Pengikut

Kamis, 03 Februari 2022

8. MENGATASI WRITER'S BLOCK

 

MENGATASI WRITER'S BLOCK



Nama                : Lilis Ernawati
Pertemuan        :    8
Waktu              :  Jumat , 2 Februari 2022 
Pukul                : 19 wib s.d selesai
Moderator        : Ibu Widya Setianingsih
Narasumber     : Ibu Dita Widya Utami, S.Pd. Gr
Judul                : Mengatasi Writers Block



Malam ini hujan cukup deras.  Aku terpaku dalam kedinginan. Namun hal itu tak mengurungkan hatiku untuk menyimak kegiatan  belajar menulis bersama PGRI pertemuan ke-8.

Malam ini ada duet widya yang tampil, yaitu Ibu Widya Setianingsih sebagai moderator dan Ibu Ditta Widya Utami sebagai narasumbernya. Untuk malam ini tema yang diusungnya yaitu tentang Mengatasi Writers Block.  

Ibu Widya Setianingsih mengawali acara malam ini dengan menulis dan kemudian mengetik kalimat akan tetapi karena bingung mau nulis apa lagi, diapun tak melanjutkan.  Inilah yang di sebut Writers block. Jadi writers block tuh apa sih?

Nah supaya tidak penasaran, ayo kita simak Ibu Ditta Widya menyampaikan materinya. Namun alangkah baiknya jika acara ini kita buka dengan Pembukaan yaitu berupa doa dan perkenalan profil narasumber.

Ibu Widya menanyakan, "pernah gak kita mengalami gakada ide atau buntu?Berarti saat itu sebenarnya kita sedang terkena virus. Nah bagaimana cara mengatasinya?  kalau penasaran, ayo kita simak Ibu Dita Widia Utami, S.Pd.Gr yang akan membahasnya."

 Sebelum acara dimulai, kita harus mengisi absen dulu. Setelah itu  melihat profil narasumber yang luar biasa.  Kita baca terlebih dahulu cv Beliau yuuuk... 

  https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Ternyata Ibu Ditta Widya Utami ini adalah lulusan menulis PGRI angkatan ke-7  dan beliau merupakan orang pertama yang bisa menulis bareung Prof Eko.

Kata Ibu Ditta, karena kita di kelas menulis, maka beliau memberikan tantangan menulis dalam waktu 15 menit selesai.  

Peraturannya:

1. Saya akan kirimkan link tulisan saya di grup.

2. Silakan Bapak dan Ibu membuat tulisan dari apa yang telah Bapak/Ibu baca di link tersebut.

3. Tulisan boleh bebas (puisi, komentar, pentigraf, pantun, dll)

4. Tulisan boleh langsung di tulis di kolom komentar blog atau dikirim via moderator.

5. Waktunya adalah 15 menit.

Semua peserta diminta mengomentari tulisan beliau. Termasuk saya membaca blog beliau dan mengomentarinya juga.  https://dittawidyautami.blogspot.com/2022/01/saat-kita-berbuat-salah.html?m=1

Manusia terlahir sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran. Akal pikiran ini kadang menuju ke nafsu kebaikn dan kejelekan. Dimn kejelekan menjdi dominan, mk di situ kesalahn akan mengiringi langkah kita. Namun jika kebaikan yg mengiringi kita , maka kebenaran akn menemani kita. Sebagai manusia yg tak sempurna penuh nafsu dan mimpi audah tak aneh lagi jika melaukan kesalahan. Yang penting kita sadar jika itu jangan sampai kita lakukn lagi, dan kedepannya kita perbaiki untuk terus berada di jalan kebaikan dan kebenaran

https://dittawidyautami.blogspot.com/2022/01/saat-kita-berbuat-salah.html?m=1

Ternyata banyak teman yang mengomentarinya dengan berbagai bentuk, ada puisi, pantun, pentigraf dan komentar biasa.

Untuk selanjutnya Ibu Ditta widya memulai materi dengan asyiknya,


Berbicara seputaran Writers blok, Ibu Widya mengatakan jika setiap orang pasti mengalami masa-masa itu, baik penulis pemula maupun profesional yaitu di mana seseorang merasa blank, bosan, Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB.


Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi BW tersebut.

Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung?

Agar bisa mengatasi writer's block, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya., sebetulnya penyebab WB itu bisa beraneka macam. Bahkan bisa jadi bukan hanya 1 faktor saja. Alias faktor gado-gado atau gabungan dari beberapa faktor.



Mencoba metode/topik baru dalam menulis

Ibu Widya menjelaskan bahwa jika kebetulan kita sukanya cerpen, tapi ingin bisa juga menulis puisi,  supaya tidak terkena virus WB maka kita harus terus berlatih dan tidak cepat bosan. Sedangkan untuk yang kelelahan kerja, ada baiknya mengistirahatkan diri terlebih dahulu supaya tidak stres, bisa juga dengan refresing, menyalurkan hobby kita. agar pikiran kita fress lagi. seperti kata pepatah perfectionism kills creativity yang artinya Perfeksionis itu bisa menghilangkan kreativitas.  Karena rasa ingin sempurna bisa membawa kita memiliki pemikiran yang negatif. 

Intinya dalam menulis, jika masih ada kekurangn, itu wajar. Karena kita sebagai manusia yang tidak sempurna, jangan takut salah. Karena jika kita takut salah, maka apapun yang akan kita lakukan, takakan selesai kita kerjakan. oleh karena itu "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Tulisanmu akan menemukan takdirnya (pada pembaca)."

Ibu Mutmainah menanyakan bagaimana jika sudah istirahat dll masih saja mentok ide? Menurut Ibu Widya, coba cari photo yang paling berkesan untuk diceritakan. 

Selanjutnya Bapak Kadek Suprapto meminta penjelasan tentang cara mengatasi WB. Contoh sederhananya misal saat akan mengikuti lomba menulis. Biasanya, dalam setiap lomba menulis sudah ditentukan tema atau topik yang harus ditulis. Nah, ketika kita ingin ikut namun merasa asing dengan topik yang ada/baru. Tentu kita tak serta merta bisa lancar menulis bukan?Kalau kita biarkan WB menyerang, mungkin kita akan berhenti mengikuti lomba.Namun, jika kita memilih menepis virus WB, dengan mencari berbagai referensi misalnya. Maka, insya Allah virus WB nya bakal jauh jauh deh.

Selanjutnya Bapak Kadek Suprapto menanyakan hal-hal di bawah ini.

1. Apakah virus WB sama dengan virus Overthinking??

2. Jika Virus WB sudah masuk kedalam hati, dan bisa berhari-hari, bagaimana cara mengatasi nya?

Dan jawaban Ibu Widya,  " WB dan overthinking itu berbeda. Overthinking tuh lebih ke psikologi ya. Terlalu memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Sementara WB itu lebih ke dampak dari sesuatu. Bisa jadi overthinking menyebabkan WB. Contohnya: Misal untuk penulis, yang terlalu berpikir "nanti buku saya laku nggak ya? Banyak yang komen nggak ya? Bakal dibaca nggak ya?" Nah itu overthinking. Kalau nggak di stop. Ya bisa kena writer's block. Dan pertanyaan kedua jawabannya  Kita tetap harus percaya bahwa kita bisa melawan WB.

Selanjutnya Ibu Faridah Lasanipa menanyakan jika Ibu Widya WB, apa yang dilakukan? Ibu Widya jawab, bahwa dia lebih suka jalan-jalan karena murah 

Pertanyaan selanjutnya dari Ibu Hani  yang katanya sering kehilangan kata-kata dan takut salah, cara mengatasinya bagaimana dan jawaban dari Ibu Widya adalah  Teruskan menulis. Karena saat menulis pasti akan butuh editing dll yang membutuhkan waktu lama

Pertanyaan selanjutnya Ibu  Yusbiyanti dari Bangka Belitung, saya sering dapat ide saat naik motor, namun saat de depan laptop hilang ide-idenya. Jawabannya kalau bisa saat berkendari fokus kendaraan, kalaupun mau memikirkan harus berhenti dulu dan menuliskannya dalam buku notes.

Selanjutnya Ibu Rini menanyakan  Ketika kita sedang menulis, tiba-tiba atau dengan terpaksa harus berhenti karena ada sesuatu. Dan pada saat mau melanjutkan cerita dikepala berkembang dari tema, apakah itu berarti kita juga terkena WB? Lalu bagai mana caranya untuk bisa kembali fokus ke tema yang akan kita tulis? 

Jawabanbisa  dari Ibu Widya  katanya bisa ya dan tidak. Tergantung apakah kita masih lancar menulis atau malah mandeg. Nah agar fokus ke tema, usahakan sebelum menulis apa pun kita sudah memiliki "kerangkanya" terlebih dahulu. Seperti di tantangan Prof Eko. Peserta pasti diminta daftar isi terlebih dahulu. Bahkan sebelum tulisan BAB 1 dimulai. Untuk tulisan sederhana gunakan kerangka karangan Hal ini akan membantu kita untuk fokus dg apa yang akan kita tulis. Untuk tulisan sederhana, bisanya saya buat kerangka dalam kepala.Bila ada hal di luar itu, saya simpan dulu di draft yang lain.Saat proofing (pengecekan ulang sebelum tulisan terbit), bisa dicek lagi deh. Sesuai atau tidak. Atau apakah yang di draft lain bisa dimasukkan ke tulisan kita atau tidak.

Pertanyaan selanjutnya dari  Ibu Parni- Wonosari Gunungkidul menanyakan jika Apa bedanya WB dengan Pikun?Trick apa agar WB tidak menyerang? 

Pikun: kelainan tingkah laku (sering lupa dan sebagainya) yang biasa terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut; linglung; pelupa.Bedanya sama WB? WB bisa menyerang siapa pun. Baik yang muda maupun yang lanjut usia.: Sebetulnya tak ada yang mengenal diri kita sebaik kita sendiri. Maka agar terhindar dari WB, kita harus kenal dengan diri kita. Ketahui kapan kita lelah. Kapan kita harus bangkit. Kapan kita harus jalan jalan lagi #eh


Selanjutnya Ibu Widuri menanyakan  .

Saya sering sekali mengalami buntu atau istilahnya writer's block. Sepertinya permasalahan saya adalah  perfeksionis, meskipun tidak dalam tahap keterlaluan. Setelah menulis, sering saya baca berulang-ulang, dan selalu merasa ada yang kurang disana atau kelebihan disini. Saya sebenarnya kepingin easy going gitu. Pengin sekalinya nulis langsung beres. Jawaban Ibu Widya, "Sering-sering  lakukan free writingNah coba deh sering sering lakukan free writing 😉

Selanjutnya Bapak Frans Fernandez Praya  menanyakan, apakah setiap orang bisa kena WB 

Apakah WB juga bisa menimpa kita yang sedang asyik bekerja terus ada ide. Eh pas mau ditulis tidak ada sarananya termasuk gadget. Jawabannya dan ternyata kata Ibu Widya ternyata itu juga kena WB yah

Selanjutnya pertanyaan Ibu Icut Fica yang sering datang ide sekaligus sehingga sering tumpang karya sastra. Bagaimana mengatasinya.

Jawabannya Buat skala prioritas, jadwal dan buat folder atau file pertema.

Pertanyaan selanjutnya dari Pak Zaki menanyakan soal virus WB dan Overthinking.  Jawabannya, "Overthinking bukan hanya masalah khawatir tapi bisa juga masalah ruminasi yaitu terlalu memikirkan masalalu. Misalnya : Jika kemarin saya tidak pergi, mungkin sekarang tidak begini . Overthinking bisa saja menjadikan kita jadi writer's block. Saat kita terlalu memikirkan apakah naskah kita baik atau tidak? Jadi Overthinking bisa menjadi penyebab writers block

Selanjutnya Ibu Lastika menanyakan, jika kita sudah banyak menulis di blog, apakah tulisan kita bisa menjadi buku?

Dan jawabannya, jadikan buku solo saja

Ada dua cara agar tulisan di blog dapat dibukukan:

1. Menerbitkan sendiri. Kumpulkan tulisan yang terserak di blog. Buat judul yang menarik. Hubungi penerbit (sekarang sudah banyak self publishing), naskah yang kita kirim pasti bisa terbit. Kecuali kalau dikirim ke penerbit besar, pasti ada seleksi dulu ya.

2. Dihubungi editor dari penerbit. Ini seperti kisah Arry Rahmawan. Rutin menulis di blog, tau-tau dihubungi editor buku. Eh, setelah dicetak ternyata laris manis hingga terjual lebih dari 3500 eksemplar dalam waktu singkat. Wow!

Nah, semoga belum puas dengan pemaparan saya yaa ... Biar makin semangat belajarnya. Hehe ...

Terima kasih atas sesi yang luar biasa berkesan. Terima kasih pula bagi Bapak/Ibu yang telah berkenan membuat resumenya.

Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat.

Demikian pertemuan malam ini, yang diakhiri dengan puisi karya Pak Frans Fernandes dari Indonesia Timur.

8 komentar:

  1. Keren ibu, bahasanya mengalir, sungguh menginspirasi..

    BalasHapus
  2. Terimakasih Bu,..masih dalam tahap belajar. salam literasi

    BalasHapus
  3. Wah asik nih desiannya tulisannya juga bagus dan lengkap,

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Siap...buat bantu yg prnasaran dan banyak pertabyaan

      Hapus
  5. Wah, resume lengkap. Ada tanya jawabnya juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya..biar yg baca punya uneg2 sama, bisa dibaca di sini.

      Hapus

fiorentia viviane lesmana