untuk menjamu tamu walaupun banyakan. Mungkin ini adalah pembalasanku dulu, yang sering merepotkan ibuku saat teman-teman main ke rumah masak-masak, nyate kelinci, pokoknya saat jaman aku muda, yah seperti ini. Makanya aku senang saja.

Rumah ini adalah rumah hasil kerja keras kami berdua, pilihan kami berdua sehingga terasa nyamannya. Banyak kisah bahagia,  pahit pedihnya  saat kami ingin memiliki rumah ini.  Di rumah inipun banyak rejeki telah kami dapatkan. Sejak kami di rumah ini, suamiku begitu cepat kariernya dan anak-anakku bisa lulus masuk sekolah dan perguruan tinggi sesuai yang mereka inginkan. Akupun memiliki bisnis yang lumayan maju, walaupun hanya jualan lewat online dan dari mulut kemulut melalui teman saja. karena aku tak punya toko yang tetap. Jadi selain mengajar, saat di rumah aku buka toko kelontongan dan pakaian. Ini merupakan suatu tantangan yang luar biasa, walaupun melelahkan akan tetapi menyenangkan dan membuat aku merasa hidupku tidak sia-sia karena bisa membantu orang dan keluargaku.

Banyak kenangan di rumah ini, suka duka kami rasakan bersama. Karena perjalanan tak semulus jalan tol. Kami tinggal di rumah ini sudah 10 tahun lamanya. Sebelumnya kami tinggal di asrama tentara yang letaknya 45km dari kota. Saat itu aku ingin anakku sekolah di daerah kota agar  tidak kuper dan bisa berkembang, karena saat SD anakku sangat pemalu dan enggan bergaul. Dan alhamdulillah dia bisa masuk sekolah SMP di kota jurusan pendidikan jasmani, sehingga setiap hari dia harus berlatih olahraga. karena kelas itu menjadi andalan sekolah untuk mengikuti kompetisi-kompetisi antar sekolah nantinya.

Sebenarnya sebelum memiliki rumah ini kami sempat membeli rumah di kampung dekat orangtua. Namun itu pilihan orangtua, bukan kami.  Walaupun kami yang membayarnya. Tapi rasanya kurang nyaman. Tapi saat aku dan suami mencari sendiri rumah yang sesuai dengan hati kami, ternyata rasanya lebih memuaskan, walaupun tidak sebesar rumah kami yang  di kampung.

Membeli rumah kata orangtua sama dengan mencari jodoh, tak selamanya bisa sesuai karena selain melihat kemampuan kita membeli juga melihat sejauh mana rumah itu terasa menyejukkan hati. Begitupun hubungan sepasang kekasih, saat hendak berjanji menyatukan dua hati, membutuhkan pertimbangan dan komitmen untuk seiya sekata dalam suka dan duka mengarungi bahtera kehidupan.

Sebentar lagi usia perkawinan kami menginjak ke-24 tahun, tepatnya 3 april, saat ulangtahun persit kartika chandra kirana atau perkumpulan istri-istri tentara. Tak terasa, selama waktu itu kami bisa melewatinya dengan banyak drama kehidupan yang membuat kami semakin dalam mencintai dan semakin erat saling membantu menghadapi semua kenyataan hidup ini. Amin yra. 

Dan ternyata Om Jaypun ulangtahun pernikahan yang ke-24 sama denganku hanya waktunya sedikit berbeda, Om Jay tanggal 8 Maret dan saya 3 April. Semoga Om Jay sekeluarga sehat dan Samawa till Jannah bersama pujaan hati yang selalu setia. Aamin yra.

Ternyata saat menjalani sebuah bahtera rumah tangga, bukan rumah mewah yang jadi takaran kebahagiaan dan bukan pula pasangan yang cantik atau ganteng yang menjadi suatu kepuasan, akan tetapi saling mengerti dan saling setia menjadi kunci kebahagiaan bersama.

Dulu, sempat terpikir ingin memiliki seorang pasangan yang romantis dan penuh dengan kejutan yang membahagiakan, akan tetapi kini aku mengerti jika semua itu hanya ada di sinetron saja. Karena dalam kenyataannya, keromantisan itu tidak perlu menunggu moment tertentu, karena setiap detik bersama pasangan kita adalah keromantisan yang tiada akhir dan semua kebersamaan kita adalah kejutan luar biasa yang menjadikan hati selalu berbunga-bunga. Takperlu lagi mobil mewah atau rumah yang megah karena saat bisa menjalankan sholat berjamaah, makan bersama dan bercanda bersama sudah menjadi  surga tersendiri bagi kita. 

Pernahkah kalian rasakan saat rindu begitu menderu, padahal baru saja berpisah dengan orang-orang yang kita cintai karena harus bekerja dan pergi demi tugas kantor dan kampus? Seperti itulah yang kita rasakan jika berpisah dengan orang-orang yang kita cintai, seakan-akan gawai ini terus aku pijit sekedar untuk menanyakan sudah makan atau belum, sedang apa, dimana? dan masih banyak lagi. 

Perpisahan sementara itu kadang menumbuhkan rasa rindu yang luar biasa,  baik kepada pasangan kita atau anak-anak kita. Namun ingat, semua itu hanya titipan  sang kuasa oleh karena itu serahkanlah mereka kepada  sang penguasa agar menjaga orang-orang yang kita cintai.

Sejatinya semua orang berumah tangga, yang diharapkan adalah bisa membentuk keluarga sakinah, mawadah dan warohmah. Namun,  dalam mewujudkannya butuh banyak pengorbanan, diantaranya tinggalkan keegoisan, tinggalkan keras kepala dan tinggalkan rasa memiliki yang berlebihan. Karena untuk menuju Sakinah mawadah warohmah itu membutuhkan kesadaran dan kewarasan dalam berpikir, walaupun  tujuannya sama, akan tetapi mungkin saja cara menggapainya  berbeda.

Ingatlah, menurut agamapun sebenarnya musuh terbesar kita adalah orang-orang yang sangat kita cintai di sekitar kita. Mengapa demikian? karena kadang demi orang-orang yang kita cintai, kita abaikan perintah Allah swt, karena orang-orang yang kita cintai, ada rindu dan cemburu yang membuat kita emosi dan karena orang-orang yang kita cintai ada kebencian yang luar biasa saat mereka yang kita cintai tak sejalan dengan harapan kita. 

Inilah hidup yang harus kita sadari, karena semua orang memiliki otak untuk berpikir dan berkeinginan, maka setiap orang memiliki keinginan yang berbeda-beda dan tidak bisa kita batasi hanya karena cinta. Namun jangan khawatir, Allah maha segalanya, titipkanlah orang-orang yang kita cintai pada kuasaNya, Karena kita takakan sanggup untuk menjaganya yang terpenting kita bisa bersama, berbahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amin yra.




1 komentar:

  1. S3lamat hari ulang tahun pernikahan binda tgl 3 april nanti. Terima kasih sudajh ikutan lomba blog.

    BalasHapus

fiorentia viviane lesmana