Pengikut

Senin, 18 April 2022

SOLUSI AJIB DI SAAT KEJEPIT

 



LOMBA MENULIS 2 TAHUN PENAMRBAMS.ID

“SOLUSI AJIB DI SAAT KEJEPIT”

 

Malam mulai menyergapku, sementara pekerjaanku menyiapkan materi mengajar besok belum usai.  Biasanya aku mencari materi dari intisari beberapa referensi di internet. Dan itu adalah blog-blog para guru. Aku penasaran, bagaimana cara membuat blog yang begitu lengkap dan sangat membantuku selama ini? Aku ingin sekali memilikinya. Namun aku tak tahu bagaimana caranya.

Hingga suatu hari di grup KPPJB, ada Bapak Wijayakusuma yang men-share kelas menulis PGRI. Akupun ikut bergabung di grup itu. Dan ternyata pertemuan di sana sudah pertemuan ke-23 dan setiap kali pertemuan harus membuat resume melalui blog, sebagai bukti jika mengikuti kegiatan. Aku penasaran, bagaimana cara membuat blognya? Mau bertanya di grup rasanya malu, karena mereka sudah pasti pinter-pinter, karena resumenya sudah banyak. Kubaca blog-blog milik  bapak ibu guru di grup 21 agar memiliki referensi dalam menulis.

Aku konsultasi dengan orang yang telah men-share grup menulis di grup KPPJB, yaitu Pak Wijayakusuma. Namun, mungkin beliau sibuk sehingga aku diarahkan ke Pak Fajar. Lagi-lagi takada respons, mungkin Pak  Fajar pun sibuk. Aku laporan kembali ke Pak Wijayakusuma dan kukatakan jika belum ada respons dari Pak Fajar. Kemudian aku diarahkan ke Om, Brian, hal serupa juga kualami. Mr Brian sibuk juga rupanya. Yah sudahlah. Aku harus bersabar, menunggu hingga esok  tiba. Dan semoga esok hari, sudah ada jawaban dari mereka.

Keesokan harinya, …

Kesibukanku di pagi hari mempersiapkan sekolah Si Bungsu dan aku sendiri membuatku lupa akan kepenasaranku semalam. Kulalui hari ini dengan perasaan bahagia,  walaupun  perjalananku ke sekolah cukup melelahkan. Sesampai di rumah, kubuka gawaiku, Banyak chat yang belum sempat aku baca dan aku  balas. Karena saat di sekolah aku gak sempat membuka gawai, selain sinyal yang kurang mendukung, pembelajaran tatap muka terbatas waktu membuatku harus memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, Bahasa Indonesia biasanya 4x pertemuan dalam seminggu menjadi 2x pertemuan, waktunyapun yang awalnya 45 menit dalam satu pertemuan menjadi 30 menit. Berat sekali rasanya dalam menyampaikan materi dan memberi tugas.

Kubuka dan kubaca chat yang masuk dan kubalas satu demi satu. Lalu barulah kuingat, jika aku ada misi untuk membuat blog agar bisa membuat resume di grup menulis  PGRI.

Kubuka chat dari Pak Fajar dan Om Brian, ternyata dua-duanya membalas chat yang aku kirimkan, yaitu cara  membuat blog. Padahal, kenapa aku tidak mencari saja di internet yah? Pasti banyak juga yang men-sharenya. Mungkin karena semalam sudah lelah sehingga aku malas mencari.

Kuikuti langkah-langkah cara membuat blog dan akhirnya,…  horeeee, … aku berhasil, bisa membuat blog. Rasanya senang sekali. Kuucap terimakasih kepada Pak Wijayakusuma yang lebih akrab dipanggil Om Jay, kepada Pak Fajar, dan Om Brianpun tidak lupa.

Kemudian Om Jay menyuruhku untuk segera menulis di resume hasil belajar di kelas menulis yang aku ikuti. Saat itu aku masih ingat, pertemuan yang ke 20-an di grup menulis 21 dengan narasumber  Bapak Akbar Zainuddin alias Bapak Manjada Wa Jadda. Beliau adalah seorang penulis yang memiliki keyakinan jika kita menulis pasti suatu hari akan ada manfaatnya. Dan apa yang dicita-citakan bisa terwujud jika ada doa dan usaha.

Kucoba membuat resume tentang beliau. Namun sebelumnya, aku membaca tulisan resume dari senior-senior di grup 21, agar mengerti bagaimana cara menulis resume yang seharusnya itu. Walau masih belum luwes,  aku terus mecoba menulis. Dan Alhamdulillah bisa. Ada kebanggaan dalam diriku, kini aku harus mulai bertransformasi, mengubah cara  mengajarku, agar materi tersampaikan semua dan murid-murid terbantu dalam belajar.

Langkah awal kutulis disetiap kolom postingan baru adalah judul tema dari masing-masing RPP SMA sesuai dengan jenjang kelasnya, ada hingga 50 kolom berjudul, dengan isi yang masih kosong. Walaupun masih kosong, aku tetap semangat suatu hari nanti semuanya akan terisi dengan semua materi Bahasa Indonesia tingkat SMA, sehingga bisa memudahkan aku saat membutuhkan materi untuk mengajar.

Hari demi hari kujalani dengan pasti, mengisi blogku dengan sejuta materi. Apa yang aku anggap penting, maka  aku tuliskan, agar bisa membantu siapa saja yang membutuhkan kelak. Setiap waktu luangku aku habiskan di depan laptop. Semuanya semata-mata demi kemudahanku suatu saat nanti. Memang, mengawali itu sulit dan penuh perjuangan. Namun, ingatlah bahwa usaha tidak akan membohongi hasil. Jika kita terus berusaha menulis, maka akan ada perubahan yang tidak kita kira suatu hari nanti.

Setiap Senin, Rabu dan Jumat aku tongkrongin kelas menulis, hingga tibalah waktunya kegiatan pembelajaran  menulis dengan Narasumber  Mr. Bams. Beliau pegiat literasi yang aktif di Taman Bacaan Masyarakat. Perjuangan beliau itu luar biasa, mulai dari kecil-kecilan membuat taman bacaan di rumahnya hingga bisa menyiapkan sebuah rumah untuk menjadi taman bacaan. Dari situ naluriku bergejolak. Ingin rasanya aku memiliki TBM suatu hari nanti, agar semua buku-buku yang ada di lemari bukuku bisa dimanfaatkan oleh anak-anak di sekelilingku. Namun aku belum memiliki keberanian. Aku konsultasikan dengan Mr Bams melalui chat. Kegigihan Mr. Bams menjadi cambuk untukku untuk membuat Taman Bacaan. Menurut Mr Bams saat kita bisa bermanfaat untuk orang lain, maka ada kepuasan tersendiri. Dan saat kita bisa berbagi, maka Allah akan menggantinya yang lebih baik. Semoga aku bisa mengikuti jejak Mr Bams.

Sebagai langkah awal, kumulai dengan aktif menulis di blog. Butuh waktu sebulan untukku bisa menuliskan materi Bahasa Indonesia di 50 kolom blogku. Kini setiap aku akan mengajar, malamnya, aku selalu men-share materi dulu ke grup murid-muridku, sehingga mereka bisa membaca materi apa yang akan aku sampaikan dan bisa mempersiapkan pertanyaan apa yang tidak dimengerti.

Walaupun sekolah kami persediaan buku terbatas, akan tetapi dengan adanya blog, aku merasa terbantu dan  murid-muridku merasa  seperti memiliki buku paket  sendiri. Kapan dan dimanapun mereka sempat, mereka bisa membacanya. Sebagai timbal baliknya, aku mengajari mereka membuat blog dan mereka diminta mengerjakan tugas-tugas melalui blog.

Banyak manfaat blog yang bisa aku dan murid-muridku rasakan. Apalagi  untuk anak yang malas menulis dan membawa catatan ke sekolah. Karena mereka tak perlu menulis materi lagi, kalaupun mengerjakan tugas, mereka mengerjakannya di blog. Selain mengirit biaya untuk pembelian buku, dengan adanya blog dapat mengurangi polusi sampah. Karena selama ini, anak-anak kadang menjadikan buku sebagai alat permainan. Disobek-sobek dan dibuang-buang.

Blog telah membuat pengajar dan peserta didik bisa beraksi dimanapun, kapanpun dan diwaktu kejepit sekalipun, tinggal klik saja, materi pelajaran, bisa terbuka. Inilah salah satu cara pemanfaatan media digital secara bijak.


2 komentar:

fiorentia viviane lesmana