Pengikut

Minggu, 13 Februari 2022

FILOSOFI PENDIDIKAN AHMAD DAHLAN DALAM PERSFEKTIF PERADABAN DIGITAL

 Nama                : Lilis Ernawati

Pertemuan        :    
Waktu              :  Kamis, 10 Februari 2022 
Pukul                : 19.30  wib s.d selesai
Moderator        : Mr Bams
Narasumber     : Bapak Dr Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag
                            Ir Budi Rahardjo, M.Sc. Ph,D
Pengantar Acara: Prof Yudho Giri Sucahyo, Ph.D
Judul                :  Filosofi Pendidikan  Ahmad Dahlan Dalam Persfektif Peradaban Digital



Nguping malam ini Pimpinan Satu Guru Pak Nurhadiyat memperkenalkan diri sebagai pemimpin umum satu guru dan jajarannya .




Kyai Ahmad Dahlan nama aslinya Muhamad Darwis, putra Katif di keraton Yogya pendiri Muhamaddiyah dan sebagai pahlawan nasional di bidang pendidikan. Karena jasa beliaulah pendidikan bisa terus berkembang dimana-mana.

Adapun visi pendidikan beliau hubungannya dengan peradaban digital  adalah berikut ini..



Secara umum visi pendidikan mengandung keyword yang menjadi kunci gagasan-gasasan beliau tentang pendidikan, yaitu kyai, kemajuan, nyambut gawe.  Kalau Muhamaddiyah konteksnya saja namun isinya dari beliau. Keyword gagasan-gagasannya tentang pendidikan versi Ahmad Dahlan itu ada 3 yaitu 
  1.  kyai yang soleh hubungannya dengan karakter,
  2.  kemajuan hubungannya dengan alim/ilmu  berhubungan dengan profesionalitas keilmuannya dan 
  3. amil adalah pekerja, bagaimana ilmu  bisa kita terapkan membawa  kontribusi positif kemaslahatan  dalam kehidupan sehari-hari. 
Visi  pendidikan Kyai Ahmad Dahlan, mengidealkan manusia secara karakter baik, secara keilmuan profesional  dan secara karya produktif, bermanfaat bagi masyarakat.

Pendidikan ada pengetahuan, sikap perilakunya ada keterampilan praktisnya, itu sudah ada sejak zaman Kyai Ahmad Dahlan,  abad 19 awal. Namun kenapa rujukan-rujukan pendidikan selalu dari luar padahal kita sendiri mempunyai khasanah pendidikan yang luar biasa  termasuk Ki Hajar Dewantara dll.
Beliau juga  ingin pendidikan yang dikelola oleh Belanda dan pesantren karena pengetahuan umum dari Belanda juga penting, tidak boleh diabaikan. Karena ilmunya bisa menghasilkan cendekiawan-cendekiawan hebat.



 Oleh karena itu KH Ahmad Dahlan ingin pendidikan itu membentuk  ulama yang intelek dan intelek yang ulama. 

Prinsip pendidikan yang ingin beliau terapkan adalah mendayagunakan akal karena saat itu cara berpikir masyarakat Indonesia banyak yang lebih percaya mistik-mistik dan klenek-klenek. Beliau menyarankan belajar ilmu mantek, alias ilmu dengan menyikapi dinamika hidup meninggalkan perspektif/asumsi rasional sehingga Beliau menyarankan Ilmu mantek yaitu logika. 

Cara berpikir yang benar,  Kunci peradaban adanya di kemajuan ilmu, oleh karena itu beliau mengharapkan cara berpikir kita maju .




 Jika orang masih tahayul sulit untuk maju. Karena Kunci Peradaban berada di kemajuan ilmu
Tan Malaka dalam  buku karya beliau berjudul Madilog = Matrialisme, dialektika, Logika. karena keprihatinan terhadap bangsa indonesia yang lebih meyakinkan tahayul-tahayul oleh karena itu beliau mengajak masyarakat iIndonesia untuk mendayagunakan akal kita biar tidak fanatik terus, akal kita harus jalan, karena dua-duanya penting. 


Ini tulisan  KH Ahmad Dahlan tentang pentingnya akal, tidak sekedar mengisi isi perut, namun usahakan lebih mementingkan akal.Karena para kyai mengajarkan untuk prihatin dalam mengisi perut dan belajar terus untuk mengisi otak.



Pendidikan Moral itu sangat diperlukan. Misalnya orangtua, menyuruh anaknya ngaji, jangan sekedar ngaji, hapal saja tapi karakteristiknya tidak terbentuk oleh karena itu harus dibentuk karakteristiknya. Harus mencintai Al-Quran itu sehingga bisa melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari,

Menurut KH Ahmad Dahlan jangan sampai murid kita pintar secara ilmu tapi emosinya tidak tersalurkan/labil. Jadi IQ, EQ dan ESQ nya harus seimbang.  Misalnya seperti kejadian seorang mahasiswa pinternya luar biasa di AMERIKA, nilainya A terus bagus terus, ada satu mata kuliah yang nilainya -A, dia emosi dan membunuh dosennya. Anak ini IQ nya pinter tapi EQnya labil, sehingga dia tidak siap menerima kekalahan dan kekecewaan.
Pendidikan masyarakat adalah kesadaran kita di masyarakat agar jangan sampai kita maju sendiri, usahakan kita memiliki kesadaran sosial. Untuk sama-sama seiring dan sejalan dengan masyarakat di sekitar kita.



Strategi Mengajar KH Ahmad Dahlan.
  1. Kontekstual yaitu pelajarannya ada hubungannya dengan kehidupan nyata baik dalam pembelajaran tafsir maupun Al-Quran
  2. Amal Ilmiah adalah mari kita menjalankan ilmu kita sesuai dengan situasi yang kita hadapi sedangkan ilmu amaliah adalah ilmu yang harus di jalankan dalam kehidupan sehari-hari. KH Ahmad Dahlan mengajarkan langsung kepada muridnya yaitu H. Suja, dibawa keluar dan langsung di praktikannya misalnya di surat Al-maun tentang sedekah, maka muridnya H. Suja  dibawa ke pasar dan disuruh sedekahkan hartanya
  3. KH Ahmad Dahlan mengajarkan secara dialogis, sehingga yang ditanya pertama oleh KH Ahmad Dahlan itu, kalian ingin bisa apa, kalian ingin belajar apa? jadi KH Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran sesuai yang diinginkan murid-muridnya. Entah bagaimana sistem Merdeka Belajar sekarang apa sesuai dengan ini atau tidak
  4. Guru Inspiratif, jadi apa yang dijelaskan guru tadi, murid-murid bisa mendapatkan ide-ide baru. Murid-murid kita terinspirasi lebih jauh sehingga memiliki ide-ide baru yang kreatif.  Satu ketika beliau ditanya oleh muridnya tentang apa itu agama? KH Ahmad Dahlan tidak menjawab malah memainkan biola, setelah itu beliau meminta pendapat tentang permainan biola kepada murid-muridnya dan jawaban mereka adalah suara biolanya membuat tenang dan nyaman. Nah itulah agama, menenangkan, membuat damai dll jika ada ditangan yang menguasai ilmunya. Kemudian muridnya disuruh memainkan biola namun kurang enak didengar dan jawaban KH Ahmad Dahlan menjawab bahwa itulah agama di tangan orang yang belum ahli dalam agama.  Jadi murid-muridnya dapat menyimpulan   sendiri jawabannya.


Guru yang baik adalah guru yang seperti murid artinya, tidak pernah mau berhenti belajar dan murid yang baik adalah murid yang bisa seperti guru, artinya bisa menyampaikan lagi materi yang disampaikan gurunya.

Situasi Era Digital
1. Life style /Gaya hidup
  • Anak jaman sekarang tidak pernah mengalami masa-masa tidak ada apa-apa hingga teknologi canggih. Mereka sudah langsung bertemu teknologi canggih yang luar biasa
  • gaya hidupnya eksis artinya saya harus ada, saya harus tampil yang membuat setiap orang ingin tampil waah...ini dialami oleh semua generasi di era digital ini, tidak tua tidak muda
  • Pop Culture itu budaya yang viral. Misalnya yang lain tik tokan, kita terpengaruh dll
  • Individual rights yaitu kesadaran hak menguak, kalau dulu kita dimarahin guru gakakan berani bicara ke orangtua karena akan lebih dimarahi orangtua lagi, Tapi sekarang, jiga dihukum guru, lapor orangtua dan orangtua bisa sampai lapor polisi. inilah kehidupan saat ini,  Hanya hak yang dituntut kadang lupa kewajibannya
2. Abundance  = manfaat
  • Efektivitas artinya  mudah di dapat, segalanya jadi simpel, nyari jawaban tugas di google aja gampang
  • Akselerasi = lebih cepat karena misalnya nyari apa-apa bisa dengan cepat
  • Kebebasan artinya keterikatan dengan orang lain berkurang  
  • hari ini cukup pegang hp bisa mendapatkan segalanya
  • Kita bisa menikmati apa saja dan dimana saja sesuai keinginan sehingga kenyamanan mudah didapatkan
3. Disruption = kekacauan-kekacauan
  • Ekstase komunikasi  ialah orang lebih mementingkan eksis komunikasinya, menikmati itu terus tidak bisa dilepas
  • Epilepsi Komunikasi yaitu kita kayak yang kaget tiap hari oleh media massa oleh media sosial. Misalnya berita-berita viral yang membuat kita kaget
  • kedangkalan yaitu tidak mendalam. artinya info ini tahu, info itu tahu tapi tidak mendalam akhirnya kebenarannya belum jelas udah disebarkan informasinya dan timbulnya berita hoaks
  • Kelebihan informasi. Hal ini sangat berbahaya karena informasi apapun bisa mereka dapatkan yang dikhawatirkan anak belum waktunya mendapatkan informasi itu, mereka sudah bisa mendapatkannya. Oleh karena itu perlu pengawasan,   jenjang yang mereka harus ketahui dan tidak mereka ketahui. 
  • efeknya kehilangan prioritas, mana yang utama dan  mana yang nanti dulu 
  • Ketergantungan Digital, misalnya mati lampu, atau habis kuota membuat orang menjadi risau
  • Lenyapnya dunia sosial, orang asyik dengan dirinya sendiri, dengan hidupnya sendiri. Apalagi dengan keadaan seperti ini, lama-lama anak-anak merasa nyaman dengan sekolah daring. 
Ini adalah PR kita semua dengan adanya kekacauan-kekacauan. 
Selanjutnya ini saran saya menurut KH Ahmad Dahlan 

  • kita harus memahami karakter generasi kita hari ini, kita sering gelisah, marah-marah karena kondisi generasi saat ini, jangan-jangan kitanya yang tidak update dengan dituasi kita hari ini. kita harus ikut beradaptasi
  • Kita juga harus menguasai teknologi yang mereka kuasai, memang kita tidak secepat mereka akan tetapi harus tetap mengerti, kita  sebagai guru dan orangtua harus belajar. 
  • dan seperti di Ki Hajar Dewantara , kita harus momong yaitu menanamkan kemampuan, among itu membiarkan kemampuan, dan ngemong itu biarkan mereka kreatif asal tidak melanggar nilai-nilai yang kita terapkan
  • tanamkan nilai-nilai yang berkaitan dengan akhlak dan moral
  • tumbuhkan kesadaran kritis kreatif jangan sampai anak-anak melewati batas


Mengajar dengan amal ilmiah sama aja dengan learning by doing yaitu belajar sambil mempraktikkan. Jangan lupa anak-anak kita saat ini tidak suka dengan aktivitas yang monoton, kita harus memberi aktivitas yang membuat mereka asyik dengan kegiatan mereka dan tentu saja sosial skill harus kita tanamkan kepada mereka agar tidak menjadi generasi yang egois.

Anak-anak kita hari ini mulai banyak yang memprovokasi bahwa pendidikan formal itu tidak penting hanya formalitas saja, yang penting keahlian,  yang penting kemampuan. Sehingga mereka menganggap sekolah hanya kewajiban saja.
Jangan lupa anak kita hari ini sudah sadar jika mereka sudah berbeda dengan yang lain, oleh karena itu saat membuat aturan di kelas jangan terlalu kaku. penting juga kita akrab secara privat. karena hidup mereka gak sesimpel dulu, yaitu hanya dunia nyata saja, kini ada dunia nyata dan dunia maya. sehingga kita harus bisa memasuki keduanya.  karena di internet itu hal-hal yang bagus dan yang jelek itu di ada semua dan dengan mudahdapat di download dan di upload. 



Dan ini adalah yang harus disadari, kita ajak mereka minatnya apa, maunya apa, mari kita bebaskan mereka berkreasi sesuai dengan keinginan mereka masing-masing. Kita pancing mereka ke situs-situs yang bermanfaat buat mereka, tunjukkan bahwa mereke-mereka adalah agen yang akan menginspirasi dunia yang dapat berkonstribusi banyak kepada dunia.


Selanjutnya narasumber kedua yang akan disampaikan oleh Bapak Budi Rahardjo yang akan melihat pendidikan KH Ahmad Dahlan di lihat dari segi IT.


Teknologi Informasi dan pendidikan dan selalu implementasi pendidikannya tidak ada.

Kalau cerita pak Budi ini Walk the talk, yaitu tidak teoritis, tapi yang akan di sampaikan oleh pak Budi adalah teori dan praktis.



Pak Budi adalah lulusan S1 ITB dan lanjut ke canada, selama 11 tahun padahal awalnya hanya akan 2 tahun saja. namun karena ada istilah ini, akhirnya Pak Budi kembali ke tanah air.



Jadi kalau kita hanya lahir eksis mati, kucing juga seperti itu, jadi jika kita meninggal apa yang akan kita banggakan? hal inilah yang membuat Pak Budi memutuskan pulang ke Indonesia. karena di luar negeri orang pinter banyak, sementara di Indonesia masih butuh banyak orang pinter.



Dan ini latar belakang Pak Budi

Ketika membuat perusahaan IT itu beliau tidak memiliki SDM, namun beliau kemudian membuat sekolah koding yang diikuti oleh anak-anak.
Anak-anak ini belajar programing, akan tetapi mereka tidak bisa dipekerjakan. Walaupun mereka hebat-hebat tapi tidak beliau besar-besarkan, agar mereka bisa berkembang sesuai dengan wajarnya anak-anak.
dan untuk mendukung kegiatan anak-anaknya, beliau mendirikan juga sekolah koding buat ibu-ibunya dan ini sudah ada di Indonesia dan beberapa negara tetangga.



Tidak sampai disitu, Pak Budi juga mendirikan sekolah koding untuk disabilitas, mereka belajar programming, mereka bilang bahwa mereka tidak ingin menjadi beban masyarakat. luar biasa.

Oleh karena itu kita bisa berkarya bisa dengan cara apa saja, yang penting berguna bagi siapa saja. Pekerjaan Pak Budi hanya meneliti permainan anak-anak dan lain-lain karena saat itu status PNS nya gak jelas, jadi dosenpun gak digaji, namun beliau yakin jika rejeki itu sudah ada yang mengatur, makanya beliau enjoy saja. Walaupun tak jelas statusnya akan tetapi beliau dikenal sebagai seorang peneliti yang tanpa di danai pemerintah, namun ternyata bisa.



Kita bisa melihat bagaimana orang Indonesia dengan kemajuan teknologinya menurut statistik dan penelitian.

Teknologi informasi dan relevansinya di Indonesia, Jumlah warga negara Indonesia adalah 274,9  juta, tapi di Indonesia yang memiliki gawai sebanyak 345,3 juta jadi perkiraan setiap warga Indonesia memiliki 2 gawai, internet di Indonesia ada 202,6 juta dan mobilephonenya  sebanyak 170 juta. 
Materi konten, per 3 menit, per 5 menit harus berhenti dulu terus permainan, atau ditanya. teknologi membuat perubahan yang dahsyat sehingga muncullah printing press sehingga munculah buku yang bisa diakses dan dicetak dimana-mana
satu hal dengan adanya teknologi informasi adalah menghancurkan ruang dan waktu. Karena bisa online terus belajarnya. 
Jadi persaingan sudah global, artinya guru-gurunya harus memiliki kompetensi yang bagus. Jadi boleh jadi sekolahnya keren, jika dosennya kurang bagus, maka tidak akan bisa bersaing. Dengan teknologi informasi bisa mengajar ribuan orang, kalau dulu ngajar yang paling 10 orang, 20 orang. Sedangkan sekarang ngajar tidak perlu ruangan, yang penting ada channel dan kuota.
Jadi sistem pembelajaran sekarang, siapa yang cepat, dia yang bisa bersaing, sangat individualis, jadi bisa treatment secara individual. 
Bagaimana cara kita menggunakan teknologi sesuai dengan pendekatan ahli pendidikan. Karena teknologi ini liar, jika kita menganggap teknologi tidak perlu dipelajari maka kita sama saja membiarkan anak  naik motor ke jalan tol. jadi akan melanggar dan mencelakakan.
Teknologi Informasi begitu juga, jika kita akan menggunakan maka kita harus tahu manfaatnya serta batasan-batasannya.

Tanya jawab.
1. Ibu Tini
  • Bolehkah anak SD diminta untuk menulis di blog  setiap hari untuk menyalurkan isi hatinya tentang kegiatan-kegiatannya. Apakah saya menyalahi aturan atau tidak?
Jawabannya :
  • Jadi di Canada, anak-anak itu tidak boleh bisa baca dulu yang penting bermain, sharing, percaya diri dan berceritaJadi anak-anak di video saja, gakusah dipaksa menulis, karena teknologi sekarang anak-anak tidak harus menulis dan membaca, cukup belajar bercerita saja, agar percaya dirinya tumbuh.
  • Menurut Pak Faiz diminta maupun tidak, anak-anak jaman sekarang sudah melek teknologi, asal jangan sampai anak-anak tidak hanya diperintah terus dilepaskan. Tapi anak harus ditemani dan diawasi jangan di frezer.

2. Pak Doni
  • Bagaimana prinsip pendidikan moral karena sekarang banyak konten yang merusak moral dan dengan pengawasan yang lemah?
Jawabannya
  • Pendidikan yang disesuaikan dengan KH Ahmad Dahlan yaitu melalui pendekatan momong(behaviorisme)/taklib, menanamkan wawasan, menumbuhkan, ngemong/tarbiah (urbanisme) yaitu mengaktualkan potensi mereka, membuat mereka mengeluarkan kemampuannya dan among/taklid hubungannya dengan moral, memagari mereka, mana yang boleh dan tidak boleh (konstruktivisme) yaitu mengawasi mereka dengan tut wuri handayani. kita tumbuhkan potensinya sambil kita kawal dari belakang.
3. Ibu Lilis Garut
  • Berkaitan dengan pendidikan yang dibahas sama Pak Budi tadi, ternyata di Paud atau TK harusnya hanya belajar bercerita atau belajar moral saja, bermain, mereka dituntut untuk bisa membaca, Sementara saya mempunyai keponakan yang jika belum bisa membaca mereka harus dikursuskan. jadi bagaimana? Padahal harusnya mereka tidak dipaksakan
Jawabannya :
  • itulah sebabnya banyak orang yang akhirnya memilih home schooling karena pembelajarannya sudah tidak sesuai lagi. Padahal kedepannya akan terjadi persaingan yang bisa menjadikan seseorang saling mengalahkan dan egoistisnya mulai timbul




2 komentar:

  1. luar biasa materinya, saya banyak belajar dari narasumbernya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren banget emang om jay.....saya meresapinya aampai berulang2 lht youtubenya..makin didengr, makin mengena. Ternyata, selama ini kita byk memaksakan kehendak dalam mengajar

      Hapus

fiorentia viviane lesmana