Pengikut

Rabu, 29 Desember 2021

Peribahasa



A. Pengertian Peribahasa

Peribahasa adalah suatu istilah yang sering terdengar dalam kehidupan sehari-sehari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu(dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, dan perumpamaan)

Robert Sibarani dalam buku Atropolinguistik: Antropologi Linguistik (2004) menyatakan bahwa setiap pembentukan kata-kata bahkan kalimat dalam suatu bahasa (termasuk yang dipakai dalam peribahasa) dapat menentukan sifat atau ciri pikir dalam kebudayaan suatu bangsa. Sehingga peribahasa adalah kalimat kiasan yang terbentuk dari budaya.

 Peribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku. Edwar Djamaris dalam Menggali Khazanah Sastra Melayu Klasik (1990), peribahasa tidak saja merupakan mutiara bahasa, bunga bahasa, tetapi juga suatu kalimat yang memberikan pengertian yang dalam, luas, tepat, disampaikan dengan halus dan dengan kiasan.  

Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik (2009) menjelaskan peribahasa adalah kalimat atau penggalan kalimat yang bersifat turun menurun, digunakan untuk menguatkan maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup. Dikutip dari Kumpulan Majas, Pantun dan Peribahasa plus Kesusasteraan (2014) karya Ernawati Waridah, peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan mengandung satu maksud tertentu. 


B. Fungsi Peribahasa 

Peribahasa mempunyai beberapa fungsi sosial, di antaranya: 

1. Memberikan nasihat. 

2.Pengamatan terhadap dunia dan keadaan. 

3. Sebagai tanda identitas pembicara dalam suatu kaum. 

4. Memperindah bahasa cakap. 


C.  Ciri-ciri Peribahasa 

Susunan kata di dalam peribahasa bersifat tetap karena jika diubah, susunan kata itu tidak lagi dapat dikatakan peribahasa. Berikut ciri-ciri peribahasa: 

1. Susunan kata-kata di dalam peribahasa sudah pasti dan tidak bisa diubah. 

2.Kalimat peribahasa biasanya untuk memperindah bahasa atau bahkan menyindir. 

3. Kata-kata dalam peribahasa biasanya teratur, mengesankan dan mempunyai makna. 

4. Didasarkan pada pandangan atau perbandingan teliti terhadap alam sekitar, peristiwa yang terjadi atau berlaku di masyarakat. 

5. Dibentuk dan diciptakan dengan satu ikatan bahasa yang padat dan indah sehingga melekat di masyarakat secara turun temurun. 


D.  Perkembangan Bahasa dan Sastra 

Jenis-jenis peribahasa Mengutip Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia (2015) karya Mutia Dwi Pangesti, berikut ini jenis-jenis peribahasa: 

1. Pepatah.

 Pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua, biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara. 

2. Ungkapan 

Ungkapan adalah kiasan tentang keadaan atau kelakuan seseorang yang dinyatakan dengan pepatah atau beberapa patah kata. 

3. Bidal atau Pemeo 

Bidal atau pemeo adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung sindiran, peringatan atau ejekan. 

4. Perumpamaan 

Perumpamaan adalah kata-kata yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar. 

Biasanya didahului kata seperti, bagai, bak, laksana, dan lain-lain. Tamsil atau ibarat Tamsil atau ibarat adalah kiasan yang sering menggunakan kata "ibarat" untuk membuat perbandingan tentang suatu perkara. 

Penggunaannya bertujuan untuk menjadikan maksudnya bertambah nyata. 

5. Semboyan 

Semboyan adalah kalimat, frase atau kata yang digunakan sebagai pedoman atau prinsip. 

Menurut buku 700 Peribahasa Indonesia dan Tambahannya (1986) karya R. H. Maskar Gandasudirja, yaitu: Contoh-contoh peribahasa 

 1. Karena nila setitik rusak susu sebelanga Artinya  karena kesalahan yang kecil, menghilangkan kebaikan yang banyak. 
2.Ada udang dibalik batu Artinya ada maksud tersembunyi di balik suatu perbuatan. 
3. Ada gula ada semut Artinya di mana ada kesenangan, maka di situ akan terdapat banyak orang.  
4. Ada pasang turun naik Artinya kehidupan akan berubah, ada saatnya di atas dan ada saatnya di bawah.
5. Air susu dibalas air tuba Artinya perbuatan baik dibalas dengan perbuatan tidak baik atau jahat. 
6. Anjing menggonggong, kafilah berlalu Artinya membiarkan orang lain berkata apa (mencemooh, mencibir, menggunjingkan) atau dapat juga diartikan sebagai terus berjalan, tak peduli rintangan apa pun yang dihadapi. 
7. Bagai kacang lupa kulitnya Artinya seseorang yang lupa asalnya ketika telah sukses dalam kehidupan. 
8. Bagai duri dalam daging Artinya sesuai yang mengganggu pikiran, tidak menyenangkan, atau menyakitkan hati. 
9. Bagai pungguk merindukan bulan Artinya mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai. 
10. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing Artinya bersama-sama dalam keadaan suka maupun duka atau selalu berbagi dalam keadaan senang maupun susah.  
11. Bertepuk sebelah tangan Artinya perasaan atau perbuatan yang hanya dilakukan satu pihak tanpa mendapatkan balasan dari pihak lainnya. 
12. Cepat kaki ringan tangan Artinya orang yang dengan cepat menolong orang lain yang membutuhkan bantuan. 
13. Cacing menjadi naga Artinya orang yang dulunya dihina kemudian menjadi orang besar atau hebat. 
14. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung Artinya kemana pun kita pergi, harus menghormati adat dan budaya tempat tersebut. 
15. Di ujung kuku Artinya keadaan yang sangat berbahaya. 
16. Digenggam takut mati, dilepas takut terbang Artinya serba salah, pilihan mana pun yang diambil akan menyebabkan kerugian. 
17.  Esa hilang dua terbilang Artinya terus berusaha mencapai tujuan walau gagal, akan terganti dengan yang lebih baik. 
18. Fajar menyingsing, elang menyongsong Artinya sambutlah hari dengan semangat berusaha yang gigih. 19. Gajah dipelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak Artinya tidak sadar akan kesalahan sendiri yang besar namun melihat kesalahan kecil yang dilakukan orang lain. 
20. Gali lubang, tutup lubang Artinya meminjam uang untuk membayar utang pada orang lain. 
21. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari Artinya perilaku seorang guru akan ditiru mentah-mentah oleh muridnya, sehingga guru harus memberikan contoh yang baik. 
22. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua Artinya perbuatan baik akan selalu dikenang bahkan ketika orang tersebut telah meninggal.  
23. Hidup segan, matipun tak mau Artinya seseorang yang tidak mau bertindak apa pun namun juga tak mau tertimpa hal buruk. Atau dapat juga diartikan sebagai seseorang yang hidupnya merana karena terus dilanda kesusahan. 
24. Habis manis, sepah dibuang Artinya tidak diperdulikan lagi (dibuang) setelah dimanfaatkan atau tidak berguna lagi. 
25. Jinak-jinak merpati Artinya perempuan yang terlihat ramah dan mudah didapat, tetapi sebenarnya tidak. 26. Kecil-kecil cabe rawit Artinya fisiknya kecil namun pemberani, cerdik, bahkan membahayakan. 
27. Kura-kura dalam perahu Artinya pura-pura tidak mengetahui sesuatu. 
28. Lain ladang, lain belalang Artinya setiap daerah memiliki kebudayaan, adat istiadat, dan kebiasaan yang berbeda. 
29. Licin bagai belut Artinya seseorang yang lihai dan cerdik sehingga susah untuk ditangkap. 
30. Menang jadi arang, kalah jadi abu Artinya pertikaian yang merugikan kedua belah pihak atau tidak ada untungnya.  
31. Nasi sudah jadi bubur Artinya perbuatan yang sudah terjadi tidak dapat diperbaiki kembali. 
32. Malu bertanya, sesat dijalan Artinya jika segan bertanya, maka permasalah tidak akan ditemukan jalan keluarnya. 
33. Menjual bedil kepada lawan Artinya mencelakai diri sendiri. 
34. Mendapat durian runtuh Artinya mendapatkan keuntungan besar yang tidak disangka-sangka. 
35. Pucuk dicinta, ulampun tiba Artinya mendapatkan sesuatu yang diharapkan. 
36. Pagar makan tanaman Artinya seorang pelindung yang malah merusak atau memanfaatkan sesuatu yang harus dilindunginya. 
37. Sedap jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan Artinya berpikir matang-matang sebelum bertindak agar kelak tidak kecewa. 
38. Seperti anjing dan kucing Artinya selalu bertengkar, tidak pernah akur. 
39.  Sambil menyelam minum air Artinya melakukan dua pekerjaan atau lebih dalam waktu yang bersamaan. 
40. Serigala berbulu domba Artinya seseorang yang tampak baik namun ternyata jahat. 
41. Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya akan jatuh juga Artinya sehebat apa pun seseorang, pasti pernah melakukan kesalahan. 
42. Sedia payung sebelum hujan Artinya mempersiapkan segala sesuatu sebelum datang hal yang tidak diinginkan. 
43. Tak ada akar, rotanpun jadi Artinya sesuatu yang dapat digantikan dengan yang lain atau dapat juga diartikan jika tidak ada yang baik, maka yang kurang baikpun bisa dimanfaatkan. 
44. Tercoreng arang di kening Artinya mendapat malu atau aib. 
45. Umur setahun jagung Artinya masih sangat muda atau belum berpengalaman. 
46. Utang emas boleh dibayar, utang budi dibawa mati Artinya budi baik orang hanya dapat dibalas dengan kebaikan 
47. Utang selilit pinggang Artinya yang memiliki banyak hutang. 
48. Yang lahir menunjukkan yang batin Artinya perilaku seseorang menunjukkan tabiat dan perasaan hatinya. 
49. Yang buta peniup lesung, yang peka pelepas bedil Artinya setiap hal ada manfaatnya masing-masing jika berada ditempat yang tepat.
50. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Artinya: perbuatan yang baik akan mendapat balasan yang baik pula. 
51. Air beriak tanda tak dalam. Artinya: orang yang banyak bicara biasanya ilmunya dangkal. 
52. Bagai air di daun talas. Artinya: orang yang tidak punya pendirian tetap.
53.  Bagai api dalam sekam. Artinya : perbuatan jahat yang tidak tampak.
54. Besar pasak daripada tiang. Artinya : jumlah pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.
55. Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. Artinya: daripada hidup menanggung malu lebih baik mati. 
56. Empat susu, dua perut. Artinya: berbeda dalam keturunan, derajat dan martabat.
57.  Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Artinya: orang yang selalu berbuat baik, jika meninggal dunia, kebaikannya akan selalu dikenang. 
58. Dalam laut boleh diduga, dalam hati siapa tahu. Artinya: tidak ada seorang pun yang tahu isi hati orang lain. 
59.  Asam di gunung, garam di laut, bertemu dalam belanga. Artinya: jika sudah ditakdirkan berjodoh, ke mana pun mereka pergi akan bertemu juga. 
60. Bungkam seribu bahasa. Artinya: tidak mengeluarkan kata walau sepatah pun. 
61. Bagai menegakkan benang basah. Artinya: mengerjakan suatu pekerjaan yang sia-sia. 
62. Seperti kejatuhan bulan. Artinya: mendapat sesuatu keuntungan yang luar biasa. 
63. Pisau senjata tiada bisa, bisa lagi mulut manusia. Artinya: kata-kata yang menusuk hati, akan lebih terasa sakit daripada tikaman pisau.

1. (A-B) Peribahasa dan Artinya

A

Air beriak tanda tak dalam.

Orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya.

Air tenang menghanyutkan.

Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan.

Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga.

Perilaku dan karakter seorang anak menurun dari orangtuanya (biasanya berkonotasi negatif).

Ada udang di balik batu.

Ada maksud tersembunyi di balik perilaku seseorang.

Ada asap, ada api.

Jika ada akibat, pasti ada sebabnya.

Air tenang jangan disangka tiada buayanya.

Orang pendiam jangan disangka penakut.

Anjing menggonggong, kafilah berlalu.

Membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang; tetapi tak dihiraukan.

Adat pasang berturung naik.

Nasib seseorang tidak akan selalu sama, senang dan susah silih berganti.

Ayam berkokok hari siang.

Mendapat sesuatu yang telah lama diimpi-impikan.

Air jernih, ikannya jinak.

Negeri yang aman dan makmur, penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing atau pendatang.

Asam di darat, ikan di laut bertemunya di belanga.

Apabila sudah jodohnya, laki-laki dan perempuan akan bertemu juga walaupun berjauhan.

B

Bagaikan telur di ujung tanduk.

Suatu keadaan yang sangat berbahaya, salah sedikit bisa celaka.

Bagai pinang dibelah dua.

Dua orang atau dua hal yang benar-benar serupa, sulit dibedakan.

Bak kacang lupa kulitnya.

Seseorang yang melupakan asal-usulnya.

Bagai makan buah simalakama.

Serba salah. Mengambil keputusan yang mana pun tetap celaka.

Bagai memancing di air keruh.

Mengambil keuntungan dari perselisihan orang lain.

Bagai pungguk merindukan bulan.

Mengharapkan sesuatu yang sulit digapai.

Bagaikan abu di atas tanggul.

Artinya orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.

Bagaikan air di daun talas.

Tidak punya pendirian tetap.

Bagaikan burung di dalam sangkar.

Suatu kehidupan yang penuh kekangan.

Barang Siapa menabur angin akan menuai badai.

Siapa yang berbuat buruk, dia pula yang menanggung akibat buruknya.

Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.

Ingin mencelakakan orang lain, tapi dia sendiri yang celaka.

Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi.

Ilmu yang dipelajari setengah-setengah tidak akan memberikan manfaat.

Besar pasak daripada tiang.

Pengeluaran lebih besar daripada penghasilan alias rugi.

Bergantung kepada akar lapuk.

Mengharapkan pertolongan dari seseorang yang tidak punya kemampuan untuk melakukannya.

Berharap kepada sesuatu yang tidak bisa diharapkan.

Bagai anjing menyalak di ekor gajah.

Orang yang lemah hendak melawan orang yang kuat atau berkuasa.

Bagai musuh dalam selimut.

Orang terdekat yang berkhianat.

Bagai bumi dan langit.

Perbedaannya terlalu jauh.

Berat sama dipikul ringan sama dijinjing.

Senang dan susah dijalani bersama.

2. (C-H) Peribahasa dan Artinya

C

Cempedak berbuah nangka.

Mendapatkan hasil lebih dari yang diharapkan.

Cepat kaki, ringan tangan.

Orang yang sigap dalam memberi bantuan.

D

Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri.

Sebaik-baiknya negara lain, masih lebih baik hidup di negeri sendiri. Rasa nasionalisme terhadap kampung halaman/negara.

Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa.

Baru mau bekerja dengan rajin jika sudah ditegur.

Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.

Kondisi yang adil dan berimbang.

Diam itu emas.

Tetap diam dalam sebuah situasi akan lebih mendatangkan manfaat daripada banyak cakap.

Dikasih hati minta jantung.

Orang yang tidak tahu diri. Diberi sedikit, malah meminta lebih banyak.

Datang tak berjemput, pulang tak berantar.

Orang yang tak dipedulikan.

Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.

Ke mana pun dia pergi, seseorang harus selalu mematuhi adat istiadat tempat yang dikunjunginya.

Di atas langit masih ada langit.

Nasihat agar seseorang tidak sombong dan merasa hebat, karena selalu ada seseorang yang lebih hebat lagi darinya.

E

Emas disangka loyang.

Orang yang baik atau bermartabat tapi disangka jahat atau tidak punya derajat.

F

Fajar menyingsing, elang menyongsong.

Menyambut hari dengan semangat dalam bekerja atau berusaha.

G

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

Perilaku guru akan ditiru mentah-mentah oleh muridnya. Jika guru melakukan hal buruk, murid akan berlaku lebih buruk lagi.

Gali lubang, tutup lubang.

Melunasi utang lama dengan utang yang baru.

Gayung bersambut, kata berjawab.

Serangan kata-kata yang dapat ditangkis. Kebaikan atau keburukan yang dibalas dengan kebaikan atau keburukan pula.

H

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama.

Setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.

Habis manis, sepah dibuang.

Tak dipedulikan atau ditelantarkan jika dianggap sudah tidak berguna.

Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

Ingin memiliki sesuatu yang berharga, namun tak memiliki kemampuan untuk melakukannya.

Hangat-hangat tahi ayam.

Kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat.

Hati gatal, mata digaruk.

Sangat ingin mengatakan/melakukan sesuatu, tetapi tidak kuasa menyampaikan keinginan, sehingga justru melakukan hal lain yang tidak tepat tujuan.

Menyalahkan orang yang tidak bersalah.

3. (J-N) Peribahasa dan Artinya

J

Jauh di mata dekat di hati.

Walaupun terpisah jarak, namun selalu teringat.

K

Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah.

Kasih sayang ibu tak terbatas dan selamanya, sementara kasih anak begitu terbatas.

Karena mata buta, karena hati mati.

Celaka karena menuruti hawa nafsu.

Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak.

Kebaikan seseorang yang jelas ada diabaikan, namun kesalahan yang sangat kecil justru dibesar-besarkan.

L

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda;

Lempar batu sembunyi tangan.

Orang yang bersikap pengecut dengan tidak bertanggungjawab/mengakui perbuatannya.

Lubuk akal tepian ilmu.

Orang yang pandai adalah tempat untuk bertanya.

M

Makan hati berulam rasa.

Menderita karena perbuatan orang yang disayang.

Malu bertanya, sesat di jalan.

Kesulitan menghadapi suatu masalah karena enggan meminta pendapat orang lain.

Musang berbulu ayam.

Orang jahat yang berpura-pura baik.

Menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri.

Bila seseorang berbuat buruk, keburukan itu akan mengenai dirinya sendiri.

Membasuh muka dengan air liur.

Berusaha memperbaiki kesalahan dengan perbuatan yang justru menambah kesalahan.

Berusaha memulihkan nama baik atau menghindari malu, tapi justru membuka aib sendiri.

Membasuh arang di muka.

Berusaha menghilangkan rasa malu.

Menjilat air ludah sendiri.

Meminta kembali barang yang sudah diberikan kepada orang lain.

Mengingkari perkataannya sendiri.

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih.

Nasib manusia tidak dapat dipastikan, karena berada dalam kuasa Tuhan.

Menang jadi arang, kalah jadi abu.

Menang atau kalah tetap rugi.

Dua pihak yang berselisih hingga sama-sama rugi.

Menggunting dalam lipatan.

Mencelakakan atau menipu kawan sendiri.

N

Nasi tak dingin, pinggan tak retak.

Bersikap cermat dalam melakukan setiap pekerjaan.

Nasi sudah menjadi bubur.

Sesuatu yang sudah terlanjur terjadi tak bisa diurungkan lagi.

4 dari 5 halaman

4. (P-S) Peribahasa dan Artinya

P

Pandai berminyak air.

Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya.

Pagar makan tanaman.

Seseorang yang memanfaatkan/mencelakakan sesuatu yang seharusnya dia lindungi.

Pucuk dicinta ulam pun tiba.

Mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan.

Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan.

Kebaikan hati seseorang bisa dilihat dari tingkah lakunya.

S

Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh.

Seiya sekata dalam semua keadaaan.

Sambil menyelam minum air.

Mengerjakan dua hal sekaligus.

Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul.

Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang menjalaninya.

Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan.

Pikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak menyesal.

Sedia payung sebelum hujan.

Berjaga-jaga sebelum musibah tiba.

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Melakukan satu hal dan mendapatkan hasil lebih banyak dari upayanya.

Seludang menolak mayang.

Orang sombong yang melupakan jasa orang lain dalam hidupnya.

Senjata makan tuan.

Sesuatu yang direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tapi justru melukai dirinya sendiri.

Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga.

Tidak ada orang yang sempurna, pasti pernah melakukan kesalahan.

Sepintar-pintarnya menutupi perbuatan buruk, pasti akan ketahuan juga.

Seperti air dan minyak.

Tidak pernah bisa akur.

Seperti padi, semakin berisi semakin merunduk.

Semakin berilmu seseorang, semakin rendah hati sikapnya.

Seperti kerbau dicocok hidung.

Mematuhi kehendak orang lain tanpa membantah seperti orang dungu.

Seperti ayam kehilangan induk.

Kelompok/seseorang yang kebingungan karena kehilangan sosok pemimpin/orang yang diandalkan.

Seperti katak dalam tempurung.

Wawasannya kurang luas.

Seperti kucing dibawakan lidi.

Terlihat sangat ketakutan.

Seperti embun di ujung rumput.

Kondisi atau kedudukan yang rapuh, tidak aman.

Setali tiga uang.

Semuanya sama saja, tak ada bedanya.

Sudah jatung tertimpa tangga.

Mengalami kesialan beruntun.

Sudah banyak makan asam garam.

Sudah banyak pengalamannya dalam menjalani hidup.

5. (T-W) Peribahasa dan Artinya

T

Tak ada gading yang tak retak.

Tidak ada seseorang atau sesuatu yang sempurna.

Tak ada rotan, akar pun jadi.

Mencari solusi alternatif jika suatu hal tidak bisa dilakukan.

Tajam ke bawah, tumpul ke atas.

Bersikap keras terhadap orang miskin atau tidak berdaya, namun bersikap lunak terhadap orang kaya atau berkuasa.

Tambah air, tambah sagu.

Bila bertambah pekerjaan, akan bertambah pula upah atau gajinya.

Tercoreng arang di kening.

Mendapat malu.

Tikus mati di lumbung padi.

Negara yang kaya dan makmur, tapi rakyatnya sendiri tak dapat ikut menikmati.

Tong kosong nyaring bunyinya.

Orang yang miskin ilmu biasanya banyak bicara/membual.

U

Udang tidak tahu bungkuknya.

Orang yang tidak menyadari kekurangan atau kesalahannya sendiri.

W

Walau seribu anjing menyalak, gunung takkan runtuh.

Jika tekad kuat, godaan sebanyak apa pun tak akan membuatnya goyah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana