Nama : Lilis Ernawati
Pertemuan : 1
Waktu : Selasa, 1 Februari 2022
Pukul : 19.30 wib s.d selesai
Moderator : Ibu Sunarmi
Narasumber : Bapak Ajun
Judul : PECHA KUCHA ACA-ACA
kalau dengar istilah ini jadi kayak bahasa indiahe yah,...acha..acha.....sambil bernyanyi dan berjoget. Dulu saya sempat seneng banget yang namanya film indiahe itu. Tapi sekarang masa-masa itu telah hilang. Sekarang saya lebih seneng nongkrong di depan laptop saat waktu luang. Kalaupun melihat TV yah pasti film kartun, karena cuma itu yang sering di stel sama anakku. kecuali kalau dia main, baru aku lihat berita-berita yang sedang viral saat ini.
Kembali lagi ke materi Pecha Kucha Aca-Aca
Pecha kucha aca-aca itu bukan bahasa indiahe lho, tapi bahasa jepang yang artinya mengobrol atau basa basi. Nulisnya gimana yah? bisa lihat di sini yah.
Biasanya pembicara pemula, kebingungan saat membuat presentasi menggunakan aplikasi powerpoint.
Kebingungannya dapat berupa jumlah salindia (slides) yang harus dibuat dan waktu yang dibutuhkan untuk menampilkannya. Di materi ini akan dibahas tentang pecha kucha yang dapat dmembantu permasalahannya.
Penemu Pecha Kucha adalah Mark Dytham dan Astrid Klein, dua arsitektur yang bekerja di jepang
Konsepnya
Pecha Kucha terdiri dari 20 salindia dan tiap salindia ini terdiri dari 20 detik. Jadi tiap salindianya diatur per 20 detik
Yang pertama dilakukan agar dapat membuat Pecha Kucha yang baik adalah menentukan topik yang akan dipresentasikan
Sederhana/Simple
Tidak terlalu banyak gambar/kata-kata dalam salindia
Kehangatan atau kedekatan
sampaikan materi dengan kehangatan dan kedekatan agar peserta tidak merasa terintimidasi dan sangat membutuhkan
Latihan
Sebelum melakukan presentasi, lakukan latihan agar dalam pelaksanaannya nanti dapat mempresentasikan dengan baik
Pecha Kucha hanyalah salah satu alternatif yang dapat digunakan para pembicara, khususnya yang pemula. Untuk berbicara dengan efektif di depan publik, termasuk di dunia digital. Dan perlu diingat Pecha Kucha fokus untuk melatih pembicara agar dapat berbicara secara seefisien mungkin, tapi penuh bobot. Serta menjadikan media presentasi sebagai "alat bantu belaka" bukan segala
terima kasih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik
BalasHapusSama-sama om jay
Hapusilmu baru
BalasHapusbetul banget
Hapus