BERBICARA EFEKTIF DI DUNIA DIGITAL
Nama : Lilis Ernawati
Alhamdulillah malam ini saya masih bisa mengikuti kegiatan zoom meeting bersama kelas public speaking yang diadakan PGRI.
Ini adalah ungkapan
paling ngehits di setiap kegiatan webinar. Seakan tak afdol,jika tak
menyebutkannya. Padahal ya belum tentu juga dibaca, sesudah mendapatkannya. La
terus buat apa nyimpan begituan? Pada dasarnya, manusia adalah makhluk pengkolektor.
Sehingga menjadi kebahagiaan sendiri saat memiliki banyak hal (termasuk dalam
hal ini materi presentasi).
•
Mana
link presentasinya?
Yang tanya beginian,
patut diduga adalah manusia-manusia yang dikejar eksistensinya oleh
manusia-manusia lainnya. Agar dikira dia ada. Persoalan bisa menyerap materi
webinar, itu soal yang kesekian ribu.
•
Aku hadir
lho bos.
Ini sebenarnya
sebelas-dua belas dengan yang tadi. Cuma tidak ribut soal mengisi daftar hadir.
Hanya suka “menyampah” dengan menyebutkan asalnya. Padahal seringkali tidak ada
permintaan itu dari panitia. Yang penting pamer.
•
Nyimak di pojokan
Mau menyimak di
pojokan, di gardu jaga, di kantin, sampai di atas pematang sawah, itu tak
masalah. Nggak penting-penting banget, info kayak beginian dibagikan. Tapi
memang nggak asyik rasanya, kalau tak ada begituan.
•
Sertifikatnya ditunggu
Percayalah manusia
semacam ini adalah manusia yang serba formalitas hidupnya. Apa-apa harus ada
hitam di atas putih. Jika tak ada, ya ogah. Makanya bila menemui mereka ini,
nggak usah capek-capek ngasih nasihat.
•
Maaf,
gak bisa open kamera
Ada banyak kemungkinan,
jika ada ujaran ini. Yang pertama adalah kendala teknis yang menyangkut
gawainya. Yang kedua, terkait kemulti-taskingan si peserta. Sebab ikut beberapa
webinar dalam satu momen. Yang ketiga,
nggak pede wajahnya ditampilkan. Yang keempat, sedang beres-beres. Yang kelima,
ada alasan yang tak bisa diungkapkan. Dan alas an terakhir inilah, yang masih
menjadi misteri. Apa yang hadir ini, makhluk gaib ya?
•
Sinyalnya nggak bersahabat
Guyonan tentang hal ini
adalah “Janganlah berteman dengan sinyal. Sebab saat kau sedih maupun senang,
tak pernah ada di sampingmu.” Dan sebenarnya, yang layak ngomong ini, kan
pemateri, moderator, maupun pihak penyelenggara. Ngapain peserta ikutan latah?
•
Keluar dulu nih
Baik pakai alasan
maupun tidak, orang sudah pada tahu. Dan ini bukan soal sopan atau tidak. Sebab
tingkat kesopanan manusia saat menghadiri webinar, itu naik-turun.
•
Suaranya kecil banget
Kadang ditambahi suka “ghosting”
bin krosak-krosak. Ya iyalah yang namanya jarak-jauh, kondisinya tak mungkin
dapat dipastikan kenyamanannya (juga keamanannya).
•
Boleh
tanya lain?
Inilah manusia
oportunis yang memanfaatkan segala situasi untuk kebutuhan dirinya sendiri.
Lupa bahwa di luar dirinya ada manusia lain. Jangan-jangan mengira yang di luar
itu, cuma ngontrak.
•
Pematerinya kok gak sama sih?
Ini adalah peserta yang
kudet. Padahal sudah diumumkan, walaupun ngasih tahunya terlambat sih. Selain
itu juga, kadang mencak-mencak, mengatakan penipuan. Untuk hal ini, panitia
harus yang sabar dan banyak mengelus dada.
•
Saran
saya bla-bla-bla
Yang mengatakan ini
adalah manusia pakar yang tidak tahu menempatkan kepakarannya. Hobi menyela
atau menyanggah pemateri dan panitia. Dan ada saja, gagasan yang dilemparkan.
•
Tolong
diagendakan lagi!
Kelihatannya bagus sih,
ucapan ini. Namun apabila didalami, menjadi beban tersendiri bagi
penyelenggara. Sebab ada banyak hambatan, untuk menyelenggarakan sebuah
kegiatan. Tak semudah kelihatannya.
•
Flyer-nya kurang rinci
Ini juga jenis manusia
pakar seperti tadi. Tapi suka ngasih info yang nggak penting-penting amat. Sebab
setiap webinar punya kebutuhan sendiri-sendiri, tidak mungkin disama-ratakan.
•
Sssstt
jangan berisik!
Ini peserta yang suka
mengambil porsi “kekuasaan” moderator dan penyelenggara. Seakan mereka dianggap
abai, jika ada peserta yang melakukan tindakan yang dikira aneh.
•
Ooo,
ini bapak/ibu itu ya?
Kelihatannya sepele dan
mencoba akrab dengan pemateri. Namun seringkali, perlakuan semacam ini
menimbulkan ketidak-nyamanan bagi pemateri dan peserta lainnya. Sebab bisa
jadi, peserta lainnya akan merasa dianak-tirikan. Sedang untuk pemateri, juga
dapat menimbulkan kebingungan tersendiri, khususnya ketika lupa mengenal.
•
Gratis lagi ya?
Betul-betul manusia
yang tidak tahu diri, pelit, dan tidak menghargai orang lain. Maunya hanya
dikasih gratis dan enak pula. Mungkin urat malunya sudah terputus.
•
Ada
nggak doorprize-nya?
Dikiranya semua webinar
mengandung hadiah. Dan celakanya pula, pas webinar gretongan pun, perkataan ini
tega untuk ditampilkan terang-terangan. Sungguh tidak ada yang bisa dikatakan
lagi.
•
Penutup
Karena sudah tak ada
yang bisa dikatakan lagi, maka tulisan ini sampai di sini saja. Jika ada yang
merasa terhibur, termotivasi, tersinggung, atau yang lain, tak perlu chat saya
secara personal. Cukup di grup saja, kalau memang itu penting untuk dilakukan.
Demikian kegiatan pertemuan pertama publik speaking ini, dilanjut dengan sharing materi dengan Bapak Ajun yang luar biasa dan mau menjawab semua unek-unek peserta pelatikan kelas public speaking for teacher yang diselenggarakan oleh PGRI. Terimakasih Pak Ajun dan semuanya yang telah memfasilitasi
Wah, lanjut ke public speaking juga, mantap. Jangan lupa nanti malam lanjut pertemuan ke-10 pelatihan guru belajar menulis.
BalasHapusSIAP
HapusWah ibu rajin dan aktif nih. Ikut beberapa kelas belajar. Sukses selalu Bu👍
BalasHapusBelajar sepanjang hayat ya Bu...keren ikut pelatihan trus upgrade ilmu ya Bu kalau ada pelatihan lagi boleh di share Bu heheh
BalasHapusOK
Hapusmantaappp ni si ibu....
BalasHapusMUMPUNG MOODNYA BAGUS
BalasHapus