Pengikut

Rabu, 30 Maret 2022

TAFSIR AL-QURAN LITERASI ANDALAN

 

TAFSIR AL-QURAN LITERASI ANDALAN

Oleh Lilis Ernawati

 

Malam ini aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku bingung, apa yang bisa aku sampaikan di laporan kegiatan literasi sekolahku. Padahal besok semua mahasiswa S2 jurusan Bahasa Indonesia diwajibkan menyampaikan pengalamannya saat memberikan materi literasi di sekolah masing-masing.

Aku melihat mahasiswa S2 lainnya menceritakan tentang kegiatan literasi di sekolahnya. Sekolah mereka  setiap pagi siswanya diwajibkan membaca walau hanya 5 menit, bercerita, menghasilkan karya dan lain-lain. Semua itu kemudian dituliskan di buku laporan kegiatan harian siswa. Keren banget.

Sekolah mereka bisa dengan mudah melaksanakan kegiatan literasi karena perpustakaan mereka komplit,  selain itu mereka mewajibkan setiap siswa membawa satu buku, bebas. Boleh buku cerita, sejarah ataupun pengetahuan. Sedangkan di sekolahku, jangankan untuk menyumbang buku, membayar uang bualanan yang hanya Rp 25rb saja banyak yang nunggak.

Hal ini karena sekolah kami bukan dari kalangan elite. Sebagian besar mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun kelebihan sekolah kami adalah siswa siswinya banyak yang berprestasi di hapalan Al-Quran dan Pelajaran. Walaupun gurunya hanya dibayar dengan honor yang hanya cukup untuk seminggu, akan tetapi mereka ikhlas demi kemajuan anak bangsa dan untuk mencerdaskan generasi penerus negeri.

Dalam diam kuputar otakku, bagaimana kegiatan literasi dapat dilaksanakan dalam kondisi sarana dan prasarana yang terbatas. Akhirnya aku putuskan untuk kegiatan literasi di sekolahku nanti dengan memanfaatkan tafsir Al-Quran. Mengapa demikian? Hal ini aku lakukan karena di sekolahku setiap pagi melaksanakan kegiatan membaca dan menghapal Al-Quran. Supaya tidak memerlukan modal lebih banyak, maka aku putuskan tafsir Al-Qurannya untuk dipelajari.

Setiap siswa memiliki Al-Quran yang sudah ada tafsirnya, akan tetapi karena mereka lebih fokus ke hapalan AL-Quran, makanya kadang-kadang arti bacaannya kurang dihiraukan. Hal itupun terjadi pada diriku. Makanya, dengan cara seperti itu selain membiasakan membaca tafsir Al-Quran kepada siswa, secara tidak langsung saat memeriksa tugas siswa, aku ikut membacanya juga

Literasi merupakan istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Oleh karena itu dengan kegiatan literasi ini banyak hal yang bisa kita jadikan sebagai pembiasaan kepada siswa, antara lain : membaca, meringkas, menulis, menyimak dan berbicara. Komplit kan? Kenapa bisa begitu?

Tentu saja bisa karena sebelum meringkas, maka siswa wajib membaca dulu keseluruhan tafsir Al-Qurannya. Nah saat meringkas, keterampilan menulis mereka dilatih, setelah itu  mereka siap-siap dipanggil untuk melaporkan hasil ringkasannya. Aku berencana   setiap mata pelajaranku satu orang secara bergantian mempresentasikan hasil ringkasannya, secara tidak langsung keterampilan berbicara siswapun  diuji. Sedangkan untuk siswa lain, mereka wajib menyimak  laporan literasi temannya.

Jadi sebenarnya selain kemampuan literasinya bisa diperoleh, kegiatan ini bisa menjadi satu ajang uji nyali siswa siswi agar pede saat  berdiri di depan kelas dan mempresentasikan hasil laporan ringkasannya.

Setelah merasa ada solusi, hatiku sedikit tenang. Rasa kantuk mulai menyerangku, dalam lelah aku tertidur pulas sekali hingga lupa jika tadi sehabis sholat isya, aku belum makan malam.

Keesokin harinya kuminta anak-anak memulai kegiatan literasinya dari juz 30 surat 114 yaitu surat An-Naas. Merekapun diminta membuat satu buku khusus literasi. Yang di dalamnya terbagi dalam beberapa kolom antara lain: kolom nomor, tanggal, surat/ayat, ringkasan, keterangan.  Dan untuk hari pertama kegiatan literasi ini, KM disuruh pertama menjelaskan isi kandungan Surat An-Naas  tersebut.

Aku senang sekali, karena merekapun senang dengan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini bisa menjadi tonggak awal,  mereka mau menulis dan membaca hasil karya orang lain.

Aku menamakan kegiatan literasi ini dengan nama kulman alias kuliah lima menit. Setiap selesai pembelajaran mata pelajaranku, aku selalu menyebut satu nama yang wajib bersiap-siap di pertemuan yang akan datang.

Kegiatan literasi yang aku laksanakan setiap hari, akhirnya menjadi pembelajaran yang luar biasa hasilnya. Siswa siswi yang awalnya tertutup dan tidak mau ke depan, dengan terpaksa mereka ke depan dan setelah itu mereka bisa beradaptasi dengan lingkungan teman sekelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fiorentia viviane lesmana