Pengikut

Minggu, 06 Februari 2022

1. BERBICARA EFEKTIF DI DUNIA DIGITAL

BERBICARA EFEKTIF DI DUNIA DIGITAL


Nama                : Lilis Ernawati

Pertemuan        :    1
Waktu              :  Selasa, 1 Februari 2022 
Pukul                : 19.30  wib s.d selesai
Moderator        : Ibu Sunarmi
Narasumber     : Bapak Ajun
Judul                : Berbicara Efektif di Dunia Digital


 Alhamdulillah malam ini saya masih bisa mengikuti kegiatan  zoom meeting bersama kelas public speaking yang diadakan PGRI.

Sambil nyetrika dan ngepak-ngepak paket yang akan dikirim ke kosan anakku yang di Bandung dan di Tasikmalaya, ku lihat layar monitor.

Ada tugas aneh yang di berikan Narasumber malam ini. Tugasnya kita harus menyiapkan buku, alat tulis dan sebotol air.
Sesuai perintah aku siapkan semua tugas itu. Namun ternyata peserta lain ada yang menggunakan gelas dan ada juga yang gak menyiapkan apa-apa.

Pak Ajun bilang, itulah sifat manusia, yang inginnya selalu menentang dan penasaran, untuk apa membawa semua itu. Sementara aku terbiasa nurut kali yah, jadi terpenuhi semua he...he...tanpa bertanya untuk apa, yang penting bawa aja dulu.



Selanjutnya Pak Ajun menyuruh kita menjawab pertanyaan di bawah ini :

1. Kapan terakhir kali berbicara di depan umum?
2. Dalam Acara atau kegiatan apa?
3. Apakah kegiatan itu merupakan kegiatan rutin atau pertama kali?
4. Apakah saat berbicara itu merasa gugup , biasa, bosan atau senang?

Dan Jawabanku 
1. Bulan Desember akhir
2. MC Upacara adat sunda
3. rutin
4. tidak gugup.

Dari sekian jawaban termasuk aku, rata-rata salah. Karena sebenarnya, kita berbicara di depan umum, bisa jadi tadi pagi. Karena tadi pagi mengajar di sekolah. sebagian besar kesalahannya di nomer 1. karena jika nomer 1 nya betul, maka ke nomer selanjutnya pasti betul.  Dan jawaban yang tepat hanya Miss Leni saja.

Selanjutnya Pak Ajun menyuruh kami mencari arti kata berikut ini 
1. Glossophobia
2. pecha Kucha
3. Claps  (clear, loud and powerful Speaking)

Aku langsung mencari di Mbah google dan jawabannya adalah 
1.Dalam dunia medis, rasa takut yang dialami seseorang ketika harus berbicara di depan umum disebut Glosophobia
2. Pecha Kucha adalah format presentasi sederhana di mana Anda menunjukkan 20 gambar atau slide, dengan masing-masing gambar atau slide hanya ditampilkan selama 20 detik.
3. Claps adalah teknik bicara menghipnotis 

Seorang narasumber itu harus bisa meyakinkan audiennya. misalnya dengan baju jas yang rapi. perlente, bawa buku yang tebal-tebal dan banyak, cara berbicara yang membius audiens sehingga mereka berpikir jika narasumbernya luar biasa,penguasaan   kosakatabeberapa bahasa  yang ngetren, alumni sekolah yang terkenal  serta wajah yang meyakinkan. Sehingga semua baru melihatnya saja, sudah klepek-klepek he...he...
 Terkadang seorang narasumber sengaja membawa pulpen dan buku yang tebal ke depan untuk menutupi kegugupannya dan mengalihkan perhatian audiens sehingga merasa terpukau.

Bagaimana agar bisa berbicara efektif?
1. Mengatur volume bertujuan menyesuaikan kondisi lingkungan
2. Menggunakan bahasa tubuh untuk menekankan suatu respon ketika berbicara  dengan lawan
3. Menyesuaikan audience dimana saat berbicara kepada orang yang lebih tua 
4. Ekspresi wajah untuk memberitahukan kepada lawan bicara  terkait respon yang diberikan

Cara agar Terbiasa berbicara saat zoom meeting
1. Latihan  berbicara di depan kamera/ cermin lalu rekam dan lihat kembali atau posting
2. Simpanlah notes/catatan kecil di depan laptop agar saat ngezoom, ada sesuatu yang bisa bisa mencontek dari notes tersebut

Ungkapan Peserta Saat Dorang Daring

Ada banyak ungkapan yang dilontarkan peserta saat  webinar . Mulai yang penting untuk diungkapkan sampai yang konyol-konyol
Ungkapan peserta saat mengikuti kegiatan daring
      Share materinya dong!

Ini adalah ungkapan paling ngehits di setiap kegiatan webinar. Seakan tak afdol,jika tak menyebutkannya. Padahal ya belum tentu juga dibaca, sesudah mendapatkannya. La terus buat apa nyimpan begituan? Pada dasarnya, manusia adalah makhluk pengkolektor. Sehingga menjadi kebahagiaan sendiri saat memiliki banyak hal (termasuk dalam hal ini materi presentasi).

      Mana link presentasinya?

Yang tanya beginian, patut diduga adalah manusia-manusia yang dikejar eksistensinya oleh manusia-manusia lainnya. Agar dikira dia ada. Persoalan bisa menyerap materi webinar, itu soal yang kesekian ribu.

      Aku hadir lho bos.

Ini sebenarnya sebelas-dua belas dengan yang tadi. Cuma tidak ribut soal mengisi daftar hadir. Hanya suka “menyampah” dengan menyebutkan asalnya. Padahal seringkali tidak ada permintaan itu dari panitia. Yang penting pamer.

      Nyimak di pojokan

Mau menyimak di pojokan, di gardu jaga, di kantin, sampai di atas pematang sawah, itu tak masalah. Nggak penting-penting banget, info kayak beginian dibagikan. Tapi memang nggak asyik rasanya, kalau tak ada begituan.

      Sertifikatnya ditunggu

Percayalah manusia semacam ini adalah manusia yang serba formalitas hidupnya. Apa-apa harus ada hitam di atas putih. Jika tak ada, ya ogah. Makanya bila menemui mereka ini, nggak usah capek-capek ngasih nasihat.

      Maaf, gak bisa open kamera

Ada banyak kemungkinan, jika ada ujaran ini. Yang pertama adalah kendala teknis yang menyangkut gawainya. Yang kedua, terkait kemulti-taskingan si peserta. Sebab ikut beberapa webinar dalam satu  momen. Yang ketiga, nggak pede wajahnya ditampilkan. Yang keempat, sedang beres-beres. Yang kelima, ada alasan yang tak bisa diungkapkan. Dan alas an terakhir inilah, yang masih menjadi misteri. Apa yang hadir ini, makhluk gaib ya?

      Sinyalnya nggak bersahabat

Guyonan tentang hal ini adalah “Janganlah berteman dengan sinyal. Sebab saat kau sedih maupun senang, tak pernah ada di sampingmu.” Dan sebenarnya, yang layak ngomong ini, kan pemateri, moderator, maupun pihak penyelenggara. Ngapain peserta ikutan latah?

      Keluar dulu nih

Baik pakai alasan maupun tidak, orang sudah pada tahu. Dan ini bukan soal sopan atau tidak. Sebab tingkat kesopanan manusia saat menghadiri webinar, itu naik-turun.

      Suaranya kecil banget

Kadang ditambahi suka “ghosting” bin krosak-krosak. Ya iyalah yang namanya jarak-jauh, kondisinya tak mungkin dapat dipastikan kenyamanannya (juga keamanannya).

      Boleh tanya lain?

Inilah manusia oportunis yang memanfaatkan segala situasi untuk kebutuhan dirinya sendiri. Lupa bahwa di luar dirinya ada manusia lain. Jangan-jangan mengira yang di luar itu, cuma ngontrak.

      Pematerinya kok gak sama sih?

Ini adalah peserta yang kudet. Padahal sudah diumumkan, walaupun ngasih tahunya terlambat sih. Selain itu juga, kadang mencak-mencak, mengatakan penipuan. Untuk hal ini, panitia harus yang sabar dan banyak mengelus dada.

      Saran saya bla-bla-bla

Yang mengatakan ini adalah manusia pakar yang tidak tahu menempatkan kepakarannya. Hobi menyela atau menyanggah pemateri dan panitia. Dan ada saja, gagasan yang dilemparkan.

      Tolong diagendakan lagi!

Kelihatannya bagus sih, ucapan ini. Namun apabila didalami, menjadi beban tersendiri bagi penyelenggara. Sebab ada banyak hambatan, untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan. Tak semudah kelihatannya.

      Flyer-nya kurang rinci

Ini juga jenis manusia pakar seperti tadi. Tapi suka ngasih info yang nggak penting-penting amat. Sebab setiap webinar punya kebutuhan sendiri-sendiri, tidak mungkin disama-ratakan.

      Sssstt jangan berisik!

Ini peserta yang suka mengambil porsi “kekuasaan” moderator dan penyelenggara. Seakan mereka dianggap abai, jika ada peserta yang melakukan tindakan yang dikira aneh.

      Ooo, ini bapak/ibu itu ya?

Kelihatannya sepele dan mencoba akrab dengan pemateri. Namun seringkali, perlakuan semacam ini menimbulkan ketidak-nyamanan bagi pemateri dan peserta lainnya. Sebab bisa jadi, peserta lainnya akan merasa dianak-tirikan. Sedang untuk pemateri, juga dapat menimbulkan kebingungan tersendiri, khususnya ketika lupa mengenal.

      Gratis lagi ya?

Betul-betul manusia yang tidak tahu diri, pelit, dan tidak menghargai orang lain. Maunya hanya dikasih gratis dan enak pula. Mungkin urat malunya sudah terputus.

      Ada nggak doorprize-nya?

Dikiranya semua webinar mengandung hadiah. Dan celakanya pula, pas webinar gretongan pun, perkataan ini tega untuk ditampilkan terang-terangan. Sungguh tidak ada yang bisa dikatakan lagi.

      Penutup

Karena sudah tak ada yang bisa dikatakan lagi, maka tulisan ini sampai di sini saja. Jika ada yang merasa terhibur, termotivasi, tersinggung, atau yang lain, tak perlu chat saya secara personal. Cukup di grup saja, kalau memang itu penting untuk dilakukan.


 Demikian kegiatan pertemuan pertama publik speaking ini, dilanjut dengan sharing materi dengan Bapak Ajun yang luar biasa dan mau menjawab semua unek-unek peserta pelatikan kelas public speaking for teacher yang diselenggarakan oleh PGRI. Terimakasih Pak Ajun dan semuanya yang telah memfasilitasi




7 komentar:

  1. Wah, lanjut ke public speaking juga, mantap. Jangan lupa nanti malam lanjut pertemuan ke-10 pelatihan guru belajar menulis.

    BalasHapus
  2. Wah ibu rajin dan aktif nih. Ikut beberapa kelas belajar. Sukses selalu Bu👍

    BalasHapus
  3. Belajar sepanjang hayat ya Bu...keren ikut pelatihan trus upgrade ilmu ya Bu kalau ada pelatihan lagi boleh di share Bu heheh

    BalasHapus

fiorentia viviane lesmana