Pengikut

Sabtu, 15 Januari 2022

MENTARI 'KAN PENUHI JANJI

 

MENTARI ‘KAN PENUHI JANJI

RESOLUSI HIDUP 2022

Oleh Lilis Ernawati


 

Kukuruyuk suara ayam mulai terdengar bersahutan. Membangunkan seisi alam yang sedang terlelap dalam tidur panjang. Matahari perlahan mulai keluar dari haribaannya, dengan penuh malu membukakan matanya, menyinari alam semesta.

Musim telah berganti kini, pandemic covid-19 telah mengubah semua kebiasaan makhluk bumi. Biasanya saat bangun di pagi hari semua orang segera berhamburan mengambil air wudhu dan memenuhi masjid, untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Kini, hanya beberapa orang saja yang masih setia mengunjungi rumah Illahi, sambil bermasker dan menjaga jarak dengan sesama jamaah. Dulu, saat bertemu dengan teman,   sanak saudara dan handaitulan kita meluapkan kebahagiaan dengan berjabat tangan bahkan berpelukan, cipika cipiki dan tertawa riang. kini hanya dengan menyatukan kedua telapak tangan dan meletakannya di dada saja sebagai pertanda bahwa kita welcome terhadap mereka.

“Rembulan, ayo bangun nak,”panggilku sambil membangunkan bulan yang masih tertidur nyenyak, sementara itu Yuliani dan Barokah sudah bersiap-siap hendak mandi. Walaupun mata mereka masih lengket dan terpejam, akan tetapi, langkah kakinya berjalan gontai menuju kamar mandi. Saat hampir sampai, merekapun berlarian, memilih kamar mandi sesuai dengan favorit mereka. Kamar mandinya sama sih, hanya beda sedikit saja, kamar mandi yang di sebelah kanan  menggunakan waterhiter.

“Kamu mengalah dong kak, “kata Barokah kepada kakaknya, Yuliani.

“Gakmau, aku dingin. Pengen mandi air hangat,”jawab Yuliani ketus.

“Abang kan laki-laki, tak baik terlalu sering mandi air hangat, “kataku mengingatkan. Karena kata dokter jika laki-laki terlalu sering mandi air hangat, nanti tingkat kesuburannya berkurang.

Dengan wajah ditekuk terpaksa Barokah mengalah, dalam hatinya menggerutu,”Awas  aja yah kak, kalau nanti bekal  sekolah kurang aku mau minta bekal kakak lagi,”ucap Barokah dalam hati karena Yuliani kalau di sekolah, depan teman-temannya akan bersikap baik dan murah hati kepada adiknya, maklum jaga image he..he..

Hari ini anak sekolah sudah mulai belajar full, walaupun jam pelajarannya masih 75%. Aku harus mengantar  si Bungsu. Perubahan sistem pembelajaran membuat anak-anak harus kembali menyesuaikan diri dan  guru-guru harus terus memantaunya, karena selama ini anak-anak lebih banyak belajar menggunakan gawai, sehingga butuh waktu untuk penyesuaian kembali. Begitupun halnya dengan diriku yang mempunyai pekerjaan sebagai seorang ibu rumah tangga merangkap pengajar di sekolah Madrasah Aliyah, harus mulai menyesuaikan kegiatanku, di samping kegiatan di kantor suamiku yang sewaktu-waktu harus aku hadiri.

Saat pandemic Covid-19 beberapa kegiatan sering berbenturan karena alokasi waktu pembelajaran yang dilakukan secara bergantian dan berubah-ubah. Aku yang harus mengurus semua keperluan rumah tangga termasuk mengantar anak-anak sekolah, kadang merasa lelah karena beban moral dan mental menghimpitku. Perjalananku ke tempatku mengajar memakan waktu satu jam, belum lagi jika macet, sementara akupun pagi-pagi harus mengantar anakku yang bungsu sekolah jika  mendapatkan shift pagi. Nah kalau shift siang, dan jadwalku masih di sekolahku mengajar, pikiranku menjadi kacau. Karena jika si Bungsu  Rembulan, naik mobil umum suka was-was takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Belum lagi jika si bungsu Rembulan, yang kadang-kadang moodnya suka jelek, sehingga menghambat kegiatanku, karena di satu sisi aku khawatir dengan anak-anakku dan di sisi lain, aku merasa bersalah karena tidak memperhatikan murid-muridku di sekolah. Masa pandemic telah membuatku sering terlambat datang ke sekolah, karena alasan anak. Sehingga kadang jam istirahat aku masih di kelas untuk memeriksa buku tugas anak-anak yang kuberi tugas sebelum aku sampai ke sekolah. Hal ini cukup melelahkan, karena harusnya jam istirahat, aku masih saja berkutat dengan pekerjaanku. Apalagi mata pelajaran yang aku ambil adalah Bahasa Indonesia, sehingga aku mau tidak mau harus memeriksa tulisan murid-muridku dengan jeli karena Bahasa Indonesia harus memperhatikan cara penulisan, EYD, keefektifan kalimatnya serta tanda baca yang lainnya. Semoga di tahun 2022 ini, aku bisa ke sekolah lebih awal, bisa maksimal mengajar dan memperhatikan murid-muridku dengan baik, karena terus-terang saja, jiwa keibuanku tak bisa memungkiri jika aku akan lebih memilih memperhatikan anak-anakku di bandingkan murid-muridku, sehingga setiap kegiatan di sekolah, baik itu karya wisata maupun kemping dll, yang dilaksanakan hari jumat, sabtu dan minggu takbisa aku ikuti, karena sabtu dan minggu anak-anakku libur sekolah, secara otomatis membutuhkan perhatian orangtuanya, begitupun dengan suamiku yang pulang kerja dan membutuhkan pelayanan serta merindukan kebersamaan.

Saat pergi ke sekolah. aku tidak terlalu mengkhawatirkan anak-anakku yang sudah besar karena kadang mereka memakai kendaraan masing-masing dan sudah mengerti apa yang harus mereka siapkan dan lakukan.

Di tahun 2022 ini aku berharap agar pembelajaran di sekolah kembali normal, walaupun harus tetap menjaga jarak dan pola hidup sehat sehingga aku bisa mengatur jadwalku dengan baik dan tidak ada pihak yang dirugikan. Karena jika masih belum ada kepastian, di shift dan dikurangi jam belajarnya, aku bingung  dalam pengaturan jadwal di tempat aku mengajar. Pasti harus ada yang dikorbankan. Dan ini adalah dilema hidupku. Di satu sisi aku ingin terus mengajar, akan tetapi di sisi lain suamiku tidak setuju jika kegiatanku di luar menyita waktuku mengurus rumah tangga. Aku tahu sebenarnya dia sayang padaku, dia tidak mau aku terlalu lelah dan terbebani oleh pekerjaan di luar. Karena baginya mencari nafkah adalah kewajibannya. Aku mengerti itu dan bukan maksudku ingin membangkang padanya atau merasa kurang dengan apa yang diberikannya, karena sebagai manusia normal berapapun rejeki yang Allah berikan jika tidak disyukuri maka akan merasa kurang dan kurang terus, seperti peribahasa ibarat meneguk air laut, semakin diteguk semakin haus. Tapi aku pikir, selama aku masih bisa membagi waktu, mengapa tidak? Aku ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang aku miliki selama ditempa di bangku pendidikan. Oleh karena itu, di awal tahun ini aku persiapkan sebaik mungkin bagaimana caranya agar pekerjaanku tetap berjalan sesuai dengan harapan, anak-anakkupun terperhatikan dan suamiku tetap nyaman. Ini pekerjaan yang cukup berat, karena butuh memutar otak 360 derajat, di sisi lain usiaku pun semakin bertambah, sehingga kondisi fisikku sudah tidak sekuat dan secekatan dulu lagi. Ya Allah, semoga engkau sehatkan aku, dan berikan padaku keyakinan jika aku mampu melaksanakan semua kewajibanku dan angan-anganku untuk terus berkarir, menuntut ilmu dan berbakti kepada orangtua dan suami serta takpernah lelah membimbing anak-anakku menjadi anak-anak yang soleh dan solehah. Amin Yra.

Kuawali niatku disaat liburan natal dan tahun baru, di sela kesibukanku mengikuti kegiatan di kantor suamiku di Bogor dan kunjungan ke saudara-saudara di Kuningan Cirebon, aku juga disibukkan dengan membuat modul dan materi pelajaran, dengan harapan saat masuk sekolah nanti, aku tidak dikejar-kejar dengan pekerjaan menyiapkan media pembelajaran. Aku ingin, murid-muridku merasa puas dengan materi yang aku siapkan dan ilmu yang aku miliki bisa aku tularkan kepada mereka sebagai bekal mereka suatu hari nanti.

Seiring berjalannya waktu, di tahun 2022 ini, ingin rasanya aku bisa merengkuh kembali anak-anakku seperti mereka kecil dulu. Gawai, telah membuat jarak diantara kami, semua sibuk dengan teman, permainan dan informasi yang mereka minati. Kepedulian terhadap lingkungan terasa tak berarti, seakan-akan kita takakan mati dan takakan merepotkan orang di sekelilingnya jika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan kepada kita suatu hari nanti.

Hari ini, seperti biasa di hari jumat, sabtu dan minggu, suamiku pulang dari pekerjaannya di Bogor. Kami semua senang, dan berusaha menggunakan hari-hari tersebut untuk kebersamaan kami, merekatkan tali kasih dan perhatian diantara semua anggota keluarga, harapanku semoga di tahun 2022 ini, kami masih diberikan kesehatan, kebahagiaan dan umur yang barokah agar kami tetap bisa berkumpul bersama menjalankan ibadah, belajar, menonton tv atau sekedar mabar dengan menu alakadarnya yang menjadi favorit keluarga kami.

Awal tahun 2022 menjadi tonggak utama niat hatiku  bisa menjadi lebih baik lagi, sebagai seorang ibu dari ketiga anak-anakku yang harus selalu disayang, diperhatikan dan dibimbing agar mereka menjadi  anak-anak yang berguna bagi nusa, bangsa, agama dan orangtua. Tak banyak yang aku inginkan di tahun ini, selain kerukunan, kebahagiaan, kesehatan dan keselamatan orang-orang yang kucintai. Kalaupun aku tetap mendapatkan ijin untuk terus berkarir, semoga aku bisa membagi waktu sebaik mungkin dalam berbagi ilmu dan angan-anganku kini adalah kenyamananku dalam menulis, aku harus bisa menghasilkan buku-buku karyaku sebagai kenangan di masa hidupku sehingga andai Tuhan memanggilku, telah kukembalikan ilmu yang kudapat dalam curahan bukuku untuk dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang.  Semangat sehat selalu……semoga cinta dan kerinduan hati ini tetap tertanam dalam kalbu dalam menjalankan kewajibanku sebagai makhluk yang harus taat selalu kepada sang pencipta, pemberi semua kehidupan dan kenikmatan, orangtua pemberi cinta kasih, suami pendamping di kala susah dan senang serta anak-anak soleh dan solehah yang akan menjadi bekal suatu hari nanti dan orang-orang sekeliling kita yang selalu mengingatkan dalam kebaikan yang akan menambah pahala dan meringankan dosa kita, juga taklupa semoga selalu dilapangkan rejeki dan hati untuk bisa terus berbagi baik berupa material maupun spiritual dengan orang-orang di sekeliling kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana