Pengikut

Senin, 21 Februari 2022

16. Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

 

Nama                : Lilis Ernawati

Pertemuan        :    16
Waktu              :  Senin,21 Februari 2022 
Pukul                : 19.00  wib s.d selesai
Moderator        :Bapak Muliadi
Narasumber     : Bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd
Judul                : Langkah Menyusun Buku secara Sistematis



Pantun dari Bapak Muliadi

 Jalan-jalan ke tanah toraja

jangan lupa membeli biskuit roma

Meski berkenalan baru saja

Waktu dan room buat bapak Roma 😊😊.....silahkan...


Balasan pantun dari Pak Roma

Hujan gerimis dingin melekat

Si kecil jajan enggan mendekat

Jalan panjang menulis kiat dekat

Pak Muliadi keren pantunnya, 

Langkah-langkah yang harus dilakukan seorang penulis dalam menulis buku secara sistematis menurut  Pak Roma adalah :

  1. Dalam menulis dan menyelesaikan tulisan, saya masih memegang prinsip CLBK. Apa itu CLBK?catatan lama belum kelar
  2. Menulis tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada percobaan. Bagi saya, COBA untuk menulis adalah satu kata romantis. Dengan mencoba maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.
  3. Percobaan mendorong kita untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, bairkan ide itu mengalir bersama jari-jari mungil kita. Melakukan proses lebih dalam membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan ditulis.
  4.  Menulis harus menjadi budaya. So, BUDAYAKAN! Bagi orang Toraja, mengenakan sarung dalam berbagai aktifitas adalah bagian dari budaya yang tidak bisa terpisahkan dari perjalanan hidup. Menulis juga harus menjadi budaya yang menyatu dalam perjalanan hidup saya dan teman-teman. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya. Sebuah buku yang terbit dari penerbit.
  5. Budaya seperti yang khalayak ramai pahami tentunya adalah kebiasaan. Menjadi kebiasaan belum tentu pula akan memberi dampak positif jika tidak ada konsistensi pelakunya. KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis yang saya anut. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam prakteknya.
  6. Coba, Lakukan, Budayakan, Konsisten, inilah yang saya sebut CLBK dalam menulis. Istilah ini boleh menjadi pemberi semangat dan pendorong kepada teman-teman untuk memulai, meneruskan dan menciptakan karya tulisan.
  7. Nah, tentunya calon naskah teman-teman telah siap. PASTI YA. Minimal dari resume materi-materi yang telah disajikan puluhan narasumber sebelumnya. Lebih luar biasa lagi jika teman-teman telah memiliki naskah solo.
  8.  Seperti apa cara sistematis yang saya lakukan dalam menyelesaikan tulisan?
  9.  Saya melakukan seperti yang terdapat dalam tautan berikut ini. 

            


https://youtu.be/eePQwyHAcjw

 10.  Tambahannya ada di sini. https://youtu.be/jXPr59aWJSc



Menyelesaikan tulisan akan terjadi  karena konsistensi dalam menulis. Jadi, romansa menulis terasa indah ketika CLBK menjadi bagian tak terpisahkan dalam proses mengumpulkan percikan-percikan ide kita, kemudian kita susun secara sistematis. 

Tanya jawab.

1. Maria_Jakarta

Pertanyaannya :

  • Bagaimana menyambung kembali?
  • Apa strategi untuk membuat judul yang tepat dan relevan?
  • Bagaimana cara paling mudah atau sederhana menulis sisetematis?

Jawabannya:

  • Strategi menyambung kembali.... versi saya..... menulis ketika lagi senang atau tanpa beban. Memang tak bisa dihindari bahwa kadang kala kita menulis, banyak ide yang mau dituliskan di kepala kita. Tapi, saat berproses, ide-ide itu mulai raib. Ketika ide-ide sulit disambungkan, biarkan saja dulu, jangan di hapus (delete)..... ketika kita membacanya nanti saat mengedit...ide-ide itu akan menemukan tempatnya. 
  • Strategi untuk membuat judul yang tepat dan relevan. Konsisten menuliskan naskah atas judul yang telah disiapkan. Buat judul pendek/singkat. Judul yang paling berkesan biasanya lebih singkat. Judul pendek mudah diingat dan seringkali bisa lebih menggugah dan kuat daripada judul yang lebih panjang. Judul sebaiknya mudah diingat dan unik,  mudah dikenali dan tak terlupakan. 
  • Cara paling mudah atau sederhana menulis sisetematis. Saya tak punya cara tercepat selain percaya pada diri saya sendiri bahwa saya bisa menyelesaikan tulisan itu.
 

2.  NAMA SRI W

Pertanyaannya :

  • Sebagai penulis pemula..kendala penulis menjaga konsistensi itu  menjadi kendala pak, bagaimana cara menumbuhkan konsistensi dalam menulis ini,? Apakah setelah buku solo ini terbit ..dan langkah selanjutnya seperti apa pak.alangkah ironi jika buku solo hanya dinikmati pengarang nya sendiri..bagaimana untuk mengembangkanny pak? Terimakasih

Jawabannya :

  •  Cara menumbuhkan konsistensi dalam menulis ini: fokus, bangun minat menulis dan miliki motivasi bahwa saya harus menghasilkan sebuah buku ber-ISBN. Awalnya memang tersendat oleh karena banyak faktor, seperti pekerjaan, capek, kegiatan sosial, dll. Konsistensi akan ada seiring minat menulis telah ada. Jika ada kendala, jangan mundur. 
  •  Buku solo, sebagai buku pertama, biasanya penulisnya sendiri malu-malu hehehe. Mulailah promosikan ke rekan-rekan kerja di sekolah atau komunitas. Tulisan ada pembaca atau tidak, sebenarnya menunggu waktu. Akan ada masanya buku itu terbaca. Ambil hikmahnya saja bu, terus menulis, pasti bisa. Selama niat menulis ada.

3.  syamsurizal SMKN 3. Padang

Pertanyaannya :

  • Langkah sistematis apa yang bisa dilakukan biar kita bisa menulis dengan cepat? 

Jawabannya :

  • Langkah sistematis sederhana sebenarnya sudah disipkan di Microsoft word pak. Hmm..kebetulan saya mencobanya seperti yang ada di link YouTube yang saya kirimkan.  

4.  Salam kenal saya ibu Elmiya Sari dari Pasuruan. 

Pertanyaannya :

  • Adakah trik memilih sub judul yang tepat supaya antara bab 1 dan lainnya tulisan saling terkait.
  • Bagaimana supaya buku yang kita buat banyak disukai pembaca?

Jawabannya : 

  • Trik saya adalah membaca naskah ketika mengedit. Contoh: Bisa saja Bab 5 cocoknya ada di Bab 2. Demkian halnya dengan sub judul. Kadang sub judul itu ada di bab lain, tapi cocoknya di bab sebelum atau sesudahnya. Dan tidak menutup kemungkinan, ada sub judul yang justru menjadi Bab. Ini terjadi ketika kita menulis tanpa outline yang ditentukan sebelumnya. Namun jika sebelumnya sudah ada outline penulisan, maka kita akan fokus.
  • Perbanyak promosi saja, misalnya lewat media sosial. Adakan kampanye menulis buku di sekolah, dengan demikian teman-teman lain akan penasaran. Selebihnya…cetak buku dan simpan di perpustakaan sekolah. Memulai dari hal-hal kecil.

6. Rini Sugi dari Bogor. 

Pertanyaannya 

  • Yang ingin saya tanyakan adalah apa langkah penulisan secara sistematis ini hanya untuk tulisan nonfiksi saja? Atau bisa juga untuk tulisan fiksi? 

Jawabannya :

  • Langkah-langkah tersbut bisa diterapkan untuk tulisan fiksi bu. Yang membedakan nantinya adalah tidak adanya sub judul/ kurangnya subjudul di tulisan fiksi. Bahkan untuk Thesis pun bisa diterapkan bu. Selamat menulis dan selamat mencoba.


6.   A. Amali K dari Bantul, 

Pertanyaannya :

  • Luar biasa dan menarik sekali materi pak Roma malam ini. Salut saaya meskipun baru saja kembali dari kegiatan di daerah namun dengan semangat membara tetap mebersamai kami di kelas BM. 
  • Baik pak, ada sedikit ganjalan sebagai penulis pemula terkait dengan teknik penulisan buku yg bisa diterbitkan penerbit mayor sebagaimana jejak pak Roma selama ini yang mampu menulis buku bersama Prof. Eko, bahkan ada 2 buku (Digital Trasformation dan Flipped Classroom). Bagaimana mensistematisir suatu sub tema menjadi satu kesatuan yang utuh, terutama dalam menulis buku Digital Transfrmation yang saya liat di Toko Buku Andi Jogja sangat tebal daripada buku-buku hasil kolabs bersama Prof Eko yg lainnya. 

Jawabannya :

  •  Terkait buku yang terbit di penerbit mayor…sepertinya ada materinya dari Penerbit ANDI. Boleh dikata saya beruntung pak, diajak menulis oleh prof. Eko yang kemudian diterbitkan di penerbit mayor.hehehehe. Kemudian, saya diajak lagi prof. Eko menulis buku ajar untuk Universitas Terbuka. Sementara saya edit dan perbaiki naskahnya sesuai permintaan UT. 
  • Kemudian, buku Digital Transformation itu tebal karena saya selalu menambahkan topik-topik yang ada kaitannya dengan judul. Dan luar biasanya prof. Eko dan penerbit ANDI tak pernah menolaknya.

 7. Frans Fernandez dari SMPN 1 Praya, peserta dari gelombang 23:

Pertanyaannya :

  • Bagaimana caranya mengatur waktunya untuk bisa menulis di antara kesibukan lainnya? 
  • Bagaimana cara kerja yang biasa dilakukan ketika ada ide, lalu menuangkan nya dalam tulisan sampai mengedit nya. Apakah sudah di siapkan dari awal apa yang mau ditulis secara sistematis atau nanti baru diatur saat proses self editing?
  • Apa yang perlu disiapkan dalam proses penulisan terutama menyangkut bahan (foto, gambar, dll) dan sumber pustaka?
Jawabannya:
  • Ini pertanyaan sulit. Saya mulai kena imbas tulisan tidak selesai. Hehehe. Selama ini saya fokus menulis di akhir pekan dan hari Minggu selepas ibadah. Waktu lainnya saya manfaatkan jam tidak masuk di kelas di sekolahAda ide,langsung tulis pak. Taka da kertas, rekam di HP pak. Itu yang saya lakukan..ketika sudah mencapai 40 halaman A5..saya membacanya kembali dan memberikannya judul.  Baiknya menulis itu ada Outline, walaupun outline itu bisa berubah seiring isi tulisan. Selama ini, saya memilih self editing dengan tetap mengikuti pedoman dari penerbit. Nanti penerbit yang memberikan penyesuaian seperlunya.
  •  Baiknya gunakan foto karya sendiri. Jika gambar dari internet, pilih yang creative commons. Jika mengutip, cantumkan di dasangat tebal daripada buku-buku hasil kolabs bersama Prof Eko yg lainnya. Mohon pencerahan dan sharingnya..


8.   Sosialina dari Natuna

Pertanyaannya :

  • Apakah tulisan yang kita anggap biasa saja bisa menjadi tulisan yang dicari pembaca?
  • Bagaimana memahami siapa sasaran pembaca dari naskah yang akan kita tulis?

Jawabannya :

  • Betul sekali bu. Tulisan yang kita anggap biasa saja bisa menjadi tulisan yang dicari pembaca. Akan ada waktunya sampai pada jodohnya. Menulis sebaiknya tidak memakai judul viral di TikTok “Aku Bukan Jodohnya.” Hehehe. Setiap tulisan akan menemui pembacanya sendiri. Jadi, tuliskan saja bu. 
  •  Karena sampai sekarang saya tidak bisa memetakan pembaca buku saya. Oleh karena buku-buku itu buku non-fiksi. Jika arah tulisan kita sebagai pekerjaan yang menghasilkan, maka tentunya kita perlu memahami kemauan pembaca. 

Jawabannya : 

  • Tulisan yang kita anggap biasa saja bisa menjadi tulisan yang dicari pembaca. Akan ada waktunya sampai pada jodohnya. Menulis sebaiknya tidak memakai judul viral di TikTok “Aku Bukan Jodohnya.” Hehehe. Setiap tulisan akan menemui pembacanya sendiri. Jadi, tuliskan saja bu. 
  •  Ini susah saya jawab. Hehehe. Karena sampai sekarang saya tidak bisa memetakan pembaca buku saya. Oleh karena buku-buku itu buku non-fiksi. Jika arah tulisan kita sebagai pekerjaan yang menghasilkan, maka tentunya kita perlu memahami kemauan pembaca. 


Jangan berhenti menulis sebelum terbit buku ber-ISBN. Fokus pada penyelesaian tulisan. Abaikan pembaca dan jumlahnya. Percaya diri pada kemampuan menulis pribadi lepas pribadi. Setiap penulis memiliki takdir tulisannya sendiri. Dan..... selalu siap CLBK kapan pun dan di mana pun.  


Bambangan hitam burung perkutut

Yang empunya sang konglomerat

walaupun malam semakin larut

Semangat pesertanya makin kuat

9 komentar:

fiorentia viviane lesmana