" Kongkorongooooooooooook.............."
"Aaaaaahh,...ternyata hari telah pagi,"gumamku antara sadar dan tidak. Mataku masih terasa sepet, ngantuk ingin tidur lagi karena semalam aku tidur sangat larut. Perjalananku dari Bogor ke Garut sangat melelahkan. Liburan sekolah dan Nataru membuat macet jalanan. Dinginnya pagi membuatku semakin malas, apalagi selimut ini mendekapku dengan hangat membuat aku semakin malas. Namun dari kejauhan suara adzan memanggil kaum muslimin untuk segera melaksanakan sholat subuh. Dengan langkah lunglai ku berjalan menuju kamar mandi. Saat kubuka kran, dan kutadahkan tanganku untuk mengambil air wudhu....uuuuh........dinginnya air kran ini terasa menusuk jantungku, seandainya ini bukan kewajibanku sebagai kaum muslimin melaksanakan sholat subuh, rasanya enggan sekali kupegang air ini.
Jika kita lihat sepenggal cerita di atas, maka terdapat beberapa kalimat yang mengandung majas tanpa kita sadari. Sebenarnya, dalam kehidupan sehari-hari baik sengaja ataupun tidak, kita sering menggunakan kalimat yang mengandung majas. Hanya saja, kita sering menganggap kalimat itu adalah kalimat biasa saja. coba, setelah membaca penggalan cerpen di atas, kira-kira apa yang di maksud dengan majas?
Pengertian Majas
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang bisa menghidupkan suatu kalimat. Berikut ini adalah pengertian majas menurut para ahli.
1. Dale dan Warriner
Majas adalah sebuah kiasan yang bisa mempengaruhi banyak efek. Pengaruh yang dimaksud mereka adalah pengaruh yang bisa dilakukan dengan cara membandingkan maupun mengenalkan secara umum. Majas umumnya digunakan dalam bentuk kalimat yang pendek. Namun meskipun begitu, majas mempunyai nilai dan juga rasa yang mampu melahirkan konotasi tertentu. Selain itu, majas juga seringkali disebut sebagai kata imajinatif.
2. Keraf
Majas menurut Keraf (1988) yaitu usaha dari seseorang yang mewakilkan pikirannya dengan menggunakan bahasa yang khas. Dimana bahasa tersebut dapat menunjukkan kepribadian orang tersebut. Keraf juga mengatakan bahwa terdapat tiga unsur dalam bahasa supaya terkesan lebih baik. Unsur tersebut antara lain, kejujuran, sopan santun, dan menarik.
3. Moeliono
Majas menurut Moeliono dibedakan berdasarkan gayanya. Dimana hal tersebut bertujuan untuk menghidupkan sebuah karangan. Majas juga disebut sebagai denotasi yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah kata yang dialihkan. Tak hanya itu saja, majas juga kerap kali digunakan untuk membangkitkan indra pembaca seseorang.
4. Ratna
Sementara itu, Ratna (2009) mengungkapkan bahwa majas mempunyai sebuah tujuan yaitu untuk menciptakan aspek keindahan di dalam sebuah karya sastra. Bagaimanapun juga, keindahan gaya dalam sebuah bahasa pada karya sastra adalah sebuah unsur pokok. Sebab, karya sastra bisa digunakan sebagai genre yang dihasilkan dari peradaban manusia dan terbentuk karena aktivitas dan juga kreativitas seorang pengarang.
5. Aminudin
Menurut Aminudin (1995), majas merupakan salah satu gaya bahasa yang digunakan sebagai teknik dalam merangkai sebuah kalimat. Dimana nantinya kalimat yang tersusun bisa digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan gagasan sesuai dengan ide serta norma yang sudah ada. Ia juga mengatakan bahwa majas dikemukakan sebagai wawasan retorika klasik yang dinilai sebagai perhiasan lahir.
Sedangkan tradisi Jawa menganggap sebaliknya, dimana majas adalah sejenis basa rinengga atau pemakaian bahasa yang disusun menjadi indah. Tapi seiring berjalannya waktu, majas tidak lagi digunakan untuk sekedar bergaya, namun mempunyai peruntukan yang lebih luas lagu. Dimana majas dapat memberikan kesadaran bagi para penikmatnya.
6. Nurgiyantoro
Sedangkan Nurgiyantoro berpendapat bahwa majas merupakan gaya bahasa yang mempunyai caranya sendiri dalam pengaplikasiannya. Contohnya bahasa di dalam sebuah prosa, dimana majas digunakan untuk menyampaikan sebuah gagasan dan juga pikiran penulisnya.
7. Pradopo
Hampir sama dengan pendapat yang lain, Pradopo menilai majas sebagai bahasa yang memiliki cara khusus dalam penggunaannya. Dimana cara tersebut bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu di dalam karya sastra. Salah satu caranya adalah dengan memasukkan majas.
8. Kridalaksana
Secara lebih spesifik, Kridalaksana (2001) mengungkapkan bahwa gaya bahasa bisa digunakan untuk memanfaatkan kekayaan bahasa yang dimiliki seseorang dalam berbicara atau menulis karya sastra. Selain itu, majas juga bisa digunakan untuk hal-hal tertentu guna mendapatkan efek tertentu juga. Kridalaksana juga mengatakan bahwa ciri-ciri majas secara umum mempunyai ciri bahasa dari sekelompok penulis sastra.
Dari penjelasan pengertian majas di atas, dapat kita simpulkan bahwa pengertian majas yaitu gaya bahasa yang bisa digunakan untuk mempengaruhi atau meyakinkan para pembaca atau pendengarnya. Itu artinya, majas bisa digunakan baik itu dalam bentuk tertulis maupun lisan.
Contohnya seperti di awal cerpen tadi, “selimut ini mendekapku dengan hangat”. kata mendekap dalam cerpen di atas seharusnya digunakan pada kalimat dengan subjek berupa orang. Namun, dalam kalimat di atas, yang mendekap adalah benda mati yaitu selimut. Karena mendekap merupakan kebiasaan orang, maka majas di atas termasuk majas person (orang)nifikasi
Fungsi Majas
Setelah memahami pengertian majas, kini tiba saatnya kita mempelajari mengenai fungsi majas itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai fungsi majas yang bisa kamu pelajari.
1. Membangun Sebuah Kesenangan
Salah satu fungsi dari majas adalah membangun sebuah kesenangan. Ketika kita menggunakan majas, maka kata-kata yang umumnya biasa saja akan menjadi lebih indah dan menarik serta lebih berkesan. Itu artinya, terdapat nilai yang sentimental pada setiap kalimat yang menggunakan majas di dalamnya.
Apabila, kata, kalimat, dan juga sebuah karangan tersebut ditujukan untuk orang lain secara khusus atau mungkin ditujukan untuk para pembaca. Maka majas akan menciptakan rasa kesenangan tersendiri dibandingkan kalimat yang biasa saja. Tentunya, rasa senang disini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Hal tersebut bergantung dengan orang yang menerimanya.
2. Menciptakan Sebuah Imajinasi
Selain membangun kesenangan, majas juga berfungsi untuk menciptakan sebuah imajinasi. Sebab, majas mampu mendorong seseorang untuk melahirkan imajinasi. Adanya majas di dalam sebuah karya tulis memang mempunyai makna yang dapat diartikan berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Makna majas dapat berbeda-beda bergantung dengan cara berpikir, pengetahuan, dan wawasan orang tersebut.
Tentu hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas imajinasi ataupunpembentukan perspektif para pembaca atau penikmatnya. Tak hanya itu saja, majas juga memiliki fungsi untuk mendekatkan antara pembaca dengan penulisnya.
3. Mendekatkan Pembaca dengan Pengarang
Seperti yang sudah disebutkan di atas, majas juga bisa digunakan untuk mendekatkan secara emosi antara pembaca dan pengarang. Mengapa bisa demikian? Sebab, ada banyak sekali macam-macam majas. Dimana dari banyaknya majas yang ada semakin memberikan tekanan nilai yang lebih esensial.
4. Esensial
Sesuatu yang memiliki nilai esensial memang akan terkesan lebih dalam. Misalnya, ketika ada satu kalimat yang ditulis menggunakan dua teknik yang berbeda. Satu kalimat ditulis dengan kata-kata yang umum dan apa adanya. Kemudian kalimat satunya ditulis dengan menggunakan majas. Tentu kalimat yang ada majasnya akan lebih terkesan berbeda dan lebih bermakna.
5. Meningkatkan Daya Tarik Pembaca Terhadap Karya Sastra
Jika kamu memperhatikan dengan teliti, kehadiran majas sebenarnya bertujuan untuk menarik perhatian para penikmat karya sastra. Dimana penggunaan majas mampu meningkatkan nilai yang ada di dalam sebuah karya sastra. Kemudian majas juga juga bisa memberikan ruh pada karya tersebut. Sekaligus membantu dalam menjelaskan makna dan gambaran dari si penulis.
6. Menciptakan Sugestif
Salah satu fungsi dari adanya majas adalah menciptakan sebuah sugestif dari penulis untuk pembaca. Selain itu, sebenarnya majas juga juga dapat menciptakan efek informasi yang padat, kaya, menarik dan efektif bagi para pembaca. Sehingga para pembaca akan merasa terhibur dan tetap memperoleh informasi dari karya sastra tersebut.
Jenis majas yang ada dalam Bahasa Indonesia sangat banyak sekali. Tapi, di artikel ini kita akan bahas beberapa saja ya yang sering muncul di pelajaran. Secara umum, kita akan membahas macam-macam majas.
1. Majas perbandingan
Majas perbandingan ini cukup banyak muncul di pelajaran sekolah, lho. Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Ada pun majas yang termasuk ke dalam majas perbandingan, antara lain alegori, metafora, metonimia, litotes, hiperbola, pars pro toto, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sesuatu dengan maksud menyindir. Untuk jenis majas sindiran yang paling sering muncul di buku sekolah, seperti ironi, sarkasme, dan sinisme.
3. Majas penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara tegas. Nah, kalau untuk majas penegasan, di artikel ini nanti akan diberikan contoh dari pleonasme, repetisi, dan aliterasi.
Contoh Macam-Macam Majas
Sekarang langsung kita masuk ke contoh dari macam-macam majas yang sudah disebutkan tadi di atas ya.
1. Majas Alegori
Majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.
2. Majas Metafora
Majas ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
Contoh: Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.
3. Majas Metonimia
Majas ini menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah merek dagang).
Contoh: Setiap hari aku berangkat sekolah menaiki Honda
4. Majas Litotes
Majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
Contoh: Silakan datang ke gubukku yang kumuh.
5. Majas Hiperbola
Majas yang merupakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal.
Contoh: Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.
6. Majas Pars Pro Toto
Majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang hidungnya.
7. Majas Totem Pro Parte
Majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian objek saja.
Contoh: Indonesia mengalahkan Thailand dalam pertandingan sepakbola tadi malam.
8. Majas Eufimisme
Majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau merugikan.
Contoh: Saat ini sedang dibahas penyesuaian tarif tol.
9. Majas Personifikasi
Majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia.
Contoh: Selimut terasa mendekapku dengan erat.
10. Majas Ironi
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.
Contoh: Rambutnya rapih sekali seperti mie rebus yang aku makan.
11. Majas Sarkasme
Majas ini bisa dikatakan sebagai sindiran yang kasar.
Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.
12. Majas Sinisme
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
13. Majas Pleonasme
Majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya tidak diperlukan).
Contoh: Dia naik ke atas pohon mangga.
14. Majas Repetisi
Majas ini merupakan pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya.
Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!
15. Majas Retorika
Majas ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.
Contoh: Siapa yang tidak ingin terlahir sempurna?
16. Majas Aliterasi
Majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata.
Contoh: Bibi Beli baju biru bersama Budi.
Demikian beberapa contoh majas yang sering dipelajari di sekolah, semoga bermanfaat.
Namun untuk lebih lengkapnya, bisa dipelajari dibawah ini.
1. Majas Perbandingan
a. Alegori
Majas ini biasanya digunakan pada penulisan cerita dengan menggunakan metode membuat kalimat kiasan. Majas ini dapat dibuat sebagai kalimat ataupun juga dapat dibuat satu paragraf penuh.
b. Alusio
Majas alusio kerap digunakan sebagai kalimat yang dapat merujuk ke sebuah legenda, peristiwa, permepuaan, sampiran peribahasa maupun tokoh. Majas ini memiliki kekurangan yaitu sering dianggap kurang lengkap karena terkesan cepat.
c. Simile
Majas ini biasanya digunakan untuk membandingkan hal-hal yang berbeda namun memiliki arti yang serupa. Majas ini dapat merangkap menjadi dua majas sekaligus, yaitu majas perbandingan dan perumpamaan.
d. Metafora
Gaya Bahasa majas ini menggunakan gaya bahasa perbandingan langsng, majas ini digunakan untuk membandingkan perbandingan baik secara fisik, sifat, benda maupun ide.
e. Sinestesia
Menggunakan gaya bahasa yang sudah berubah makna karena pertukaran respons. Majas ini berfungsi sebagai jiwa dari karya sastra.
f. Litotes
Gaya Bahasa yang berfungsi sebagai penampil gagasan mengenai suatu hal yang dinilai kuat serta besar. Majas ini biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang tidak begitu kuat, agar bermakna sopan.
g. Hiperbola
Berbentuk kiasan yang dibesar-besarkan dengan tujuan tertentu.
Itu adalah beberapa macam dari majas perbandingan, sebenarnya masih ada lagi macam majas perbandingan lain.
2. Majas Penegasan
Merupakan salah satu majas yang digunakan untuk menegaskan suatu hal, dengan tujuan meningkatkan tingkat pemahaman serta kesan dari para pembaca ataupun pendengar. Ada beberapa macam dari majas penegasan, seperti majas pleonasme dan majas repetisi. Majas pleonasme sendiri memiliki definisi sebagai majas yang menggunakan gaya Bahasa yang memiliki karakteristik sebagai penanda bahwa ada beberapa kata yang harus diulang.
Lalu untuk repetisi merupakan majas yang menggunakan gaya Bahasa yang berguna untuk menunjukkan pengulangan seluruh kata dari kata yang dibuat penulis. Pengulangan itu dapat berbentuk kata, klausa, frasa bahkan sampai bentuk kalimat.
Ada beberapa macam majas yang masih satu macam dengan majas penegasan, seperti:
- Pararima
- Apofasis
- Aliterasi
- Paralelisme
- Dan lain sebagainya.
3. Majas Pertentangan
Majas pertentangan menjadi majas yang cukup sering digunakan. Ada beberapa macam dari majas pertentangan, seperti:
a. Paradox
Majas paradox dapat disederhanakan menjadi sebuah opini yang memiliki perlawanan dengan pendapat umum atau pendapat yang diyakini oleh banyak orang. Majas paradox memiliki tanda-tanda, seperti kalimatnya aneh dan dianggap diluar dugaan. Majas paradox memiliki kunci, yaitu harus pandai-pandai dalam menyembunyikan kebenaran.
b. Antitese
Majas yang umumnya menggunakan dua kata, berfungsi sebagai oposisi antara dua gagasan.
- Oksimoron
- Anakronisme
- Kontradiksi interminus
4. Majas Sindiran
Majas sindiran digunakan untuk menyinggung suatu hal dengan tujuan tertentu. Berikut ini macam-macam majas sindiran yang dapat kami sajikan untuk Anda.
a. Ironi
Majas sindiran dengan karakteristik menyembunyikan kebenaran dan mengatakan kebalikan dari fakta itu. Majas ini memiliki ciri seperti seolah-olah meninggikan sesuatu, lalu menjatuhkannya.
b. Sarkasme
Sindiran menggunakan kata-kata bahkan kalimat pedas untuk menyakiti perasaan orang lain, biasanya berbentuk ejekan kasar ataupun cemooh.
c. Sinisme
Majas ini akan diungkapkan secara langsung kepada orang tersebut dengan kata-kata yang negatif. Majas sinisme dapat menjadi lawan dari majas ironi.
d. Satire
Majas ini menggunakan ungkapan yang mengandung makna sarkasme, ironi maupun parodi yang berfungsi untuk mengancam dan menertawakan suatu hal.
Contoh-contoh Majas
Sebenarnya, dari berbagai macam majas yang telah disebutkan di atas masih banyak lagi majas yang belum tereksplor. supaya dapat menjadi gambaran atau contoh konkrit tentang majas, berikut ini terdapat 50 contoh majas.
Majas Repetisi
Contoh:
Andaikan mawar mekar engkaulah bunga terwangi dalam hati dan pikiranku
Bagaikan lautan dirimulah sang pemilik ilmu pengetahuan lebih luas
Majas Epifora
Contoh:
Bila kau larang, diriku tidak akan datang
Bila sempat, maka aku datang tepat waktu
Majas Pararima
Contoh:
Dua hari yang lalu saya pernah menyampaikan. Ah tidak, baru kemarin.
Maksud kami mendatangi rumah Pak RT, ingin menyelenggarakan acara takbir keliling, maksudnya meminta izin untuk menyelenggarakan takbir keliling.
Majas Aliterasi
Contoh:
Memenuhi sukma, menawan tubuh
Timbul telangkai bertongkat urat
Majas Asonansi
Contoh:
Semua ada menekan dada
Harum sekuntum bunga rahasia
Majas Simile
Contoh:
Bagaikan air di daun talas
Ibarat air dengan minyak
Menyalakan semangat seperti dian yang tak kunjung padam
Wajah ibu dan anak itu bak pinang dibelah dua
wanita itu sangatlah cantik, matanya bagai bintang kejora
Majas Metafora
Contoh:
Brian adalah buaya darat
Malas membaca jadi otak udang
Dewi malam sudah keluar dari peraduannya
Majas Personifikasi
Contoh:
Rinduku berbincang dengan ilalang tua yang hampir mati
Serangga meratapi perilaku manusia yang makin egois, alam pun meraung tidak mampu menasehati sikap manusia yang apatis.
Melambai-lambai, nyiur di pantai
Tak semua percintaan akan bermuara hingga ke perkawinan
Majas Depoersonifikasi
Contoh:
Bila engkau rembulan, maka aku bintang.
Bila engkau amplop, maka aku akan jadi perangkonya.
Bila aku bunga, maka engkau kumbangnya.
Majas Alusio
Contoh:
Bandung dikenal sebagai parisnya jawa.
Yogyakarta terkenal sebagai miniaturnya Indonesia.
Majas Antitesis
Contoh:
Keberhasilanku memenangkan lomba membuat dia sedih.
Melihat aku gagal melamar pekerjaan membuat Ardi bahagia.
Walaupun sudah berusaha dan berjuang, namun tetap saja gagal.
Majas Pleonasme
Contoh:
Rian turun ke bawah. Ia turun.
Majas Eufemisme
Contoh:
Saya pun kerap kali mendengar teman-teman wanita yang menjual dirinya.
Majas Sinekdoke Pars Pro Toto
Contoh:
Atribut kampanye tak dibawa
Majas Sinekdoke Totem Pro Parte
Contoh:
Bagi para mahasiswa, generasi Z dan anak-anak milenial paham terhadap teknologi terutama media sosial.
Majas Hiperbola
Contoh:
Cintaku untukmu seluas lautan yang tak dapat dijamah oleh manusia.
Percerain yang terjadi kepada orangtua Rini mengakibatkan seolah dunia mereka sudah kiamat.
Majas Litotes
Contoh:
Mohon maaf jika kami hanya mrnghidangkan teh dingin dan kue kampung saja.
Maaf jika saya lamabt berpikir, sebab otak saya jongkok.
Majas Metonimia
Contoh:
Ardi sedang bingung akan membeli avanza atau ertiga.
Majas Sinisme
Contoh:
Kalimatmu yang selalu berbohong membuatku mual.
aku tak sudi melihat kemunafikan sikapmu.
Majas Sarkasme
Contoh:
Penampilanmu tidak membuat tertarik nafsu cowok
Percuma taubat, kebiasaanmu mencuri sudah diketahui sejagat dunia.
Majas Anafora
Contoh:
Bunyi itu membosankan, bunyi itu memekakkan telinga, bunyi itu memukul
Majas Simetri
Contoh:
Ayah diam dan ibu tidak suka berkata-kata melihat sikap Endru.
Adik saya membenci perilaku Aryani.
Majas Klimaks
Contoh:
Semua orang dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa suka menonton film ‘tilik’
Majas Retorik
Contoh:
Mana ada orang yang tidak ingin sukses?
Apakah rasa garam itu asin?
Majas Interupsi
Contoh:
Saya, orang-orang yang telah bekerja di sini selama sepuluh tahun, belum pernah dinaikan pangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar