Pengikut

Kamis, 24 Februari 2022

Kak Uun Samsa

 



Setiap mendengar nama beliau, ada nyeri yang tak kumengerti. Air mataku tiba-tiba menetes tak terbendung. Ada penyesalan yang terus menggelayutiku. Padahal aku belum pernah bertemu dengan beliau, akan tetapi beberapa kali beliau menelponku dan ingin bertemu.
Ka Uun Samsa adalah pengarang lagu api unggun yang selalu dinyanyikan saat perkemahan. Lagu ini pertama kali dinyanyikan tahun1978. Beliau terlahir di Selaawi 6 September 1954 dan meninggal 24 November 2020.

Ka Uun adalah salah seorang guru yang mengabdikan hidupnya di SMPN 1 Selaawi. Garut. Beliau juga adalah salah satu inohong pramuka yang benar-bemar tanpa tanda jasa, karena sampai akhir hayatnya, tak ada penghargaan khusus dari pemerintah, padahal lagunya selalu dinyanyikan di setiap api unggun.

Saat itu saya tak sempat silaturahmi kepada beliau karena sedang pandemic covid 19. Aku tak berani untuk mengunjungi beliau karena aku takut jika aku membawa virus sehubungan dengan kondisi beliau yang saat itu sedang kurang sehat. Aku sempat mengajak Kak Amud, Kak Imat, Kak Ateng dan kakak-kakak yang lainnya untuk bersilaturahmi dan sekedar ngeliwet di Selaawi. Semuanya sudah direncanakan, akan tetapi saat itu memang pandemic membuat gerak kami sangat terbatas. 

Awal pertemuan via teleponku dengan beliau, karena saat itu ada tugas dari pengurus pusat Purna Jamnas 1991 untuk menyalurkan bantuan kepada yang terdampak covid 19. Namun diutamakan mereka yang aktif dalam pramuka. Saat itu aku mengusulkan kepada pengurus Purna Jambore Nasional 91, untuk wilayah garut, Kita bersilaturahmi kepada sesepuh pramuka di kabupaten Garut. 

Alhamdulillah semua sesuai rencana. Saat itu sedang bulan puasa, Aku, Ka Atep, Kak Widya dan Kak Ida, ditemani oleh Sesepuh Pramuka Garut yaitu Kak Ateng dan Kak Imat dan didukung oleh Kak Usep Basuki Eko yang saat itu menjadi Ketua Gugus Dharma Pramuka Kiansantang Kabupaten Garut, bersilaturahmi kepada beberapa inohong pramuka di kabupaten Garut, diantaranya, kak Aang, Kak edi (almarhum), Kak...., Kak.... . Sedangkan untuk Kak UUn karena jaraknya jauh, aku tidak ikut kesana. Kebetulan Kak Ida, lokasinya lebih dekat dengan Kak Uun sehingga Kak Ida yang mewakili Purna Jamnas 91 ke Kak Uun. 

Berikut ini adalah photo kegiatan silaturahmi kami ke inohong-inohong pramuka garut. mendengar nama beliau, ada nyeri yang tak kumengerti. Air mataku tiba-tiba menetes tak terbendung. Ada penyesalan yang terus menggelayutiku. Padahal aku belum pernah bertemu dengan beliau, akan tetapi beberapa kali beliau menelponku dan ingin bertemu. 
Saat itu pandemic covid sedang marak-maraknya. Aku tak berani untuk mengunjungi beliau karena aku takut jika aku membawa virus sehubungan dengan kondisi beliau yang saat itu sedang kurang sehat. 

Aku sempat mengajak Kak Amud, Kak Imat, Kak Ateng dan kakak-kakak yang lainnya untuk bersilaturahmi dan sekedar ngeliwet di Selaawi. Semuanya sudah direncanakan, akan tetapi saat itu memang pandemic membuat gerak kami sangat terbatas.
Awal pertemuan via teleponku dengan beliau,  karena saat itu ada tugas dari pengurus pusat Purna Jamnas 1991 untuk menyalurkan bantuan kepada yang terdampak covid 19. Namun diutamakan mereka yang aktif dalam pramuka. 


Saat itu aku mengusulkan kepada pengurus Purna Jambore Nasional 91,  untuk wilayah garut, Kita bersilaturahmi kepada sesepuh pramuka di kabupaten Garut. Alhamdulillah semua sesuai rencana. Saat itu sedang bulan puasa, Aku, Ka Atep, Kak Widya dan Kak Ida, ditemani oleh Sesepuh Pramuka Garut yaitu Kak Ateng dan Kak Imat dan didukung oleh Kak Usep Basuki Eko yang saat itu menjadi Ketua Gugus Dharma Pramuka Kiansantang Kabupaten Garut, bersilaturahmi kepada beberapa inohong pramuka di kabupaten Garut, diantaranya, kak Aang, Kak edi (almarhum), Kak...., Kak.... . Sedangkan  untuk Kak UUn karena jaraknya jauh, aku tidak ikut kesana. Kebetulan Kak Ida, lokasinya lebih dekat dengan Kak Uun sehingga Kak Ida yang mewakili Purna Jamnas 91 ke Kak Uun. 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana