Pengikut

Selasa, 01 Maret 2022

5. Guru Manusia di Masa Pandemi


Nama                : Lilis Ernawati

Pertemuan        :    5
Waktu              :  Selasa, 1 Maret 2022 
Pukul                : 19.00  wib s.d selesai
Moderator        : Ibu Daru
Narasumber     : Bapak Munif Chatib
Judul                : Guru Manusia di Masa Pandemi

 Pembelajaran public speaking malam ini adalah Guru Manusia di Masa Pandemi dengan narasumber Bapak Munif, pasti asyik nih. Karena saya beberapa kali pernah ikut webinarnya. Berikut adalah profil beliau.


Pasti semua bingung? memangnya guru selama ini bukan manusia? 
Itulah masalahnya. Sudahkan kita menjadi manusia saat menjadi guru?Jangan sampai saat kita menjadi guru, kita memandang siswa-siswa kita selalu kurang dan negatif saja. karena setiap orang memiliki kelebihan yang diberikan Allah swt dalam menjalani hidupnya. Biasakan saat kita pertama bertemu dengan anak-anak kita, berikan pujian dan harapan ke depan untuk mereka. Misalnya dengan ungkapan "Anak-anakku yang hebat, para penguasa dunia di masa yang akan datang, ayo semangat membangun negeri ini karena di pundakmulah negeri ini maju mundurnya". Kata-kata semacam itu akan membangkitkan rasa kemanusiaan anak-anak dan membangun rasa kepercayaan diri yang tinggi pada mereka.

Pada masa sekarang ini, masalah yang dihadapi anak-anak kita sekarang adalah:

1. Masalah Akademis 20%. Mengapa? karena semua dapat dicari lewat gadget, jadi mereka tidak mengkhawatirkannya.

2. Masalah Non Akademis 80%, meliputi :

  • Adiktif gadget
  • Adiktif Pornografi
  • Abuse : pelecehan
  • .Anti sosial : tidak mau gaul
Saat seorang guru tidak bisa menjadi guru manusia, maka perannya akan digantikan oleh gadget. Oleh karena itu solusi cerdasnya adalah Inspire teacher alias guru manusia

Ciri-ciri The Inspired teacher adalah :

1. Kita harus berperan sebagai orangtua yang memberi nasehat

2. Guru yang memiliki pengetahuan lebih

3. Sahabat yang mau diajak berbagi

Kalau tidak bisa seperti begitu, maka kita bisa tergantikan oleh robot bahkan hologram yang bisa dibuat di tiap kelas atau bahkan bisa berperan di tiap negara dengan satu guru namun memiliki bahasa yang berbeda-beda.

Dijaman yang serba e-learning ini, kita harus memiliki sikap berikut ini.

1. Sikap Guru Teladan



jika guru keras maka siswa akan menjauh. anak-anak saat ini jika gurunya keras maka anak-anaknya akan malas dekat dengan gurunya. Mereka tidak suka dengan berbagai aturan yang penuh kekerasan. Namun jika guru tegas maka siswa akan mendekat karena mereka merasa lebih nyaman dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan

2. Guru yang menganggap semua anak adalah bintang



karena saat kita tak memandang mereka mempunyai kelebihan, maka kita akan ditinggalkan. Maka seorang guru harus menggali kecerdasan dan bakat terpendam dengan multiple intelehences Research. Fokus kekelebihan jangan bangun penghalang  (discovering ability)

3. Kemampuan itu seluas samudera



  • psiko afektif  meliputi perasaan dan emosi. Ada empat karakteristik afektif yang penting dalam pembelajaran adalah: (1) minat, 2) sikap, 3) konsep diri, dan 4) nilai
  • psiko motorik adalah keberanian tampil yang dinanti-nanti.ranah yang berkaitan dengan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu
  • psiko kognitif adalah kemampuan pengetahuan
Saat ini yang dinilai dalam mencari pekerjaan adalah fortofolio, apa yang sedang anda kerjakan, apa prestasi anda, apa hasil karya kita dll. Bukan hanya kemampuan kognitif (pengetahuan) saja. 

Jika bisa saat pembagian raport jadi waktu untuk pameran karya siswa jangan hanya membanggakan nilai raport saja. sehingga ada kebanggaan hasil kerja /hasil penelitian yang dilakukan.

4.Setiap anak cerdas dengan multiple intelligence



Re-definisi kecerdasan : kebiasaan, perilaku yang diulang-ulang

  1. Creative ialah menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang lain, atau menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Menurut Shadiq (2010), kreatif adalah gagasan terhadap konsep dan rencana untuk kemajuan, gagasan ini dibutuhkan dalam pemikiran dan juga hasil karya seseorang di dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang sedang berkembang.
  2. Problem solving adalah sebuah kemampuan untuk mencari solusi atas segala halangan dari tujuanmu. 

  • Kecerdasan itu tidak bisa dinilai dengan angka-angka tapi harus dengan kreatifitas
  • saat pemberian stimulus itu tetap maka akan memunculkan kompetensi anak kita. Jadi sebenarnya yang membuat anak tepat kompetensinya jika kita memberikan stimulus yang tepat.
  • 8 kecerdasan multiple intelligences
  1.  Linguistik (bahasa)
  2. Mathematic logis (Matematika)
  3. Spesial visual)
  4. Special visual (angka dan logika)
  5. Musical (musik)
  6. Kinestetis (bergerak)
  7. Interpersonal (bergaul)
  8. Naturalis (alam)
Kecerdasan anak kita  tidak terkait dengan

  1. kondisi fisik misalnya autis, pasti memiliki kelebihan
  2. kondisi otak tidak bisa diwakili oleh hasil ulangan. karena otak terdiri dari komponen inti dan stimulus yang tepat yang menghasilkan kompetensi anak
  3. hasil tes standar. Terkait dengan hal berikut :

  1. Stimulus tepat
  2. Kreativitas
  3. Problem solving
5. Guru dimasa online dan pandemi ini harus  memiliki kemampuan teknologi dan multi media. Teknologi sekarang ini hioer friendly, makin mudah, modalnya tinggal pencet-pencet saja. kalau sulit pasti akan ditinggalkan. Tingkatan guru :

  • Medium teacher
  • Good teacher
  • excelence teacher
  • inspiring teacher  (gurunya manusia)



Tanya Jawab.

1. Bapak Muhammad Salimi

Pertanyaan :

  • Bagaimana kita menggali kemampuan anak, sedangkan kegiatan yang kita lakukan adalah kegiatan skill. Misalnya seorang guru ngaji yang hanya menggali skill khusus tidak skill yang lainnya.
Jawabannya:

  • Maka yang harus kita lakukan adalah mengangkat kelebihannya dulu, gencarkanlah yang kuatnya dulu, inshaallah yang lemah akan mengikuti. Jadi nomor satunya kita mulai dari kelebihan-kelebihannya yang diangkat.
2. Ibu Sunarmi

Pertanyaannya

  • Bagaimana menghadapi karakter yang salah kaprah karena teknologi?
  • Bagaimana  cara mengubah karakter siswa yang sama dengan orangtuanya?
Jawabannya:

  • Solusinya dari anak kita, agar anak kita belajar menyaring keterampilan literasi digital, jangan sampai anak memiliki perpustakaan pornografi di otaknya.
  • Jadi orangtua sekarang hingga tahun 2030 ini akan sulit membentuk karakter siswa karena orangtua saat ini memang kadang kurang menanamkan karakter terhadap anak kita. Oleh karena itu kita harus menyamakan persepsi paradigma guru dan orangtua dalam membentuk karakter siswa. Makanya perlunya kegiatan parenting dan lain-lain di sekolah agar orangtua tidak salah memahami cara pembentukan karakter siswa. Jadi saat kita menerima murid 50 orang di tahun ajaran baru, maka sebenarnya kita menerima 150 karakter karena ditambah orangtua siswa kita

3. Ibu I.S Agustiany Agoestin

Pertanyaannya:

  • Apakah guru perlu pembentukan karakter juga, karena guru juga ada yang like dan dislike
Jawabannya :

  • Perlu agar setiap guru mampu mengembangkan dirinya


4. Ibu Umi Agus Farida

Pertanyaannya:

  • Bagaimana pembelajaran digital di daerah terpencil yang sulit mengerti pentingnya pembelajaran teknologi?
  • Sebenarnya memang jaringan kuota segala macam adalah tanggungjawab pemerintah dan gawai menjadi tanggung jawab sekolah dan orangtua dan penguasaan digital dari gurunya

5. Ibu Maf Ula

Pertanyaannya :

  • Anak belum bisa membaca sedangkan sebentar lagi masuk SD bagaimana mengatasinya?
Jawabannya :

  • Munculkan dulu kelebihannya, kekurangannya nanti dipelajari sambil berjalan

6. Ibu Munawaroh 

Pertanyaannya :

  • Bagaimana jika gurunya sudah profesional tapi masih dibuli orangtua?
Jawabannya :

  • Orangtuanya yang harus diberi pengajaran karakter

7. Ibu Tutik Haryani TK Karang Tengah

Pertanyaannya :

  • Bagaimana cara mengatasi anak SMP yang kecanduan gadget untuk games?
Jawabannya:

  • Berikan pengetahuan tentang literasi digital sehingga anak mengerti mana yang sesuai dengan dirinya dan mana yang tidak jangan sampai otak anak dijejali dengan menu-menu pornografi


Simpulannya "Jadilah guru manusia yang memiliki hati dan pikiran positif terhadap semua siswanya sehingga  mereka merasa nyaman. Peran guru jangan sampai  tergantikan oleh gadget yang membuat siswa merasa lebih nyaman dalam mencari informasi dan pengetahuan."

6 komentar:

  1. Terimakasih tips untuk mengatasi siswa yang kecanduan gadget

    BalasHapus
  2. Semoga kita bisa menjadi guru manusia yang dapat menjadi inspirasi bagi semua🙏

    BalasHapus
  3. Paparannya begitu runtut dan rapi. Mantap. 👍👍

    BalasHapus

fiorentia viviane lesmana