Pengikut

Kamis, 24 Februari 2022

SALAHKAH SAAT PENGUASA ALAM KITA AGUNGKAN?

Fenomena baru kembali menyeruak setelah berulangkali kebijakan islam banyak dipertentangkan. Kaum muslimin kembali tersayat sembilu hatinya, karena setelah berulangkali diam, kini yang terjadi lebih kejam.

Persoalan suara adzan dipermasalahkan, padahal dari jaman dulu kala tak pernah semua itu terjadi kecuali dipertentangkan oleh kaum PKI yang notabene menentang islam.

Kementrian agama, terus mencari sensasi. Bukan menunjukkan prestasi kerja yang mumpuni. Islam terus dinodai.  Mulai dari celana komprang khas kaum laki-laki,  kemampuan pengurus DKM yang diragukan dalam mengelola keuangan dan administrasi mesjid, hingga para ulama yang harus dites dan diuji kemampuannya. Luar biasa.

Celana komprang yang tak pernah menyakiti siapapun, jadi bahan unjuk kerja. Apa tidak ada pekerjaan lain, hingga hal-hal kecil seperti itu dicungkil-cungkil hingga mendetail?

Pengurus DKM yang tanpa gaji, diragukan kemampuannya, mereka itu para relawan yang ingin memakmurkan mesjid, membantu menjaga dan memelihara mesjid dengan ikhlas lho. kalaupun diberikan honor, mungkin bagi pejabat honor mereka sebulan, adalah bayaran sekali sarapan saja. Karena kalau makan siang para wakil rakyat, ada menu pembuka, menu inti dan penutupnya, agar kenyang dan puas. Sehingga tak mungkin cukup membayarnya dengan honor pengurus DKM sebulan. 

 Ini yang paling  lucu, banyak ulama besar yang sudah berumur tidak lulus sebagai seorang ulama. ha...ha...ha.....mereka itu telah mencetak ratusan bahkan jutaan  kepala manusia Indonesia yang berakhlak dan bermoral mulia, ternyata tidak lulus tes menjadi ulama. Luar biasa. 

Seperti adegan lawak disiang bolong yang dianggap lucu, akan tetapi penontonnya hanya memicingkan mata saja. sambil mengangkat ujung bibirnya.

Indonesia, ada apa denganmu hingga lantunan ayat-ayat suci illahi disamakan dengan gonggongan anjing bersahutan. Masih waraskah kita? Anjing yang dianggap najis, bahkan saat air liurnya menetes dibadan kita atau ditempat suci kita harus dicuci hingga tujuh kali bahkan dengan tanah, semua itu saking hinanya kotoran anjing. Mau disamakan dengan lantunan adzan yang mengagungkan penguasa alam?


Ingat, jangan membuat Sang Penguasa murka, walau hanya satu kepala yang berbuat. Akibatnya bisa ditanggung oleh seluruh umat  manusia. Jangan hanya diam, kalau memang kita manusia yang beragama.

Ingatlah himbauan ini.


Adzan yang berkumandang sudah ada sejak jaman dahulu kala. Tidak hanya di Indonesia saja, melainkan gemanya menyeruak di seluruh penjuru dunia, dengan waktu yang bersamaan, dengan suara yang bersahutan, dengan lantunan ayat-ayat illahi yang membuat hati setiap insan bergetar hingga meneteskan air mata. Karena mengagungkan kebesaran sang penguasa. Takada satupun yang menutup telinga dan memprotesnya.

Kini, suara adzan di setiap mesjid, harus diatur durasinya, harus diatur kekerasan bunyinya, harus diatur jaraknya? andai itu yang terjadi, bagaimana persepsi tepat waktu menjalankan ibadah sholatnya, sementara mesjid yang satu dan yang lainnya harus bergantian berkumandang...ha...ha...ha... lucu sekali. Aku seperti sedang mendengarkan dagelan drama yang dialognya harus saling timpal bergantian karena menghargai hak orang berbicara.

Adzan adalah bukti kasih sayang sang penguasa, agar kita tak terlena dengan gila kerja, ada waktu untuk istirahat, melepas lelah dengan mensyukurinya. Bersujud sambil berserah diri  tentang apa yang telah dirasa dalam hidup yang penuh perjuangan ini. 

Perjuangkan keselamatan dan kemerdekaan bangsa kita, jangan sampai nila setitik rusak susu sebelanga.

Salam Indonesia.....Allahuakbar....Allahuakbar

2 komentar:

  1. Perlu di Tindak lanjuti akan pemikiran dan sikapnya itu.
    Luar biasa ibu ,👍

    BalasHapus
  2. Ini sengaja digaungkan untuk menutupi dan mengalihkan perhatian akan isu2 besar yang sedang terjadi saat ini di Indonesia

    BalasHapus

fiorentia viviane lesmana