Pengikut

Minggu, 06 Maret 2022

1. Kasih Sayang Orangtua Terhadap Anak

                                                Takkan Kubiarkan Kau Terluka

Takkan Kubiarkan Kau Terluka

 

Hari ini cuaca panas sekali. Sampai-sampai jemuran di depan rumah Ibu Anipun  kering semua. Padahal belum lama Ibu Ani menjemurnya. Ibu Ani angkatin pakaian satu demi satu, kemudian dibawanya ke kamar anaknya, Aisyah. Karena di kamar Aisyah biasanya Ibu Ani menyetrika. Kamar Aisyah memiliki pentilasi yang besar, sehingga saat Ibu Ani menyetrika, bisa dibuka jendela lebar-lebar agar angin bisa masuk dan udara tidak terlalu panas.

 

Tak sengaja Ibu Ani melirik meja belajar anaknya. Tak biasanya buku diary Aisyah tak dibereskan, selama ini kan dia  simpan ditempat tersembunyi. Ibu Ani penasaran. Karena selama ini tak pernah dia tahu keluh kesah anaknya. Aisyah adalah  gadis periang. Tak pernah sekalipun dia ceritakan kesulitannya. Aisyah memang pintar di sekolah dan pandai bergaul pula. Namun aku tahu di lubuk hatinya ada luka yang begitu dalam. Sejak bapaknya meninggalkan keluarga ini, dia tak pernah bercerita tentang kesulitannya. Uang jajan sekolahpun tak pernah dia minta, sedikasihnya saja olehnya.

 

Ibu Ani membuka buku itu, dan membaca satu demi satu curahan hati anaknya, Aisyah. Tak terasa air mata Ibu Ani meleleh membasahi pipi. Ibu Ani sudah menyangka tentang hal ini. Namun, selagi Aisyah takmau bercerita,Ibu Ani tak mau menanyakannya. Takut menambah luka hati anaknya. Di halaman terakhir tertanggal 30 November 2021, ada keinginan Aisyah untuk ikut kursus komputer mengisi liburan semesterannya. Namun dia tak berani mengatakan pada ibunya. Mungkin karena biayanya cukup besar.

 

Ibu Ani metutup buku itu, dan merapikan kembali seperti semula, agar Aisyah tak curiga. Lalu menyetrika pakaian kering itu dengan segera, agar bisa keluar dari kamar Aisyah sebelum anaknya pulang sekolah. Ibu Ani menengok jam di dinding, menunjukkan pukul 13.00 WIB. Sebentar lagi Aisyah pulang. Biasanya dia sampai rumah pukul 14.00 WIB jika tidak ada kegiatan ekschool di sekolahnya atau di Kabupaten.

 

Waktu sudah pukul 15.00 WIB Aisyah belum pulang juga. Ibu Ani mulai khawatir. HPnyapun tak aktif. "Kemana kamu Aisyah? kok gak ngabarin Ibu Nak?,  "gumam Ibu Ani dalam hati. Adik Aisyah, Maulana sudah terbangun dari tidurnya. Dia sudah terjadwal untuk tidur siang, dan nanti ba'da ashar dia akan berangkat mengaji hingga magrib.

 

Ibu Ani siapkan makan untuk Maulana. Namun sebelumnya, maulana disuruh mandi dulu agar segar saat belajar ngaji di madrasahnya. Ibu Ani mengecek perlengkapan ngaji di tas ngaji Maulana, mulai alat tulis, buku dan Al-Qur'an. Setelah semuanya lengkap, Ibu Ani mengambilkan baju koko di lemari dan menyiapkan  makan sore untuk anaknya. Maulana  lahap sekali makannya. Ibu Anipun bahagia melihatnya karena anak-anak takada yang rewel dan manja.

"Maulana berangkat dulu bu, Assalamualaikum, "ucapnya sambil mencium tangan Ibu Ani

"Waalaikumsalam warohmatullahiwabarokatuhu, hati-hati di jalannya, belajar yang benar, "  jawab Ibu Ani.

 

Ibu Ani  langsung ke dapur dan menyiapkan adonan es lilin serta comro untuk besok pagi dijual. Inilah pekerjaan Ibu Ani kini,  setelah ditinggalkan suaminya yang pergi dengan wanita pilihannya. Dia tidak mau menceraikan Ibu Ani, akan tetapi tidak juga menafkahi hidupnya. Status Ibu Ani digantung, karena janda bukan bersuamipun tidak. "Terserahlah, biar dia yang mempertanggungjawabkannya di hadapan Illahi Robby, "gumam ibu Ani dalam hati.

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB, kulihat dari kejauhan anakku berjalan dengan senyum tetap mengembang sambil menyapa orang di sepanjang jalan yang dilewatinya. Begitulah dia, sehingga banyak orang yang menyayanginya.

 

"Assalamualaikum, Ibu,  "ucap Aisyah dengan nyaring.

"Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuhu, kenceng-kenceng amat ngucap salamnya, emangnya ibu udah tuli apa?, "Tanya Ibu sambil bercanda.

Aisyah mencium tangan Ibu, sambil tertawa.

"Bukan begitu Ibu, Aisyah lagi seneng banget. Maaf yah tadi gak ngabarin. Baterai HP nya low bath, terus Aish harus rapat di Kwarcab. Aisyah nanti malam berangkat ke Bandung bersama Sukimto, karena harus menghadiri kegiatan Musda Jabar yang akan dilaksanakan selama 10 hari."

 

Ibu Ani bingung sendiri ,  sambil  langsung diam, dia  berpikir, mau berapa dia  memberinya bekal nanti. Karena  di saku cuma ada uang Rp 20.000,-, cukup untuk apa? sementara Aisyah  di sana 10 hari.

 

"Ibu gakusah pusing-pusing, tenang aja. Semua biaya ditanggung dari sana. Dan ini, Aish ada uang Rp 500.000,- untuk uang jajan di kasih sama Pak Bupati Kuningan, "kata Aisyah yang tahu jika ibunya sedih  karena pasti tidak punya uang untuk bekalnya.

 

"Alhamdulillah, iya Aish, ibu bingung gakpunya uang untuk kamu jajan di sana, "kata Ibu.

"Ibu, Aish ambil Rp 100.000,- aja. sisanya simpanin yah. Aish ingin kursus komputer,  "kata Aish lagi.

"Nanti kalau kamu kurang bekal gimana, kan 10 hari Ish?, "tanya ibu.

"Bu, di sana itu makanan melimpah, walaupun kegiatan pramuka menunya mewah, ada snack, minuman dan lain-lain. Jadi untuk  apa Aish bawa uang banyak-banyak, "kata Aish lagi.

"Aish minta buat ongkos aja, takut kurang, "ucapnya menambahkan.

 

Ibu Ani bersyukur memiliki anak yang luar biasa.” Seandainya Aisyah  rapat di Bandung, berarti uang jajan harian Aish bisa aku tabung. Aku harus usahakan bisa memenuhi kebutuhan Aish kursus komputer, "gumam Ibu Ani dalam hati.

 

"Aish makan dulu, "perintah Ibu

"udah kenyang bu, kan tadi makan segala dikasih dari sana, "jawab Aish sambil membereskan pakaiannya ke koper serta perlengkapan lainnya. Dia sudah terbiasa kegiatan seperti ini sehingga Ibu Ani tak perlu membantunya menyiapkan keperluannya lagi. 

"Kamu berangkat pukul berapa sama sukimto,"Tanya Ibu. Sukimto adalah temannya di pramuka, walaupun beda sekolah akan tetapi persahabatan mereka sudah terjalin sejak SMP.

 

Malampun tiba, sukimto datang ke rumah menjemput Aish menggunakan mobil travel yang sudah dipesankan oleh pihak kabupaten. Mereka tinggal berangkat saja, sehingga Ibu Ani tidak merasa khawatir.

 

Selama Aish pergi, Ibu  terus bersemangat membuat es lilin yang laku banget karena hari sangat panas.  Ibu membuat berbagai rasa, mulai kacang hijau, nangka, susu, manga, coklat  dan stroberi. Takada rasa lelah di hatinya. Alhamdulillah selama  10 hari Ibu Ani bisa mengumpulkan uang sekitar Rp 2 jtan. Lumayanlah bisa untuk bayaran  jika Aish kursus komputer. 

 

Hari ulang tahunku  tak pernah kuingat. Terlalu banyak problematika kehidupan yang aku alami, sehingga aku lupa kapan tanggal bahagia dan kapan tanggal menyedihkan. Waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB. Aku masih terjaga karena Aish sudah bilang jika dia akan pulang hari ini. Kusiapkan makan malam alakadarnya saja, walau hanya tempe oreg basah yang menggunakan kecap dan kerupuk, Aisyah pasti tetap tersenyum.

 

Tak lama setelah itu, ada mobil berhenti di depan rumahku. Yah, … Aisyah telah sampai rumah. Aku Bahagia sekali.

 

"Assalamualaikum Bu, "ucap Aish.

"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuhu, "jawabku.

"Ibu belum tidur? kok masih membungkusin es sih bu, bukannya istirahat, nanti Ibu sakit lagi, "ucap Aish sedikit mengomel.

“Tenang saja, Cuma gitu-gitu doing kok, “jawab Ibu

“Barakallah Fii Umrik yah Ibu, sehat selalu, bahagia selalu dan tetap menjadi Ibu yang baik untuk aku dan maulana, “kata Aisyah

 

“Aisyah tak tahu, jika kesibukanku inilah yang membuatku melupakan semua kesedihanku dan luka hatiku yang telah dikhianati oleh bapaknya. Seandainya tidak banyak yang aku kerjakan, mungkin aku akan kepikiran terus dan sakit, gumam Ibu.

 

"Bu, ini ada uang Rp 600.000,-, yang Rp 100,000,- uang bekal kemarin dan yang Rp 500.000,- uang pemberian dari provinsi, tuh kan Aish juga bilang apa, pasti uangnya utuh. Karena makanan di sana itu berlimpah bu. Kecuali kalau kita mau beli-beli asesoris, nah baru butuh uang, "kata Aish lagi.

 

"Iya ..., iya ..., rejeki anak soleh. Uangnya mau buat apa?, "tanya Ibu pura-pura tak tahu.

"Aish ingin kursus komputer bu, boleh yah?, "tanyanya.

"Boleh, tapi kegiatanmu bagaimana?, "tanya Ibu

"Aish akan mengatur waktu sebaik mungkin. Tapi Aish pasti pulang sore, gakpapa yah bu gakbisa membantu pekerjaan Ibu?,"tanya Aish.

"Gakpapa, kamu bawa bekal untuk makan siang biar gak kelaparan nantinya, "kata Ibu.

"Ok bu,  Aish mau bersih-bersih dulu bu, terus sholat, baru tidur, Ibu istirahat udah malam, "kata Aish.

"Sebentar, Ibu masukin es dulu ke frezer, "jawabku sambil memasuk-masukkan es ke frezer untuk dijual besok pagi.

 

Pagipun tiba, Aish dan Maulana bangun pagi-pagi sekali. Maulana langsung ke kakaknya merengek.

"Kakak bawa oleh-oleh apa, "tanya Maulana polos.

"Ada, banyak, "kata Aish.

Aish mengeluarkan plastik hitam, ada susu, permen dan kue-kue.

"Kamu beli Ish, "Tanya Ibu

"Tidak Bu, setiap pagi, siang dan sore selalu ada susu atau teh kotak, nah Aish ambil susu, sehari dapat 3, jadi ada 30 susu. Lalu ada permen juga, tapi sama Aish gak dimakan, Aish kumpulin, ada snack kering juga, Aish kumpulin, jadinya kan ada oleh-oleh buat adik kakak tersayang, "kata Aish sambil memeluk adiknya yang kegirangan karena mendapat oleh-oleh yang banyak.

 

"Ibu ke kamar yah?, “ucap Ibu sambil pamitan dan pergi tidur, karena kepalanya berat sekali. Pagi harinya saat mereka sedang sarapan pagi,  tiba-tiba Ibu mengeluarkan dompetnya. Dan segepok uang diserahkan kepada Aisyah.

 

“Nak, ini ada sedikit uang buat kamu membeli laptop agar kamu bisa belajar komputernya tidak tanggung-tanggung, "kata Ibu sambil terbatuk-batuk. Selama ini ibu sering tidur malam karena permintaan es lilin dan comro sangat banyak, sehingga dia kurang tidur. 

 

Baginya kebahagiaan anaknya lebih utama dari kesehatannya. Dia tak mau anaknya merasakan kepedihan yang dia rasakan. Dia ingin anaknya bisa hidup lebih baik lagi, tidak sepertinya yang hanya bisa membuat makanan alakadarnya saja. Bagi Ibu rasa lelah yang dia rasakan, takada artinya dibandingkan rasa sakit hati atas pengkhianatan yang suaminya lakukan. Biarlah cerita luka ini hanya menjadi onggokan sampah di hatinya. Dia ingin anak-anaknya sekolah tinggi dan bahagia.

 

Aisyah senang sekali, karena hari ini sudah bisa membayar uang kursus computer dan membeli laptop yang baru. Begitupun Ibu, walaupun harus lelah membanting tulang. Namun saat melihat anaknya bahagia, diapun bahagia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana